be a good moeslim and dies as suhada

Date

Showing posts with label cerpen. Show all posts
Showing posts with label cerpen. Show all posts

Saturday 28 December 2019

1 PANGGILAN TAK TERJAWAB




malam itu sekitar pukul 20.30 aku sedang dalam perjalan menuju suatu tempat keramaian. tempat yang akan mungkin menghilangkan rasa jenuhku 2 hari terus-terusan memelototin layar monitor dikamar untuk melengkapi data siswa yang portal webnya yang selalu bikin baper dengan gangguan internet access.

setelah siap semua kamipun berangkat,  kami disini maksudnya saya dan kawan-kawan,  memang sengaja ramai-ramai biar membaur dengan yang lainya. kurang dari 15 menit kami sampai di rumah pengantin yang penuh keramaian, dengan sedikit gerogi saya mengajak kawan-kawan masuk kerumah pengantin. karena rumah pengantin ini adalah masih keluarga dekat denganku otomatis saya selaku tuan rumah juga.  kehebatan masyarakat disini sangat ramah dibanding dengan tempat-tempat lain kami di sambut dan disuruh masuk kerumah. kamipun dengan sedikit canggung dan masuk kerumah.

5 menit aku duduk sambil bertata sapa dengan orang-orang sekelilingku yang ku kenal betul orang-orang itu. ada sahabat waktu SMP, ada sahabat main Volly dan ada siswaku juga karena kebetulah aku mengajar di sekoalah menengah pertama di desa ini. sesaat mata dan rasaku seolah tak percaya setelah seketika melihat ke sudut kanan dari tempatku duduk. aku masih terperangah aku kenal betul dia adalah “diyan” mantan kekasih yang masih ada di hati dan belum terganti dengan sosok wanita lain sampai saat ini. sesekali aku memalingkan penglihatanku kepadanya tapi seketika ia seperti melihat ke arahku aku secepat mungkin mengalihkan penglihatanku kembali.

Diyan dia manis, natural dan energy setiap aku membaca dan mengigatnya memang kami sebelumnya jadian lewat jejaring WhatsApp kita cmah bertahan beberapa hari dan berakhirpun lewat jaringan yang sama tragis memang. tak perluku cerita lagi mengapa kita berakhir karena telah ku buat di kisah cerita sebelumnya.

tak berapa lama kemudian aku mengeluarkan Handphone dari saku celanaku dan kubuka Handphone ku, dengan rasa kurang percaya satu panggilan tak terjawab dari orang yang aku cinta selama ini yang namanya masih tersimpan rapih di dalam hatiku. yaaaa memang benar aku masih sanggat mencintainya terlepas dia mungkin sudah benci, melupakan atau apapun itu yang peting malam ini aku bisa sesekali melihat dia dari dekat.

sekali lagi aku berpaling untuk melihatnya dengan bola mata yang tajam berbinar memberontahkan hati ku untuk tetap terus menatapnya walaupun diyan tidak mempedulikan pandanganku. satu doa takterarah dari ku “tuhan tunjukan jalan jodohku kepadanya”.  doaku memang simple danmungkin dan takmungkin terwujud karena ia benar-benar telah melupakanku. karena benar klise yang ia katakan dulu aku pembohong, aku kurang dan aku tidak punya segalanya. terlepas dari rasanya kepadaku aku sangat bersyukur malam ini bisa melihatnya dengan rasa yang masih sama “masih mencintainya”.
satu jam berlalu tamu-tamu pengantin wanita mulai satu-persatu meninggalkan rumah pengantin untuk pulang kerumah masing karena malam telah menujukan pukul setengah sepuluh. termasuk gadis yang sedari tadi yang pandanganku kupersembahkan kepadanya, diyan mulai berdiri dan menuju pintu rumah untuk keluar dan pulang. dengan nada di hati aku katakan sampai jumpa sayang( eittt itu dalam hati yaaa).

tak berselang lama kami juga bergegas pulang, sesampai dirumah ku kirim pesan untuknya yaaa sekedar nanyai yang biasa-biasa seperti kapan pulang dan kapan pergi lagi, maklum dia masih melanjutkan studynya. cukup panjang dan masih banyak yang ingin aku curahkan tapi tiba-tiba dia sepertinya off dan mematikan Handphone nya karena pesan yang aku kirimkan sudah tak terkirim lagi.

mungkin ia menganggap gak perlu berlama-lama, gak penting pesan dariku atau dia hanya memberi ku hiburan semata kepadaku. padahal banyak hal yang ingin kumulai lagi tapi itu mungkin hanya mauku dan dia hanya menganggapku pendosa dan pengaganggu di seharinya. tapi terlepas dari perasangka tadi terimah kasih telah menampakan paras anggun dan binar sayu matamu dimalam ini semoga ada waktu yang menentukan dan tuhan menakdirkan aku bisa bertemu lagi mungkin sampai memiliki.  terimakasih lebih lagi satu panggilan tak terjawabnya berkat itu aku berani mengirim pesan dengan mu jangan lupa titip salam dengan keluargamu.


***wait next story***


Tuesday 26 November 2019

Bait semu pengantar rindu

by. selamat permono

Terik lagu kupetikan lewai senar penyambung kalbu
Niat terbiat teriakan makna kata cinta bertuturkan naluri
Asa tertutup dan terhapus oleh napsu
Rasapun telah kebal oleh secarik gambar indah nan tusukan kalbu

    Bintang kini berjatuhan berbarengan November pengantar hujan
   Awan terang dan lagit biru telah mengkilap lesu berganti samar gemuruh
    Benih-benih asa dulu telah mati berganti  kesekian kali
    Samar dan terus semakin temaram sekian setiap penghujung terang

       Kita memang tak ditemukan oleh keberuntungan
       Kita tak juga harus terhalang oleh nasib dari tuhan
       Kita memang tak berakhir dengan tercucuran keindahan
       Kita tak perlu juga berpantun sedih lewat kesalah pekaan

           Mentari memang telah menjadi senja yg akan terbenam
           Bulanpun akan berakhir dengan datangnya fajar penjelang siang.
           Biar begitu adanya asal jangan begitu apa adanya
           Biar begitu sedih awalnya jangan pulah begitu pilu di akhirnya.

              ia memang mati asa tapi tidak untuk mati rasa
              ia memang mati ilusi tapi belum harus kehilangan naluri
              yang hilang akan berganti seiring hari
              dan yang pergi akan tau kemana ia akan kembali.
                                 
                                          "teruntukmu bait semu pengantar rindu"


