Goa Napalicin terletak di
Desa Napalicin, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara),
Provinsi Sumatra Selatan. Anda harus mencapai kota Lubuk Linggau terlebih
dahulu untuk menuju Goa Napalicin. Lubuk Linggau berjarak sekitar 350 km dari
kota Palembang. Lubuk Linggau juga bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 150
km dari kota Bengkulu.
Jika Anda memasuki kawasan Goa Napalicin, Anda akan disuguhi
dengan nuansa bebatuan alami. Gua ini memiliki pintu masuk seluas sekitar 15
meter. Setelah melewati pintu masuk gua, Anda dapat melihat bagian lantai
dinding dan atas gua yang berbentuk stalagtit dan stalagnit. Anda dapat
mengamati langsung stalagtit dan stalagnit yang terbentuk secara alami sejak
ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Setelah mencapai Lubuk Linggau, Anda harus menempuh lagi
perjalanan darat sejauh sekitar 135 km sebelum bisa menikmati objek wisata ini.
100 km jalan pertama merupakan jalan mulus Jalan Lintas Sumatera, namun 35 km
selanjutnya adalah jalan berbatuan dan tanah sehingga jarak dari Lubuk Linggau
ke Goa Napalicin harus ditempuh selama sekitar lima jam.
Jika Anda memasuki kawasan Goa Napalicin, Anda akan disuguhi
dengan nuansa bebatuan alami. Gua ini memiliki pintu masuk seluas sekitar 15
meter. Setelah melewati pintu masuk gua, Anda dapat melihat bagian lantai
dinding dan atas gua yang berbentuk stalagtit dan stalagnit. Anda dapat
mengamati langsung stalagtit dan stalagnit yang terbentuk secara alami sejak
ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Sejak didirikan tempat peristirahatan “Rawas River Lodge” atau
dalam bahasa Belanda Rawas River-Lodge bij het dorpje Surulangun, in het Zuid
Sumatraanse tropische regenwoud, perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten
Musi Rawas sungguh sangat menjanjikan. Dalam kurun 1992-1998, ribuan wisatawan
berkunjung ke Goa Napalicin. Bahkan, Kecamatan Ulu Rawas dan Rawas Ulu menjadi
kawasan wisata yang paliing ramai kedua setelah Pulau Bali.
Menurut legenda yang dipercaya warga setempat, dulunya bukit
tersebut adalah sebuah kapal yang terdampar. Kemudian seorang pengembara
bernama Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah melewati daerah itu. Melihat kapal
terdampar, Si Pahit Lidah berusaha naik ke atasnya namun tidak berhasil. Si
Pahit Lidah lalu bersumpah, dan kemudian sumpah itu membuat kapal berubah
menjadi batu.
Goa Napalicin berada pada ketinggian sekitar 20 meter dari
jalan, sehingga Anda harus sedikit berjalan menanjak untuk mencapai pintu masuk
Goa Napalicin. Setelah memasuki gua itu, Anda akan melewati lorong sepanjang
1,5 kilometer. Lorong itu menghubungkan empat bukit, yaitu Bukit Batu, Bukit
Semambang, Bukit Payung, dan Bukit Karang Nato. Lorongnya tidak luas, sehingga
Anda harus merunduk, bahkan tiarap, agar bisa melewati lorong tersebut. Jarak
bukit itu dari ibu kota kecamatan sekitar 12 km, melalui jalan darat maupun
sungai. Hingga kini, di dalam Goa Napalicin masih tersimpan sejuta misteri.
Di bagian depan, wisatawan akan disuguhi budaya setempat berupa
tarian dan lagu daerah. Diiringi dengan biola, seorang tetua akan menghibur
pengunjung disertai anak-sanak yang membawakan tarian penyambutan tamu. Setelah
memasuki lorong-lorong gua, titik-titik air dari atas gua mungkin akan mengenai
tubuh Anda. Sesekali kelelawar akan beterbangan. Pada beberapa bagian gua
memang gelap sehingga warga setempat memasang beberapa obor bambu. Di bawah
cahaya temaram, keindangan berbagai sisi gua makin berbinar.
Berbagai bentuk stalagnit dan stalagtit bisa terlihat di dalam
gua. Anda butuh lebih dari empat jam untuk menikmati seluruh pemandangan di
berbagai sudut gua. Pada beberapa bagian, cahaya menembus gua, terutama antara
bukti yang satu dengan bukit yang lain. Celah-celah batu membiaskan bentuk
artistik.
Selamat Mengunjungi………………
ini salah satu video perjalan menuju Goa Napallicin kecamatan Ulu Rawas kab. Muratara Sum-Sel.
No comments:
Post a Comment