be a good moeslim and dies as suhada

Date

Wednesday 20 May 2015

Pesan untuk sesama saudara MURATARA






2015 tahun jawara bagi restorasi, di negeri rawas yang termegah dengan suku budaya ini,akan  memilih yang layak untuk jadi pemimpin kelima tahun lagi, mereka berpesan dengan seribu koar janji dari pembaharuan, pemulaan, kesejahtraan sampai kesamaan sosial dengan embel dibelakang putra asli daerah ini.
          Tak pernah ada yang tahu apa arti dari penjualan kata manis di balik nama mereka yang kelihatanya masih suci, dan sekarang poto mereka terpampang jelas bak pragawan dan pragawti dengan 1000 seribu senyuman terbuka, karena mereka berharap anda bisa mereka tipu daya di pemilihan nanti.
          Mereka tak pernah menceritakan hal keliru yang pernah mereka pelempiaskan sebelum hari ini, hanya kata bak penghuni surga yang selalu mereka uraikan di tiap belakang nama mereka di setiap persimpangan jalan dengan seribu penghuni.
          Kini poto mereka memang telah terpampang jelas di tiap titik keramaian yg berpenghuni, ngak tau sesuai aturan atau kekeliruan merekan tapi itulah fakta yang telah terjadi di penglihatan saat ini. Saat heboh negeri dengan keluhan harga pangan yang melunjang mereka juga heboh dengan mencari dukungan dermawan yang masih buta .
Sungguh kasihan negeri baru ini  Pemilu yang tinggal menghitung hari tapi KPU yang belum ada sama sekali. Para calon telah siap dengan orasi tapi para penyelenggara belum terbentuk sampai kini.
Untuk anda yang akan memilih, pililah mereka atas dasar edukasi bukan atas dasar janji-janji. Kita bersaudara di negeri memang masih muda tapi kita bisa tau kelicikan para saudara kita sendiri. Jangan pandang yang anda pilih atas dasar umur,usia apalagi latar belakang tapi pilihla mereka yang terang benderang dan punya daya juang tinggi aspirasi juga visi.
Satu suara untuk MURATARA menentukan satu nyawa di 5 tahun akan datang dan ingatlah golput bukan pilihan karena kita berdiri di negeri yang berpucuk demokrasi.

SALAM BARU MURATARA

Sunday 17 May 2015

Yang muda untuk MUSI RAWAS UTARA. Mengapa tidak?

        
             Tahun 2015 adalah tahun dimana banyak polemik mengenai pemilihan kepala daerah provinsi maupun kabupaten. Dimana belum lama ini ada isu yang sangat hebo antara pemilihan kepala daerah langsung oleh rakyat melalui pemilu dan pemilihan langsung melalui poting anggota DPRD. Terlepas dari itu Pemilu dengan terbuka oleh rakyat adalah salah satu bentuk kemajuan demokrasi di negeri ini kita selaku warga negara harus menjaga kemajuan demokrasi ini. 
                  Salah satu daerah yang akan segera melakukan Pemilu adalah Kabupaten Musi Rawas Utara. Kabupaten atau daerah Otonom baru ini tidak lama lagi akan mengadakan pemilihan umum untuk pemilihan bupati yang pertama kalinya. Kabupaten yang terbentuk dua tahun silam ini akan mendapatkan tantangan untuk melakukan pemilihan yang bersih, jujur, aman,dan terbuka. Dengan mayoritas penduduk yang terbagi dari berbagai suku , penduduk di harapkan bisa memilih pemimpin daerah yang berkualitas dan berintegritas tinggi, pemimpin yang tau apa yang di butuhkan masyarakat MURATARA saat ini. Baru-baru ini banyak nama-nam besar yang cukup terkenal di kalangan masyarakat MURATARA sudah mendeklerasikan diri sebagai calon bupati MUSI RAWAS UTARA.  Dari nama-nam tersebut ada juga yang tergolong masih muda dari segi usia turut serta meramaikan pemilihan Umum pertama di MURATARA.
"Anda juga dapat berpatisipasi dengan menyebut calon bupati pilihan anda di Facebook lalu tulis di kolom status anda https://docs.google.com/forms/d/1jOycse2_Lp3vzuxmEVJ6L1-kNkSJFz9VvdjSsSJaxT0/viewform .maka akan timbul link formulirnya silakan mencoba"

Sebagai masyarakat yang akan memilih kita harus juga tau apa saja syarat menurut Undang-Undang.