Monday 22 April 2019

Aku masih mencintaimu



Saat ku berjalan melewati rumahmu, tak hayal diriku sekilas memikirkanmu dan mengingatmu dalam benakku, kucoba melupakan mu tapi apalah daya sebenarnya aku masih mengharapkanmu. Kau adalah orang yang sangat berarti dalam hidupku.
Ingatkah kau kisah kita saat SMA, kau begitu bersinar di kelas baik dalam hal pelajaran, kebaikanmu, serta kecantikanmu sehingga namamu termasyur diseluruh sekolah. Dirimu adalah cinta pertamaku yang selalu kependam dalam hati, aku tahu bahwa aku orang yang tidak sepatutnya mencintaimu, diriku hanyalah orang biasa, tidak sepandai dirimu, tidak setampan yang kau harapkan. Namun ternyata kenyataannya adalah bahwa engkau memendam benih cinta terhadapku. Aku sangat bahagia dan merasa orang paling beruntung didunia saat cinta ini tak bertepuk sebelah tangan, serta mengetahui bahwa orang yang mencintaiku itu tulus dari hatinya, dia tidak menilaiku dari fisik melainkan hati.
Kau adalah orang yang amat sempurna dimataku, kau adalah orang yang berusaha membuat pasangan nyaman bersamamu. Ku ingat saat aku berkata “kau sepertinya cantik dengan rambut pendek”, dan keesokan harinya aku terkejut bahwa kau memotong rambut panjangmu yang indah, padahal perkataanku itu hanya sekedar main-main saja. Kau pun berusaha menyukai warna kesukaanku yaitu ungu, padahal aku tau kau suka warna merah mudah. Dan pernah ku berkata “sayang, jikalau kau mengenakan jilbab, pasti aura kecantikanmu akan lebih terpancar”, akupun tak menduga keesokan harinya dirimu ke sekolah dengan penampilan yang sangat berbeda, kau menguatkan tekadmu demi mengenakan jilbab. Aku begitu salut padamu.
Pernah suatu ketika saat sebuah masalah besar menghampiriku, semua orang mencela dan menjauhiku, padahal itu bukan kesalahanku. Namun engkau datang dan mendampingiku menghadapi masalah tersebut, kau selalu hadir disaat aku membutuhkanmu, kau pun terus percaya padaku.
Lamanya kita menjalin hubungan sekitar 2 (dua) tahun dan aku tetap nyaman bersamamu. Namun ketika tamat sekolah dan mulai bekerja di sebuah Perguruan Tinggi Negeri menjadi pegawai, kita mulai jarang berkomunikasi, jarang bertemu dan bertatap muka serta bercanda ria berbagi kebahagian. Semua itu terjadi disaat aku mulai meniti karir, aku sibuk dengan perkerjaan yang bertumpuk dihadapanku.
Suatu hari muncul pertanyaan darinya,
“sayang.. kenapa sayang sibuk sekali, apakah keasikan bekerja sehingga lupa denganku?.. kenapa tak mengabariku?.. apakah sayang sudah lupa denganku?..”
Aku pun menjawab dengan alasan pekerjaan sangat banyak dan harus segera diselesaikan, namun setelah selesai muncul lagi pekerjaan baru.
Aku merasa tak tega terhadapnya, dia selalu perhatian namun aku selalu mengabaikannya karena disibukan dengan pekerjaan ini. Sempat terpikir olehku untuk mengentikan sejenak hubungan yang yang telah lama kami bangun layaknya seperti cuti kerja. Pikirku pun fokus bekerja dulu mengumpulkan modal buat merancang kehidupan kedepan.
Namun aku melakukan sebuah kesalahan fatal yang tak pernah kuduga dan membuatku patah arah.
Aku bertemu dengannya dan menjelaskan bahwa kita sebaiknya menghentikan sejenak hubungan kita, namun aku berjanji akan datang dan merangkulmu lagi dalam kehidupanku. Namun saat dia tidak menyetujui dengan keputusanku, dia pun bertanya “apakah sayang memang benar-benar sayang kepadaku?”. Aku pun hanya diam terpaku padahal dalam hati ini teriak kecang bahwa aku mencintaimu namun tak keluar dari mulut ini.
Setelah kejadian itu aku pun hilang kontak dengannya baik nyata maupun maya. Akupun mulai melanjutkan pekerjaanku yang harus diselesaikan tepat waktu. Hari-hariku selalu dipenuhi banyak kertas dan coretan pena sehingga tak sempatnya diriku mengabari keadaanku serta tak sempat bertanya bagaimana keadaanmu. Lama aku tak mendapat kabar dari dia sang pujaan hati.
1 (satu) tahun tak terasa waktu berjalan dan kami hanya sekedar berhubungan lewat sms walaupun itu sangat jarang. Aku terkejut saat menerima pesanmu yang berisikan undangan pernikahan, tak hayal aku langsung merasa hilang nyawa, bagai tenggelam didalamnya samudra dan tak bisa bernafas.
Setelah kukuatkan diriku, kutemui dirinya dan bertanya kenapa kau lakukan ini terhadapku, padahal aku bekerja dan mengumpulkan uang buat modal kita kedepan merancang masa depan. Dia pun menjelaskan bahwa di sebenarnya selalu mengharapkanku dan berharap aku menjadi pendamping hidupnya. Namun semua itu sirna ketika dia bertanya “apakah sayang memang benar-benar sayang kepadaku?” dan aku tak merespon pertanyaan itu.
Betapa bodohnya diriku membiarkan orang yang kusayangi akan menjalani hidupnya dengan orang lain. Dan betapa bodohnya diri ini tak mampu menjawab pertanyaan itu yang menyebabkan  menggantungnya sebuah hubungan. Salahnya aku kenapa diri ini tak mampu menjadi orang yang romantis terhadap sang kekasih. Kenapa aku mengabaikan orang yang sudah jelas memperhatikanku. Namun aku telah terlambat selambat-lambatnya. Aku sangat amat menyesal.
Setelah kejadian itu, seminggu kemudian dia melakukan ijab kabul dengan orang lain dan aku hanya dapat menahan air mata saat menyaksikan kejadian itu. Aku tak kan pernah melupakan orang yang pernah mengisi jiwa direlung hati ini.
Saatku melintas didepan rumahmu, kulihat kau sedang bercanda gurau dengan suamimu. Muncul pikirku yang berharap bahwa suamimu pergi meninggalkanmu dan aku dapat mengisi dan menjadi pengganti suamimu. Apakah salah aku berharap begitu?, apakah aku salah berharap dapat mengulang waktu dan memperbaki semua kesalahan yang telahku buat?,  dan apakah aku salah ingin bersama orang yang dulu pernah kucintai sampai sekarang?.
Aku masih sangat teramat mencintaimu. Salahkah aku masih mengharapkanmu?
Sumber:
https://www.kompasiana.com/mamanisss/550a2962a33311806d2e39f6/salahkah-aku-masih-mengharapkanmu

Sunday 31 March 2019

14teen days in love


14teen days in love


Cinta membawa asmara dan ketika cinta itu benar kasmaranlah yang akan terbumbuhi gelora bahagia, begitupun sebaliknya. Bukanlah kebahagiaan jika akhir cinta tanpa pernikahan.
Bersama gunda semua tertera, kisa yang mungkin aku yang merasakanya, atau bagian dari yang lainpun pernah. Inilah mengapa aku tak mau sedikit lebih dalam mencintai karena harapan pada akhirnya akan berujung pada titik yang akan menungguh jawaban.
Selamat malam wanita ku….



Kata pertama yang terucap selamat malam wanitaku, kata ini bagai membakar gelora tertujuh kepada seorang gadis yang baru berani ku dekati setelah hampir 3 tahun aku mencoba memendam asa bahwa aku menyukainya. Kata cinta mungkin akan terlalu cepat jika aku utarakan saat ini. Dia baru barani ku dekati kurang dari satu minggu tapi asa ini seolah memandang satu titik dan di setiap titik itu sama aku menyukainya.
Tapi aku sadar cinta tidak secepat itu, biar ia mengalir dengan lembut dan mengayun sendu hingga saatnya rasa ini akan mengeluarkan geloranya.
Seminggu belakangan ini aku yang baru mendekati mempunyai kebiasaan baru chaating, video call sampai stalking Facebook sampai watshapp nya. Ini memang terlalu lucu untuk seumuranku masih menyukai dengan cara ini, tapi sudahla aku nikmati saja.
Aku dan dia sering bercerita di ujung malam dan di awal fajar, aku seolah punya semangat baru penambah gelora bahagia sehari-hari. Sampai pada suatu pertengahan malam aku berani mengutarakan perasaan ku pada wanitaku ini walau hanya by phone tapi tak ada yang ku kiasankan atau aku bohongi dari setiap kata perasaan yang aku utarakan. “aku menyukaimu jauh dari sebelum saat ini tapi aku baru berani mendekatimu saat ini, mau tidak jadi pacarku? Dan aku berharap jawabanmu hanya satu yaitu mau.” Tapi dengan lembut ia menjawab beri aku waktu 2 minggu untuk jatuh hati kepadamu dengan alasan dia tak mau kecewa seperti cintanya sebelum ini. Aku tertunduk setengah lesu dan semangat dan aku iyakan aku akan menungguh dua minggu itu.
Dua minggu yang di janjikan memang cukup lama bagi aku yang memendam rasa dan perlu jawaban, tapi dia pun sangat benar bahwa cinta perlu waktu untuk jatuh hati. Tapi jauh dari itu aku sangat berterimah kasih pada hati ini yang bisa sesabar ini menungguh balasan cintanya.
Lepas dari itu kita sering chaating walau memang kadang seperti dia tak niat untuk membalas karena paling balasan darinya iya, iy, heem, bahkan hanya emo tertawa. Tapi tak apalah yang jatuh hatikan aku sedangakan dia belum wajar dia seperti itu.
7 day after, tujuh hari berlalu aku meyakinkanya belum ada tanda ia akan menerimahku. sampai pada suatu sore pukul 16.00 aku dengan pasti melihat dia pergi dengan pria yang kemudia dia katakana kalau pria itu temanya. Hati ini setengah hancur tapi aku usahakan kuat memang sempat terpikir untuk berhenti menyakinkanya tapi aku serasa seperti pecundang karena lari dari janji 2 minggu mengguh jawaban darinya. Kembali ku kuatkan hati untuk menyakinkanya walau mungkin wanitaku tak percaya bahwa aku sempat lemah meyakinkan cintaku padanya.
Aku memang mencintai dengan caraku memang kadang konyol tapi inilah yang bisa aku perbuat, tapi yakinlah ada saatnya semua kuperjuangkan untukmu sampai napas ini akan milikmu. Percayalah aku meberi semua yang aku miliki meskipun itu sedikit tapi akanku perjuangkan lebih dan aku pastikan itu semuanya milikmu.
9 day after, Sembilan hari berlalu sampai dimana aku dan dia berada di tempat yang sama resepsi pernikahan sahabatku, memang kita di baris berbeda tapi mataku selau berpaling pada wajahnya tanpa ia sadar itu aku sangat bahagia malam itu dan rasanya malam berjalan sangat cepat tak seperti malam biasanya. Malam itupun berakhir dengan aku mengantarkan ia pulang kerumahnya. Esok harinya ku banguni ia dari tidurnya untuk mengigatkan sholat dan akupun bergegas mandi setelah mengigatnya. Karena hari ini aku banyak jadwal kegiatan yang harus ku selesaikan.
oase di hati itu tertumpah di cakrawala mengaliri
relung sanubari. warnanya bagai lembayung terbalut kasih.
adakah kaurengkuh kemilaunya?
dan dengarkanlah tarian segar itu,
dari jendela kaca berintik cahaya kaupadukan
mozaik rindu yang padang rindang.

