be a good moeslim and dies as suhada

Date

Sunday 26 May 2019

Kaos kaki sobek wasiat sang ayah

                                              https://inmotivasi.blogspot.com/2015/05/kisah-kaos-kaki-sobek-warisan-ayah.html

Alkisah seorang kaya raya sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak-anak tercintanya.

Beliau berwasiat:
Anak-anakku, jika ayah sudah dipanggil yang Maha Kuasa, ada permintaan ayah kepada kalian:

"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan ayah walaupun kaos kaki itu sudah robek, ayah ingin memakai barang kesayangan yang penuh kenangan semasa bekerja di kantor ayah dan minta kenangan kaos kaki itu dipake bila ayah dikubur nanti."

Singkat cerita, akhirnya sang ayah wafat. Saat mengurus Jenazah dan saat mengkafani, anak-anaknya minta ke pak modin untuk memakaikan kaos kaki yang robek itu sesuai wasiat ayahnya.

Akan tetapi pak modin menolaknya:
"Maaf secara syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat."

Terjadi perdebatan antara anak-anak yang ingin memakaikan kaos kaki robek dan pak modin yang juga ustad yang melarangnya.

Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus notaris keluarga tersebut.

Beliau menyampaikan: "Sebelum meninggal bapak menitipkan surat wasiat, ayo kita buka bersama-sama siapa tahu ada petunjuk."

Maka dibukalah surat wasiat almarhum untuk anak-anaknya yang di titipkan kepada notaris tersebut.

Ini bunyinya:
"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki robek kepada mayat ayah"

"Lihatlah anak-anakku, padahal harta ayah banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah dan sawah dimana-mana, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika ayah sudah mati."

"Bahkan kaos kaki robek saja tidak boleh dibawa mati."

"Begitu tidak berartinya dunia, kecuali amal ibadah kita, sedekah kita yang ikhlas."

"Anak-anakku, inilah yang ingin ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan dunia yang sementara."

"Salam sayang dari Ayah yang ingin kalian menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridho Allah."
********

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Aamiin.