aku tak mampu lagi mengisahkan
sajak rindu ini.
biar detak jam dinding, gerimis, dan isyarat
yang jadi kemilau fatamorgana.
dan tentu engkau
yang tak habis-habisnya memeluk majas mesra.

sajak rindu di gerimis pagi bulan Maret
merilis simfoni hati yang tertera pada reranting
di pelataran.
suaranya terdengar merdu di pematang senja.
ternyata ini realita bukan fatamorgana.
sisa jerit dan rintih pilunya
masih membayang di cakrawala.
dan tetap kunyanyikan bersama letupan doa
di penghabisan sepertiga malam

itulah sedikit sajak cintaku padanya, lepas dari itu aku lebih cinta dari cintaku yang ia tahu dan seandainya ia tau mungkin aku akan memberikan seluruh dan napas yang akupunya. Dan harapan aku yang terakhir aku dan dia menua bersama-sama dalam ikatan, aamiin.
11 days after, sebelas hari bagai menungguh hujan di matahari yang terik. Mustahil dan hanya tuhan yang bisa membuat terwujut sama halnya dengan perasaanku saat ini. Yaaa mungkin itu sedikit menggambarkan bagaimana semakin menjauhnya dia dari rasaku dan aku sangat sadar itu dan sempat kutanyakan
 “kok kamu dua hari terakhir datar dan sensitive dengan aku!
Ada hal yang salah atau kamu memberi isyarat bahwa aku harus mundur dan pergi?”
Jujur bagiku itu adalah kata yang akhirnya bisa aku keluarkan karena wanita yang ku harapkan kini bagai tak mengharap dan tak boleh tau apalagi mau tau tentang aku dan dia. Dan akhirnya dia hanya membalas chaatku
            “terserah kalau kamu mau mundur dan pergi,
     Cinta tak harus di paksa untuk datang,
     Cinta juga perlu pengorbanan bukan hanya kata-kata”
Membaca balas seperti tadi aku sedikit memutar rasa optimisku menjadi rasa malu dan nyadar diri. Sempat ku terusik di hati
“cinta tak serumit ini sayang, dan aku tak merasa memaksa, aku hanya meminta tau adakah sedikit rasa di hatimu ntentang namaku… hanya itu
Dan ini pendekatanku bukan pemujaanku terhadapmu, ada saatnya aku akan berjuan demi kamu, dan itu belum untuk saat ini.
Dan apa yang harus kuperjuangkan kalau yang diperjuangkanpun tidak pernah mau tahu.”
Karena aku telah berjanji selama dua minggu mencoba agar dia bisa jatu hati, akhirnya aku tetap dalam janji itu dan jujur dalam hati memang aku sangat masih mencintainya.
Sehari berselang jarak terasa semakin jauh dan apapun yang akan ku lakukan untuknya selalu akan berasa bersala terlebih 3 sampai 5 kali ku video call dan telpon nomor dia selalu dalam keadaan sibuk. Mungkin dia sedang dekat dan ada yang mendekatinya selain aku, entahhh apalah, memang kecewa tapi apa yang mau ku perbuat justru membuat aku semakin terpojok dan semakin salah.
                        Aku tau engkau memang elok nonan
                   Yang menyukaimu bukan hanya aku
                   Yang memperjuangkanmu bukan hanya aku
                   Yang mengharapkanmu juga bukan hanya aku
                   Apalagi yang menungguhmu juga pasti bukan hanya aku
                                      Makanya aku sadar diri tak harus berbuat berebihan
                                      Karena seperti apapun perhatianku pasti kurang
                                      Dan seperti apapun pengharapanku pasti kurang
                                      Biar aku merenung dalam kekurangan ini.

Terasa lama menungguh bukanlah sebuah acuan untuk menyerah. Menyerah hanya akan membuat kecewa tak beralasan.
Dan tepat malam ini adalah malam terakhir 14 hari penungguan jawaban. Kini tersisa hanya doa bukan rayuan ataupun kepandaian mengatur kata. Iya atau tidak adalah memang kata terakhir yang mau ku dengar, mungkin hanya sedikit alasan yang bisa menerimahku dan terlalu banyak alasan yang mungkin bisa menolakku.
Pukul 10 malam terlampaui tanpa sedikit tanda ia menerimahku, mungkin aku mulai menyadari mimpi ini terlalu tinggi dan apakah harus aku menyalahi mimpi?. Mungkin ia tenang dengan suasana sekarang.
                        Wanitaku rasa ini tak adil jika hanya seperti ini
                   Ini memang kurang dan bahkan terlalu sedikit
                   Tapi engkau adalah alasan dan semangat untuk
                   Meninggikan ini semua.


Aku galau dengan waktu, sampai cerita ini terbaca olehnya belum sedikitpun ia menjawab pertanyaanku “14teen days Before” apakah ia akan memutuskan untuk menolakku atau menerimaku dengan semua hal kecil yg mampu ku buktikan dan bisa jadi rasa ini akan tergantung tanpa sedikitpun kejelasan sesungguhnya.


Wednesday 13 March 2019

Terimahkasih asahnya



Senja menjadi tempat bagiku menghitung waktu. Menghitung sudah berapa kali matahari terbenam sejak rasa ini menghuni hatiku. Tapi kamu tak peduli pada hitungan waktuku. Bagimu, rasa ini hanya angin lalu yang menerpa jendela kamarmu.

Kamu tak mau tahu, sesulit apa aku menahan diri untuk tidak menghubungimu.
Aku selalu bertanya padamu, apakah aku mengganggu? Jawabanmu selalu sama, tidak. Tapi caramu meresponku begitu ketara. Kamu tak sebersemangat seperti minggu pertama kita berkenalan. Kamu berubah sedemikian rupa, sampai kukira kamu adalah orang yang berbeda.
Tapi kenyataannya kamu adalah orang yang sama. Orang yang menjatuhkanku kemudian menjauh tanpa mempertanggungjawabkan rasa yang terlanjur ada.
Bintang jadi pelarian bagiku untuk bertahan hingga larut malam. Saat orang lain bertanya kenapa aku tak kunjung menutup mata, kukatakan bahwa aku sedang sibuk menghitung bintang. Kenyataannya tidak. Aku sibuk menghitung detik, menunggumu mengucapkan selamat malam hingga tengah malam berlalu dan bintang memudar.
Kamu tak peduli seberapa gelisah aku menunggu. Kamu tak peduli seberapa sering aku mengecek ulang sosial mediamu. Kamu tak peduli seberapa rindu aku mendengar suaramu. Kamu tak peduli pada apapun. Kukatakan maupun kusembunyikan, sama saja. Bagimu perasaanku tak ada artinya.
Kucoba menjaga jarak, tapi tak bisa. Satu hari tanpa kabar darimu rasanya kosong tanpa makna.
Pantai adalah hiburan terakhirku saat kamu tak lagi menyapaku. Aku duduk di atas pasir sambil menatap sendu gulungan ombak yang menyentuh kakiku. Tidakkah kamu melihat luka yang terpantul di cermin mataku? Aku menyentuh pasir dan menggenggamnya erat, tapi tak berhasil membuat hatiku hangat. Aku berdiri dan mencoba menari bersama ombak, tapi bibirku gagal tersenyum.
Aku terduduk kembali. Kutaruh telapak tanganku di dada, mencari-cari luka yang tak berupa. Dia ada disana, masih disana. Sesak, aku tak tahu bagaimana cara mengatasinya. Aku tak bergerak dan menangis di tempat yang sama. Tanpa sadar, aku menunggumu di bibir pantai yang lengang. Berharap kamu datang seperti tokoh utama dalam dunia imajinasi.
Tapi kamu tak datang, kamu tak pernah datang lagi. Pertemuan kita begitu singkat dan kamu sudah melupakannya.
Tanpa ikatan, aku tak bisa memintamu memelukku dan menghapus air mataku. Tanpa ikatan, aku tak bisa mengadukan rasa sakitku karena merindumu. Tanpa ikatan, aku tak bisa menyalahkanmu atas luka di hatiku. Tanpa ikatan, aku tak bisa berharap lebih.
Harusnya dari awal aku menghindar, atau setidaknya berhati-hati. Tapi kamu tahu? Aku ini tuna asmara yang bodoh. Bisa-bisanya aku menaruh harap pada ketidakpastian yang kamu tegaskan. Bisa-bisanya aku menaruh asa pada hadirmu yang sejenak ada lalu tiada. Bisa-bisanya aku menyayangimu yang tak cukup peduli pada perasaanku. Bisa-bisanya, aku memimpikan kamu berhenti dan menetap bersamaku.
Harusnya dari awal aku sadar, bagimu aku hanyalah persinggahan. Bagimu, aku hanya pelabuhan untuk sejenak istirahat lalu melanjutkan perjalanan. Bagimu, aku hanya mercusuar yang menari-nari di pulau kosong, yang menarik di kejauhan, namun tak cukup berharga untuk di perjuangkan. Aku yang gagal membuatmu nyaman, kini hanya bisa mengais sisa kenangan.
Aku sampai pada titik dimana menahan hadirmu hanya membuatku lelah.
Pergilah, aku tahu kamu tak ingin menetap. Pergilah, aku tahu kamu masih ingin mencari. Pergilah, aku tahu kamu tak bahagia bersamaku. Pergilah, aku tak akan menahanmu. Segalanya akan baik-baik saja bagimu, hatiku tak akan mengganggumu. Bagiku, cinta itu sederhana. Ia memberi tanpa berharap diterima, ia ada tanpa perlu didekap keberadaannya.
Aku melepasmu, meski perasaanku untukmu tak tahu kapan surutnya. Entah kapan rasa ini lepas, tapi yang jelas kamu bebas.
Tentang harapanku yang sirna, buar kukemasi sendiri bersama puisi. Ia tak akan tercecer tanpa nyawa. Sisa kenangan kita biar kurawat baik-baik, kuputar ulang saat rindu menghampiri. Segalanya akan baik-baik saja, kecuali luka di hatiku yang entah kapan sembuhnya. Jangan khawatir, aku tak akan menyalahkanmu, tak juga menyalahkan cinta, tak menyalahkan keadaan, apalagi waktu yang mempertemukan kita. Aku sudah dewasa, biar kuhargai semuanya.
Hujan adalah peraduan terakhirku untuk menyendiri. Aku menangis bersama payung hitam yang tergeletak di kakiku. Hujan luruh menyapu wajahku, membersihkan air mataku tanpa henti. Aku menangis tanpa alasan, seperti aku bahagia mendengar suaramu yang juga tanpa alasan. Kuraba kembali luka yang tak berupa, dia masih ada disana. Bersama bahagia yang diam-diam kusisakan atas kenangan yang kau tinggalkan.
By Copied.

Friday 5 October 2018

Berakhir


Mulai sepertiga  malam ini, baris doa ku untukmu mulai tak ku biasakan lagi
Entah Ada berapa ratus atau bahkan ribu tetes air mata yang jatuh membasahi pipi
Saat baru saja tersadar dari kematian sementara, bahwa ternyata aku harus menerima kenyataan bahwa ini harus berakhir
Berakhir..


Kita memang tak pernah memulainya
Namun aku yang memulainya
Kita tak pernah menjalaninya
Namun aku berada dijalan itu

Ini tak sesemu yang ada dalam pikiran orang diluar sana
Bahwa hatiku selama ratusan hari ini terhitung sejak aku memiliki keyakinan terhadapmu
Yaa
Hanya padamu
Bahkan rasanya bola mata dan pikiran ini tertutup dari jalan kepada dan tawaraan jalan lainnya
Banyak kicauan diluar sana memintaku untuk sudahlah
Namun hatiku tetap memilihmu
Mulai kusematkan kau dalam baris-baris doa ku


Berani menyapamu pun aku nyaris tak berani
Jika ada sapa itupun tak lain rasa yng bercampur aduk harus sulit ku buat biasa lagi
Terlebih untuk lebih dari itu
Ku namai kau senjaku
Ku tulis setiap serutan jingga indah kau, aku dan diamnya kita dalam pena ku
Tak jarang rasanya tangan ini membeku jika bercerita pada setiap rangkaian katanya

Ku tau, mengenalmu mengajarkan ku banyak hal benar dan baik
Menyapamu, merindu, dan mengharapmu berbatas pada doa
Yaa... pada doa
Diam dan penjagaan mu secara tak langsung mengenalkan dan membuat ku mencari cara untuk menyampaikan setiap rasa
Dan doa adalah jalan yang ku pilih

Beberapa hari terakhir ini aku semakin sering menyebutmu dan memperbincangkanmu pada Allahku
Bahkan aku tak mengerti mengapa?
Dengan segala yakinku, aku percaya dan aku ingin terus berusaha
Dengan segala baik yang nyatanya ada

Namun akhirnya..
Mungkin ini jawabnya
Aku harus berhenti sampai disini
Ternyata ada beberapa baris diammu yang kini ku mengerti

Mungkin ini pula jalan untuk ku berhenti membuat satu dunia yang selama ini akulah pemain utamanya
Mungkin ini pula jalan bahwa imajinasi yang ku rangkai selama ini harus berhenti sampai disini

Bukan salahmu atau dia atau siapa pun
Tak ada yang salah dengan rasa ku, kau, dia atau siapapun
Semua memang harus berhenti sampaai disini

Kini baris doa itu harus ku biasakan untuk tak ku sebut lagi
Kini baris puisi itu mungkin tak lagi bercerita akan senjamu lagi
Kini maaf jika tunduk yang harus ku lalukan dihadapanmu,
Kini  maaf jika harus benar-benaar menjaga hatiku sendiri dengan segala  penjagaan yang ku punya dengan  diam atau bahkan tanpa sapaan
Bukan ku membenci
Itu tak akan

Namun aku bertanggung jawab atas senyumku dan diriku sendiri
Bukan tanpa alasan pula
Menghapus senja indah dalam anganku tak semudah itu
Berhenti mengganti sosok mu sebagai senja dalam angan dan bayangku selama ini teramat sulit
Berhenti menceritakan segala cerita, harap, dan senyumku kepada Allahku tentangmu itu tak mudah
Berhenti menceritakanmu pada malaikat tak bersayap yang ku namai bunda itu pun akan sangat sulit
Aku berhanti dan nyatanya harus belajar berhenti
Karena aku mengerti..