Saturday 25 May 2019

Beli surga dengan Memaafkan


Suatu ketika para sahabat sedang berkumpul di sekitar Rasulullah SAW, mereka melihat suatu pemandangan yang aneh. Tiba-tiba saja mereka melihat Nabi SAW tampak bersedih dan mata beliau berkaca-kaca seolah akan menangis. Tetapi tidak berapa lama kemudian, tampak wajah beliau berbinar-binar gembira, bahkan beliau tertawa sehingga kelihatan dua gigi seri beliau.
Para sahabat penasaran, tetapi mereka malu untuk bertanya, sampai akhirnya Umar yang memang cukup kritis, berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau tampak menangis, kemudian tertawa??” 
Nabi SAW tersenyum melihat wajah-wajah para sahabat yang tampak keheranan sekaligus penasaran. Kemudian beliau berkata, “Sungguh ditampakkan kepadaku suatu pemandangan di saat ditegakkan pengadilan Allah (yakni, yaumul hisab, hari perhitungan) …..!!”
Kemudian beliau menceritakan, bahwa ada dua orang dari umat beliau yang menghadap Allah SWT. Salah satunya mengadukan temannya, ia berkata, “Wahai Allah, ambilkanlah untukku, kedzaliman yang dilakukan saudaraku ini (padaku)!!”
Maka Allah berfirman kepada orang yang mendzalimi tersebut, “Berikanlah kepada saudaramu kedzalimanmu itu (yakni kebaikannya, untuk menebus kedzaliman yang telah dilakukannya saat di dunia kepada saudaranya itu)….!!”
“Wahai Rabbi, bagaimana aku bisa melakukannya sedangkan aku tidak (lagi) memiliki kebaikan sedikitpun!!” Kata Lelaki yang dzalim itu. 
Allah berfirman kepada lelaki yang menuntut tersebut, “Bagaimana engkau meminta darinya, sedangkan ia tidak memiliki lagi kebaikan sedikitpun…!!”
“Diambilkan dari keburukan-keburukanku, ya Allah, dan pikulkanlah kepada dirinya…!!”
Memang seperti itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dosa atau kedzaliman yang berhubungan dengan manusia (termasuk hutang), tidak cukup hanya dengan bertobat kepada Allah. Harus diselesaikan (dihalalkan) dengan mereka ketika masih hidup di dunia. Jika tidak, kejadiannya akan seperti yang diceritakan Nabi SAW tersebut di atas. 
Ketika melihat pemandangan itulah Nabi SAW merasa bersedih dan hampir menangis melihat keadaan umatnya yang memilukan tersebut. Reaksi beliau yang seperti itu dilihat oleh para sahabat tanpa tahu penyebabnya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Itu adalah hari yang agung, di mana pada hari itu setiap orang membutuhkan adanya orang lain yang dapat memikul kesalahan-kesalahannya….!!”<;br />
Tak lama kemudian Nabi SAW meneruskan cerita beliau, bahwa dalam keadaan seperti itu, Allah SWT berfirman kepada lelaki yang mengajukan tuntutan, “Angkatlah kepalamu, dan lihatlah!!”
Lelaki tersebut mengangkat kepalanya dan ia melihat pemandangan yang menakjubkan, kalau sekarang ini bisa digambarkan seperti melihat tayangan televisi raksasa, yang membuatnya terpana kagum. Ia berkata, “Ya Rabbi, saya melihat kota-kota yang bangunannya bertatahkan perak dan emas. Untuk nabi yang manakah ini? Untuk orang setia yang manakah ini? Untuk orang syahid yang manakah ini??”
Allah berfirman, “Itu semua untuk orang yang mampu membayar harganya!!”
“Siapakah yang mampu membayarnya, ya Allah?” Tanya lelaki itu.
“Engkau mampu membayarnya!!”
“Dengan apa saya harus membayarnya, ya Allah?”
“Dengan memberi maaf kepada saudaramu!!” 
Segera saja lelaki penuntut tersebut berkata, “Ya Allah, saya telah memaafkan dirinya!!”
Dalam riwayat lain disebutkan, setelah lelaki itu memaafkan temannya, Allah berfirman kepadanya, “Gandenglah tangan saudaramu itu, dan ajaklah ia masuk ke surga yang telah menjadi milikmu tersebut!!”
Ketika melihat pemandangan tersebut, Nabi SAW menjadi gembira dan beliau tertawa sehingga terlihat dua gigi seri beliau, reaksi yang dilihat oleh para sahabat tanpa mereka mengetahui penyebabnya. Selesai menceritakan semua itu, Nabi SAW bersabda, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan antara kalian. Sesungguhnya Allah menghubungkan antara orang-orang mukmin…!!”

Friday 17 May 2019

katakanlah wahai senja yang suram




Katakan pada...
senja yang menyuram!

pada kabut yang telah menghitamkan
cakrawala
saat jingga telah kehilangan warna
dan langit pun tak lagi memerah
jua diantara tembang serak buana

katakanlah
pada jiwa yang gelisah....

pada sunyi yang manakah dia harus berdiam
saat hening telah begitu menggetarkan
saat tirta bening jua sudah berjatuhan
dan menetes kedalam sukma kehidupan

katakanlah....

pada waktu yang manakah dia harus menunggu
saat banyak musim telah datang serta berlalu
saat lidah pun sudah terbungkam kelu
dan tak dapat lagi mengatakan"aku rindu

katakanlah....

pada sajadah manakah dia harus berdoa
saat air matanya telah menjadi suara jiwa
saat malam tak dapat menjawab tanya
dan terbungkam karna nyanyiannya

katakanlah
wahai senja yang suram....

pada setiap kabut yang telah kau taburkan
pada setiap ranting yang telah kau patahkan
pada mentari yang telah kau tenggelamkan
dan pada langit yang telah kau hitamkan

katakanlah...

walaupun air mata akan berubah jadi darah
saat kata menjadi pedang yang membuat jiwa binasa
biarkan saja kematian datang padanya
karna hidup dan mati bukan lagi apa-apa

katakan
wahai senja yang suram
katakanlah
dan jangan kau diam


http://penyairturin1897.blogspot.com/2014/08/katakanlah-senja-yang-suram.html