Thursday 5 July 2018

Memiliki kehilangan (cerpen)


                      chapter one(harapan baru)

 
       Embun masih membasahi bumi

        Fajarpun tiba mengiringi

        Matahari masih tetap bersinar

        takkalah cerah ikut menyelimuti

        Dan senjapun masih menyapa

        Takkalah mentari mulai tertunduk


Sore ini masih sama dengan sebelumnya cerah dan cukup berawan berbanding arah dengan hati ini yang murung seolah baru dihujani. Tertunduk lesu bukanlah sebua keinginan tapi lagi-lagi hatilah yang membuat suasana seperti ini, hati yang kecewa beberapa minggu yg lalu terdustai oleh hati yg di kasihi dan pilunya masih seperti baru terluka. Tapi sudahlah melupakan lebih baik daripada bertanya mengapa didustai biarlah hujan  membasahi untuk menyejukan yg sebenarnya kalau ia tak pantas untuk lama-lama menungguh hati ini. Dan berharap angin menghalaunya sejauh, mungkin juga akan ada pelangi yang akan datang menghibur dan mewarnai(harapan).


Yaaa.. kira-kira begitulah perasaan ku saat ini kurasakan tak ada yg membandingi sakit hati yg begitu dalam. Bertahan dan memperbaiki bukanlah hal terbaik dari melupakan. Kumulai membuka lembaran hidup yg belum terisi dan berupa agar kosong sesaat supaya nanti bisa kutulis dengan cerita yang abadi dan berakhir dengan indah. Bukanlah hal yang mudah melupakan hal yang di harapkan tapi sudalah terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dari pada berharap dengan pemalsu mimpi-mimpi(mantan).


Sore tepat pukul 16.00 seperti biasa karena lagi dillema akhirnya kusibukan diri dengan hal kecil dan berharap akan berhasil dengan besar yaa boleh dibilang berkebun hehehe maksudnya menyirami dan merawat bungan yang kuharapkan akan menjadi tempat orang memandang dengan indah kelak untuk melepas penat sehari-hari. Memang dua bulan terakkhir aku mulai memahami dan belajar tentang bungan dan cara merawatnya. Walaupu  bukanlah bunga yang mahal tapi lumayan untuk sekedar menyejukan hati nagi para penikmatnya.


Sesampai disana aku langsung ke taman sederhana yg kubuat dan mulai menyirami dan merawatnya agar bisa tumbuh dengan sempurna(aamiin) karna bagiku hal ini lebih baik daripada merenung terus bisa nyontohi kalau mau jadi pencinta alam (PA) tidak harus naik turun gunung karena dengan merawat tumbuh-tumbuhan termasuk bungan dan buang sampah pada tempatnya juga bisa dibilang pencinta alam. Sejam berlalu akhirnya selesai dan mulai ku pandang dari jauh bakal indah seandainya pertumbuhanya sesuai yang di harapkan.


Semakin jauh ku memandang tampak dikejauhan ada yang datang dan aku mengenal betul siapa salahsatu dari mereka. Tapi tak terlalu ku hiraukan karena terlalu sibuk dengan melihat bungan-bunga  yang kutanam. Tak begitulama akhirnya yang kulihat tadi menyapaku tapi tak semuanya karena yg lainya menunguh di kejauhan. Yaa akhirnya banyak hal yang dibicarakan karena satu propesi jadi nyambung. Tak lama kemudian kawan kawan nya menyapa ..... aku hanya terdiam aku belum kenal dan ku tahu betul parasnya sangat indah sepertinya doa ku terkabul hujan dihati yg terhianati ini telah mualai tumbuh pelangi lewat paras dan tatapanya.


 "Wahai penguasa hati ucaplah bismillah melihatnya agar niatmu terjabah, sabar dan berdoalah dengan harapan ia belum ada yang memiliki"


       Hujang telah berakhir dengan pelangi

       Niatpun mulai menjadi nyata

       Doapun mulai terjabah.


       Dia memang indah tapi

       bukan berarti mudah untuk diharap

      Dia memang canti tapi

      Bukan berarti mudah untuk tertarik

      Dan ia memang rapi tapi juga

      Bukan berarti mudah membuka hati


      Dirimu pelangi

       pemilik senyum di depanku

       Janganlah kau pupuskan lagi perasaan ini


       Dirimu pelangi

       Pemilik tutur dan raut indah didepanku

       Jangan terbalikan perasaan ini


         Dan mohon teruslah seperti itu.




Mungkin begitula perasaan yang ku rasakan dengan teman sahabatku yg baru saja kulihat. Ini memang baru pertama kali aku berpapasan aecara dekat tapi hati ini berkata lain  ia menyukai setiap raut senyu Dan raut kata yang keluar darinya. Sudahla aku tidak boleh secepat ini tertarik lagi-lagi aku mendustai hatiku akhirnya aku seolah sibuk kesana kemari supaya tidak kelihatan gerogi, ini memang sifat yang kumiliki ketika aku merasa suka dengan seseorang rasa takut dang grogi ku jauh lebih besar dari rasa beraniku. Memang si terlalu dini menetapkan kalu aku suka dia(pelangi). Saking ke bodonya bertanya namanya akupun tak ingat bertanya apalagi mautahu di mana tinggalnya.

Menit-menit berlalu jam telah menunjukan hampir senja aku bergegas kembali kerumah karena orang yg aku lamuni sudah sedari tadi menggalkan tempa ini.


Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan

Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya

Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa

Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan

Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai.

Magribpun berlalu menyisahkan kenangan manis walau sebatas senyum. Walaupun baginya aku mungkin tak sediktpun terlihat yang terpenting bagi ku dia adalah lembaran baru. Aku kembali mengigat senyuman itu yg aku juga blum sempat bertanya siapa namanya mungkin terlalu takut bagi ku untuk sekedar berkata hi, kamu....(nama dia). Yaaa sudahlah niat baik akan terilhami baik juga kata nopel yg pernah ku baca.

   malam semakin larut telah melewati ba'da sholat isya. Hemm gumamku mengerutu dengan nada yg malas, sontak langsung ku jatuhkan tubuhku di kasur terbukus seprai yang lembut. Dengan sedikit gerak ku ambil ponselku dan kunyalakan tak lama berselang ku lihat di beranda sosmet kawan yg kutemui tadi mengekpose poto mereka melawati beranda ku. dengan sedikit pengharapan langsung ku perhatikan sekali lagi dan benar saja ia memang dengan gadis yang ku bilang pelangi hujan sore julukan pelangi itu ku laturkan karena aku belum tau namanya dan pelangi juga menandai bahwa hujan kesedihan dihatiku mulau reda dan berganti denganya"pelangi".
Kupandang lebih dalam poto tadi akhirnya terbesit di hatiku untuk sekedar tahu namanya karena memang benar tak cinta akibat tidak ada perkenalan hehehhe tertawa kecilku. Langsung saja ku chatt temanku 'manis tu yang diaebelah heheh kataku dan di jawab olehnya temanku kan semuanya memang manis-manis ' iya-iya semuanya manis kecuali kamu hehh, oh ya ngomong -ngomong siapa namanya? Kataku .dibalesnya datar namanya virna sukaya...?? Iya hehe kenalin dong btw boleh mintak no phone nya, semenit berselang kembali ia balas ok ni nomernya 08526840*** hati-hati jatu hati hehe tar sakit. Kira kira begitulah akhirnya ku tau namanya.

Sehari berselang perasaan ku semakin berbunga lewat teringat senyumnya terlalu berharap mungkin inilah cinta yang belum dikenal akibatnya hanya meranam sendiri tanpa ia (virna) ketahui.
Didiamku ku coba memberanikan diri untuk menyapanya. Kuketik di keyboard ku Hi.. dengan sesikit keraguan ku klik tombol send yang berarti pesanku telah ku kirim. Dan benar saja keraguanku seolah bertambah lusu karena pesan yang ku kirim tiga jam yang lalu tak kunjung di balas. Mungkin bagi virna untu apa merespon pesan dari orang yang belum kenal. Sudahla jangan terlalu pesimis dan suhuzon(dalam hatiku).
Malampun berlahan kembali datang begegas ku tarik gas dak pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahku. Ba'da magribpun selesai dari dapur rumah kudengar suara pesan masuk dan ku baca hi juga (dari virna) dan ku balas virna kan? ...send lima menit berlalu balasan darinya riba iya. Siapa?...
Kata-kata siapa membuatku seolah dilema besar jujur tak semudah mengakui yg dia mungkin tidak juga tau walaupun kusebut nama. Kini giliranku yang diam berjam-jam dengan sengaja karena tak berani walauhanya menyebut nama. Sehari berselang kembali ku chatt dan kutanyakan lg apa? Tiga menit berlalu aku lagi nonton. Siapa? Balasnya akhirnya ku balas tulis saja noname ujarku, maksusnya(balas virna), yaa tulis saja no name alasanya biar aku saja yang tahu kamu karena kalau kamu tau aku yakin kamu tidak akan membalas pesanku jawabku panjang.

Begitula aku ibarat orang gundah yang berujung malu mengakui diri sendiri. Serba takut takut rasa yang salah dan juga takut takberbalas. No name bagiku lebih dari sekedar tak bernama tapi semua menandakan tak ada yang perlu diketahui jika aku sendiri yang mengakui cukuplah waktu yang memberi tahu takdir yang akan didapat.

Seminggu berlalu rasa terpendam semakin dalam. Rasa yang mungkin berujung sedih, gundah bahkan kecewa tapi sudahlah cumah satu yang kuharap saat ini dianggap ada itu sudah lebih dari cukup. Juga seminggu berlalu berlabuh sudah hatiku didermaga yang mengambang jauh dari pandanganya. Dapat ku baca dan kulihat keindahan tabu darinya. Tabu yang mungkin dia tak pernah tahu kalau aku terus memandangi sosoknya dari jauh, aku yang selalu berharap memiliki dgn ikhlas adanya dan berharap dapat menambatkan ikatan ke dermaga yang bisa ku singgahi selamanya.

Tapi..

Ini ibarat berteriak di dalam air tak akan ada seorangpun yang tahu walaupun sekuat tenaga ku berteriak aku akan berusaha menjadikanmu makmum di hidupku....

Harapan ku kokohkan didalam bait-bait doa karena hanya itulah yang mampu ku ucapkan walautak diketahui tapi penuh pengharapkan. Harapanku tak lebih dari aku dianggap ada dihidupnya, Selamat sore pelangi baruku(virna)......



Chapter two (peta ku mulai lusuh)

Kendali nahkoda seakan selalu merisalah setiap perkataan hati, ia mengarah yang bukan diharapkan oleh naluri. Mungkin aku harus kembali membuka peta arah agar tahu dimana aku harus tepatnya berlabuh, TapiWaktu telah mengkalkulasi semua upayah. Kini peta sudah lusuh di derpa angin hingga mengambang jauh di lautan berbuih. Maafkanlah aku hanya bisa terus berlayar kedepan seolah tak peduli palung dalam, gunung berapi bahkan karang-karang menghalangi. Tuhan engkaulah yang tahu bukan aku yang menghendaki tapi naluri ini yang menuntuni. Semakin lama ku berlayar semakin pula dermaga itu seakan menghindari.

Berminggu berlalu aku masih di titik tatapan yang sama mengharapkan virna menganggap aku ada di harinya bukan untuk menjadi kekasih, aku hanya berharap ia sekedar menganggap aku adalah nyata.
Kami memang terus berkirim pesan dan sudah pasti aku selalu berharap lebih setiap kesempatanku dibalas olehnya tapi lagi-lagi ia membalas seolah tak pernah ada harapan disana. Datar dan dingin tetap jadi santapan yang ku anggap manis bahkan tak jarang hanya di balas 'iya, ngak ngapa-ngapain, nonton' selalu saja sebatas itu. Padahal dinaluriku hanya ingin ada timbal balik yang sama seperti perhatianku padanya. Tapi terlepas dari itu semua ia masih jadi penyair di sisi hatiku. Bodoh memang tapi ngak apa-apa, hidup selalu dua pilihan berharap atau diharapakan dan satu lagi saling mengharapkan. Saat ini sesadarku memang aku yang selalu berharap. Dan aku belum peduli Sesuka dia memang kenyataanya begitu.

Tiga hari berselang aku bertemu dan menayakan dengan sahabatnya era putri yang sering di panggil era.
Hi sambil menepuk tas ranselnya dengan sedikit terkejut ia membalas ia ram( namaku rama karena dari awal emg belun disebutin) sorry apa kabar kamu tanyaku dan ia balas aku baik- baik saja kamu tanya era kembali sama aku juga begitu memang si ada yang kurang baik ungkapku, ada apa kamu galau ya sambil senyum nyinyir dan aku mengelah sok tau emangsi dikit sebab sahabatmu cuek banget ra aku jadi binggung apa si yang salah, sabar aja mungkin butuh waktu bagi dia untuk memberi respon santai.. ungkap era semakin nyiyir ntar aku salamin de mau kan? Tanpa suara aku hanya mengancungin jempol tanda aku setuju karena posisiku saat ini sudah diatas motor baruku dan sudah mau pulang.
"Sampe lumpa perkenalan aku adalah tama seorang pujangga cinta yang dari dulu berjuang cinta belum pernah mengetahui manisnya cinta. ada si yang naksir aku tapi aku ngak suka dan ada juga gadis yang ku sukai tapi malah gadisnya yang belum tentu mau seperti si virna".

Perasaan selalu begitu takpernah sama yang dikehendaki, memang sih seharusnya aku bisa menerima apa yang aku dapat tapi lagi-lagi semua tak segampang itu. Aku selalu ingat pesan bung karno keinginan yang sesungguhnya ialah orang-orang yang memperjuangkan keinginanya.
Malam berlabuhku aku masih sibuk dengan perasan. Memang bodoh yang aku rasakan dan memang betul itulah kenyataan. Selalu berharap kepada orang yang belum tentu ingin diharapkan dan selalu berjuang untuk orang yang belum tentu ingin diperjuangkan. Tapi sudahlah perasaan pesimis ku ini harus aku buang dan berharap hanya ilusi. Dan terualah kuat untuk berupayah wahai naluri karena ada pemilik hati disana menungguh perjuangan mu(gumam ku dalam hati).

Kini aku telah habis olehmu
Kini hatiku telah beku olehmu
Perasaan,cinta, kasih sayang bahkan jiwaku telah tertuntun hanya ke arahmu.
Malam telah ku anggap terus berpurnama.
Siangpun telah ku anggap terus berpelangi.
Engkau bisa menuntunku kearah yang lebih baik bahkan sempurna karena cintamu,
tapi kau sangat mampu merubahku menjadi sangat buruk bahkan begitu mudah engkau mampu membunuh hatiku juga karena cintamu pula.

Waktu ...aku berharap engkau semakin cepat berlalu biar aku segera tahu perasaanya padaku...


》》》chapter three《《《
Special perpormance

Di stasiun persingahan aku kembali berharap niatku pergi hari ini berjalan luruS denga waktu. Hari ini merupakan hari tepat waktunya aku untuk special perpormance musicalisasi puisi. Oh ya aku memang penggemar berat karya sastra dan saat ini aku lagi fokus penyelsaian cerpen terbaruku dan puisi juga dan yang sangat aku dambahkan adlah pada ajang mukalisasi puisi tahun ini. Kejuaraan ini(musikalisasi puisi) adalah perlombaan pertama yang aku ikut karena sebelum-sebelumnya aku masih sibuk dengan karya terpenting di hidupku untuk menyelaaikan gelar serjana, yaa benar sekalu karya tersebut sebua scripai dengan 89 halaman tergolong lumayang panjang. Karaya itu telah berlalu dan sudah ku nikmati hasilnya sekarang.
Melalui perlombaan musikalisasi tahun ini aku sangat berharap ada katagori yang bisa ku menangkan walaupun satu. Sudah seminggu belakangan ini kami menyiapkan dengan teman-teman sekitar 10 orang anggota. Mungkin kira-kira pukul 11.00 malam nanti kami samapai disana dan perlombaan baru akan dimulai pukul 04.00 sore besok.
Seraya menuju stasiun yg sebentar lagi akan mulai memberkatkan kereta api kelas ekonomi maklum dengan jumla 10 orang anggota cukup lumayan kalau menggunakan kelas exsekutip.
Sebelum berangkan aku sempatkan mengirim pesan kepada pelangi senjaku(virna)"aku pergi ya tolong bantu doa supaya niat baik kami terjabah!! Wassalamualaikum" send/terkirim. Dengan sesegerah mungkin ku tutup ponselku karena aku sedikit pusing kalau dikendaraan sambil terpaku dengan layar hanphone. Aku dan team kembali diskusi untuk pormasi terbaik untuk besok, karena ada pendapat dari kawan-kawan untuk musikalisasi nanti adanya adegan mati lampu seluruh pentas biar penonton bisa terbawah suasana walaupun proses mati lampunya paling gak sampai satu menit tapi kalau diawal penonton sudah terbuai dan hanyut pasti aelanjutnya penonton juga menagalir denga musikalisasi kami. Dan seluruh team sepakat untuk itu tinggal kami menungu sampai di pengianapan dan kami berencana adakan prepare atau latihan terakhir sebelum perpormance biar semua team kompak dan tau waktu masuknya.
Pukul 10.00 malam kami sudah samapai dan segera mencari pengianapan terdekat untuj cek in dan untuk istirahat makan terus tidur latihan kami sepakati pukul 09.00 pagi besok.
Belum berselang 30 menit kami telah tibah di penginapan berkat bantuan supir taksi karena jujur ini kali pertama kami kekota ini. Dengan secepat mungkin kami menyelsaikan proses cek in dan memesan 10 porsi nasi goreng ayam bakar serta 10 cup jus tomat biar pagi besok tetap bugar. Karena tomat kaya dengan vitamin c melebih buah jeruk dan buah-buah yang lain jadi sangat cocok untuk menjaga kebugaran pisik.

Pagi seolah begitu cepat bagi kami pukul 08.00 semuat anggota team telah bergegas mandi dan sarapan. Saya seperti biasa karena pagi-pagi selalu makan nasi yaaa seperti prinsip orang indonsia biasanya kalau ngak makan nasi belum dikatakan makan walaupun hanya sarapan.
Sekarang semua anggota telah siap untuk latihan yang terakhir kambali ke peran masing-masing. Aku khusus narator, dua sahabatku sebagai team sibuk yang menyiapkan keperluan di belakang panggung termasuk make up pemain, satu orang sebagai pengatur dialog dan gerak dan timer masuk pemain, dan sisanya pemeran adegan dan pemusikal. Yaa itulah anggota kami walaupun baru pertama mengikuti kejuaraan seperti ini tapi kami sudah seperti para propesional karena kami memang telah menyiapkan semuanya.
Latihan kami berjalan kurang lebih satu jam setengah karena banyak gerak dan adegan yang kami robah dan biar bisa mengalir dengan penonton. Bagi kami penonton adalah napas bagi sebuah pementasan jika penampilan mendapat tepuk riuh, tangisan dan tertawa berarti pesan musikalisasi tersebut sampai ke penonton tapi kalau penonton diam kaya ada jangkrik brarti penampilan ngak menarik sama sekali. Makanya kami tidak memikirkan juri bakal tertarik atau tidak yang terpenting penampilan kami menyenangkan dan menghibur penonton.
Setelah lelah kami istirahat kebetulan jam telah menunjuk pukul 12.00 itu artinya kami harus break dan makan siang plus sholat sebagai ritual berserah diri dan berdoa.

Waktu yang kami tungguh selama tiga bulan kini hadir persis sejengkal didepan hadapan kami, angan itu terarah jelas di lurus pandangan kami. Kini tinggal aturan tuhanlah yang berlaku sebagai takdir terakhir dan berharap doa dan harapan kami di iyakan oleh sang pemilik dan pengatur semuanya(begitulah doa kami haturkan).

Kebetulan kami tampilan urutan kelima dari 13 kontestan, jadi kami kembali memantapkan mental sambil berserah diri sementara dua dari kami sibuk menyiapkan alat peraga pendukung di belakang panggung. Juga satu orang lagi menyiapi alat meke-up sebagai pendukung karakter, karena di aturan musikalisasi yang diadakan oleh lembaga bahasa kali ini membebaskan pengunaan karakter dan pendukung selagi tidak melanggara inti dari musikalisasi itu sendiri. Kami diberi waktu maksimal 30 menit dan kami rasa waktu tersebut cukup bagi kami karena kemungkinan penampilan kami hanya memakan waktu 20 menitan.
Dan 3 penampilan berlalu sangat bagus dan banyak dapat tepuk tangan dari penonton termasuk kami yang ikut menyaksikan. Karena ini penampilan ketiga berarti kami sudah harus siap-siap menungguh panggilan.
Tak bisa dipungkiri kami semuanya gemetaran dan sedikit cemas menungguh panggilan dan salah seorang dari kami(makeup posision) berani membuka bicara "kita telah sampai disini kita tidak usah berpikir juara berapa kita nanti tapi berbuatlah yang terbaik sebagai ucapan terimakasih kita kepada raga pemilik jiwa ini yang telah kita repotkan selama latihan berbulan-bulan dan masalah juara itu adalah hasil akhir sepantasnya kita serahkan pada yang pemberi segalanya" baru saja selesai ucapan itu suara terdengar " peserta dengan no urut 5 dengan judul musikalisasi 'separuh jiwaku pergi' dipersilahkan masuk ke pentas". Cerita ini mengkisahkan lewat puisi tentang kemuliaan cinta suci;

Aku, dimana aku wahai angin
Apa aku masih di alamnyatamu?
Apa aku masih di alam sejukmu?
Apa aku masih di alam hembusanmu?

Atau aku sudah berada di topanmu?
Mungkin juga aku telah di badaimu?
Terburuk mungkin aku sudah tanpa udaramu?

Aku salah karena tak merawatmu
Aku bahkan salah tak merindumu
Aku memang seolah lupa padamu

Angin
Ini aku yang sebenarnya
Ini aku yang semutlaknya
Ini aku seadanya

Angin
Sadar aku takbisa hidup tanpamu
Sadaraku tak mungkin jauh darimu
Sadar aku aku adalah kamu

Angin
Bawah kembali wanita nadiku
Bawah kembali wanita napasku
Bawah kembali wanita darahku

Angin
Separuh jiwaku adalah dia
Separu jiwaku adalah miliknya
Separuh jiwaku telah bersumpah padahnya

Angin
Biarkan biarkan dia hidup bersamaku
Kan aku tebus semuanya dengan nyawa baktiku padanya.

begitulah petikan dari sedikit isi puisinya, tak kami sangka penonton ikut larut dalam penampilan kami tak sampai disitu tak sedikit yang tersentuh dengan penyesalan yang dialami lelaki pejuang maaf di cerita tersebut sampai mengeluarkan binar air mata. Kami seakan takjub ketika tangisan diiringi tepuk tangan yang gemuruh setelah penampilan kami usai. Pengumuman pemenang akan di umumkan 2 jam setelah semuanya tampil. Jadi kami tinggal menungguh hasil. Tatap otimis

》》》》》chapter fourth《《《《
Harapan lagi

Pengumuman perlombaa sudah akan di baca di hadapan kami dengan ratusan pasang mata yang berharap menjadi yang terbaik. Kini semua keputusan ada di tanggan juri semua telah melakukan sebaik mungkin berharap berkesan baik atas semua penampilan yang di tunjukan. Satu persatu kategori di umumkan dan grub kami dapat predikat penantang baru terpaporit versi dewan juri dan penonton dan team kami juga kebagian tatarias terbaik( kami sangat bersukur atar raihan semua itu), sedangkan kategori kekompakan, aktor, aktris, tata panggung dan sekenario semuanya di raih oleh team kota setempat memang kami sadar betuk kualitas aktor-aktor mereka memang sangat berpengalaman jadi sangat tepat kalau mereka terbaik.

Sekarang kami tinggal menungguh pengumuman juara harapan, juara 3,2, dan 1. Pengumumanpun dibaca dengan penuh ketegangan. Suara pengumuman yang kedua memanggil grub kami itu berarti kami meraih juara kedua diajang kali ini. Dan peringkat 2 dan 3 kembali di raih team kota setempat sekaligus mereka menyabet juara umum.

Bagitulah hasil perlombaan perdana kami, kami tetap bersyukur dan berharap kedepan dan melakukan hal yang lebih baik lagi. Sudah jadi kebiasaan anak muda jam sekarang(jaman now) langsung ku posting ke sosial media tentang penampilan dan tropy yang kami dapat. Karena aku aktif di blogspot, malam harinya langsungku posting kiriman ku keblogspot dan ku share di grub fb dan whatapps teman-teman. Banyak yang mengucap congratulation atas pencapaian kami.
Berkat postingan tadi di luar dugaan pengunjung blogku melonjak 3 kali lipat dan diluar dugaan lagi aku mendapat direct messag dari stap pak bupati untuk mengisih acara di malam perayaan hari jadi kabupaten kami kelima bukan sekedar itu pak bupati telah berencana menyuruh kami membuat sanggar kesenian semua pasilitas kebutuhan sanggar akan di peraiapkan pemda langsung. Dan kami di undang makan malam bersama minggu depan untuk bahas rencana kami kedepan.
Memang kabupaten tempat kami tinggal adalah daerah pemekaran baru dan sangat butuh dengan anak mudah seperti kami sebagai generasi penerus pembangunan.

Begitulah tanggapan positip yang kami dapat kami menyadari segala hal harus di lakukan secara ikhlas dan melakukan yang terbaik. Masalah hasil pasti takan pernah di kecewai oleh usaha.

Malam ini kami berencana akan mengelilingi kota ini dan makan-makan sebagai memeriahkan kemwngan karena besok juga kami akan pulang untuk membawa berita bahagia ini. Di perjalan mengelilingi kota aku kembali teringat pelangi senjaku yang sudah dua hari ini tanpa kabar, ku beranikan diri untuk menelponya teryata nomornya tidak aktif dan aku hanya bisa meninggalkan pesan suara hai maaf menggangu oh ya aku dan teman-teman kemarin meraih juara 3 di pentas musikalisasi puisi dan sekarang kami sedang memeriakan raihan kami terimah kasih suportnya.
Begitu pesan suara yang ku tinggal untuknya. Dan aku kembali bergambung ke teman-teman untuk memeriakan acara kami.


》》》》》chapter fifth《《《《
Habis olehmu


Berjam-jam berlalu meninggalkan gemerlap keramaian kemarin, kini kami telah tersungkur di kampung halaman. Pelepas penat dengan tropi penyemangat. Seribu sukur yang terus terpuji didalah hati untuk ubgkapkan bahwa tuhan tak pernah menghianati orang yang berusaha.

Pagi ke dua menjelang meninggalkan bait-bait keindahan aku sudah mulai melupakan apa yang telah terjadi. Kini fajar subuh seolah penambah emosi batin supaya dapat di ungkapkan lewat pepata do'a-do'a ke indahan. Doa yang mengarah pada masalah perasaan dan hati, 'tuhanku yang maha pengetahui engkau tau apa yang aku inginkan dan engkau sangat tau apa yang tak pantas ku harapkan. Dekatkanlah ia(pelangi senja) dengan cara-cara yang mustajabmu bila ia memang untukku tapi namun bila ia hanya sebatas napsu emosiku dan takmungkin dapat kumiliki biarlah ia berlalu dengan tanpa menyisa bekas terlalu dalam lagi'.

Kini waktu telah berputar begitu cepat tertidurku dalam harapan hingga nyata jam telah menunjuk pukul 11. Akhirya aku beranikan diri untuk berjumpa dengan pelangi senja (virna) jam 4 sore di taman yang tak jauh dari rumahnya.

Deras waktu seolah mempersingkat pertemuan aku telah berada di taman ini dari 5 menit yang lalu. Dari kejauhan aku lihat pelangi yang ku tungguh datang dengan dress santai warna ke biruan dan muka dengan senyum meriah. Ku sambut dan kusapa dia hi maaf ngerepotin kamu untuk bertemu. Ngak apa-apa kok biasa aja silaturahmi kan penting aku juga ada yang mau di omongin ujar virna.

"Dengar kata-kata itu aku bingung dengan seribu tanya dihati. Apa yang ia maksud, mau ngomongin apa? Sudahlah hadapin ajalah''

5 menit berbincang dia nyeletuk aku ajak teman kesini aku mau kenalin ke kamu tadi dia lagi ke supermarket depan ada yang mau di beliin paling sepulu menit lagi datang. Kamu tadi mau ngomongin apa ujarku?
Dengan lembut ia jawab "kemarin 3 hari yang lalu aku bertunangan dengan anak sahabat papa yang kebetulan kami sudah akrab dan rencananya resepsi pernikahan akan langsungkan bulan depan. Kamu harus datang kamu adalah sahabat paling dekat denganku selama ini. Aku tau kamu punya perasaan sama aku, aku juga sama inilah jodoh, mungkin kita nggak berjodoh saja. Kemarin aku sempat mau menelpon kamu kasih kabar sewaktu kamu di sana tapi aku takut ganggu kamu yang lagi fokus untuk pementasa (terpancar senyum ketulusan kita ia berhenti bicara) itu menandakan hatinya jujur mengatakan itu.

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba kekasih virna datang menghapirinya langsung aku di perkanlakn denganya oya andi ini temanku yang ku ceeitain kemarin. Kekasihnya bilang oh ini sahabat baik mu itu beb kenalin aku andi langsung kujulurkan tangan aku tama, virna banyak cerita tentang kamu tam kata virna kamu orangnya baik, selalu ad buat dia kalau lagi bete terimakasihya udah menjadi sahabat baik virna (kata kekasih virna. Ngak apa kok ndi sekarang giliran kamu jagain baik-baik virna hehe(aku berusaha menghibur diri). Cuacapun mendung dan kami saling berpamitan.

"Bertapa hancur perasaanku bersama dengan gemuru sore ini gadis yang selalu aku idamkan akan menjadi penyemangatku teryata menjadi pemilu hatiku, gadis yang kukira akan memiliki rasa sama sepertiku teryata hanyalah mimpi bagiku. Kini semua berubah tubuhku seperti tak ditungguhi lagi. Perasaanku tak tentu rasa... aku ....aku dan aku tak tau apa yang harus aku teruskan dalam hidup ini. Ia telah mematikan rasaku.
Hujan turun begitu deras aku masih ditempat tadi bersembunyi di baling-baling payung ini terdiam lesu dan gulana. Pikirku hanya satu untuk menerusi hidup ini aku harus lari dari sini dan memulai suasana baru dan itu akan kumulai, biarlah mimpi disini berlalu untuk gadis pelangi senja itu terimakasih kini pelangi senjamu telah terhapus hujan yang lebih deras kepadaku.

Satu yang kuketahui...


Dirimu disana hilang..

Mengacuhkanku yang telah memendam perasaan. Yang bahkan telah perlahan ku arahkan..


Menunggumu disini..

Menunggu hilangnya sepi..

Kucoba mengganti arah..

Ternyata kau tetap disana, tak tergugah..


Semua yang kuketahui. Kucoba acuhkan demi mengabaikan perih. Meski itu tak membuatku berhenti, untuk menyukai dirimu..


Akhirnya segala usaha kuhentikan. Kubekukan dalam memori waktu. Karena kau juga perlahan berubah. Tak sebaik dahulu. Inikah balasannya selama ini? Dari menyukai hingga mencintai yang telah seseorang memiliki?


Beribu usaha dan upayapun kurasa itu hanya akan meninggalkan perih.

Ingin bermimpi memiliki tapi ditakdirkan kehilangan


Putuslah harapan yang tergantung padanya. Yang telah kupercayakan padanya. Betapa Bodohnya aku, mempercayai orang yang hanya dapat menghancurkanku.


Mungkin aku akan melupakanmu. Dalam waktu yang begitu lama. Agar tak kurasa lagi perih di lubuk rasa.







Created by. Selamat permono