 Berikut syarat calon kepala daerah yang di draft RUU Pilkada tanggal 8 September 2014 yang diperoleh detikcom, Senin (15/9/2014):

 Pasal 13

(1) Warga negara Republik Indonesia yang dapat ditetapkan menjadi calon gubernur, bupati dan wali kota adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat;

d. telah mengikuti uji publik kompetensi dan integritas;

e. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk calon gubernur dan 25 (dua puluh lima) tahun untuk calon bupati/walikota;

f. mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter;

g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena melakukan tindak pidana maker dan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali yang bersangkutan telah selesai menjalani pidana lebih dari 5 (lima) tahun dan mengumumkan secara terbuka dan jujur kepada publik bahwa dirinya pernah menjadi terpidana serta tidak akan mengulang tindak pidananya.

h. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; 

 i. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;

k. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

l. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan memiliki laporan pajak pribadi;

n. belum pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, dan/atau walikota selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama;

o. tidak berstatus sebagai Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dari daerah lain

 p. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain.

q. tidak berstatus sebagai penjabat gubernur/penjabat bupati/penjabat walikota;

r. memiliki visi, misi dan program strategis mengacu pada RPJPD;

s. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat didaerahnya;

t. tidak memiliki ikatan perkawinan atau garis keturunan 2 (dua) tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana;

u. berhenti sementara dari jabatannya bagi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota petahana sejak pendaftaran sampai dengan penetapan calon terpilih oleh KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota;

v. berhenti sementara/non aktif dari jabatannya bagi pimpinan DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sejak pendaftaran sampai dengan penetapan calon terpilih oleh KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota

 w. memberitahukan pencalonannya sebagai gubernur dan bupati/walikota kepada Pimpinan DPR, DPD, atau DPRD bagi anggota DPR, DPD, atau DPRD;

x. berhenti dari jabatan organik/jabatan struktural maupun fungsional bagi anggota TNI/Polri dan PNS;

y. berhenti dari jabatan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;

z. melampirkan Kartu Tanda Penduduk Electronik (KTP El) dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK); dan

aa. menyerahkan daftar riwayat hidup.

bb. tidak berstatus sebagai anggota Panlih gubernur, bupati, dan wali kota


              dari uraian diatas dapat simpulkan calon Bupati dan Wakil bupati dapat juga dari kolongan-kolongan muda asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang. Kalau yang mudah bisa mengapa harus yang sudah tua jadi panutan, maju terus muratara.

Thursday 7 May 2015

mengapa tidak boleh salah ?




simak cerita singkat ini!!!

"Ada seorang anak muslim sedang menggambar dan melukis lalu ditanya,

-         -Kamu mau menggambar apa dek?

-      - - Dengan polos anak tersebut menjawab adek mau menggambar tuhan om

-         - Dengan terheran lalu ditanya lagi memang mengapa mau menggabar tuhan?

-         - Dengan jujur pula ia jawab kemarin adek tanya sama papa bagaiman bentuk tuhan, papa bilang tuhan itu adanya di langit dan di surga, papa juga  bilang kalau tuhan tak bisa dilihat tapi hanya bisa dirasakan



Tak berapalama kemudian gamabaran anak tersebut selesai dengan bentuk yang bagi anak itu itulah bentuk tuhan, lalu ditanya lagi

-          - Kok bentuk tuhan kayak gitu ?

-         - Dia dengan percaya jawab kan tuhan hanya bisa dirasakan jadi yang adek rasakan tuhan betuknya begini om "


Disini saya bukan mau bahas tentang agama ataupun tentang ketuhanan tapi disini saya akan bahas bagaimana naluri dan imajinasi anak itu timbul. Dengan gambaran cerita diatas bagaiman percaya diri seorang anak yang umurnya masih sangat kecil tapi bisa membuat orang dewasa di sampingnya takbisa menyalahi pendapatnya, artinya apa? anak tersebut tak pernah takut untu salah. Karena bagi mereka salah itu tak pernah terhantui dan terpikir olehnya. Tapi dengan beriringan waktu ia mualai tumbuh dewasa anak yang tadinya belum duduk di bangku sekolah sekarang ia sudah hampir menyelsaikan sekolah menengah atas. Jika ditanya apakah kreativitas, naluri, dan imajinasi anak tadi berkembang jawabanya tidak sama sekali justru makin berkurang, karena apa waktu anak tersebut duduk di bangku sekolahan guru-gurunya menstimulus anak tersebut untuk tidak salah dalam pengertian anak dilarang salah, apa bila anak salah di suruh berdirih didepan kelas, jika nilai matematika anak buruk bukanya diajar supayah bisa tapi di jemur didepan kelas. guru-guru di sekolah secara tidak langsung menuntut anda untuk menjadi guru contoh Guru sejarah menuntut ia cerdas dalam sejarah, guru matematika menuntut ia untu cerdas dalam matematika juga termasuk guru-guru lainya menuntut anak tersebut untuk tak pernah salah dan selalu benar dalam mata pelajaran mereka. Dengan hal ini anak tersebut merasa dia harus cerdas matematika, bahasa, sejarah,pkn,kesenian,ips,ipa dll pada faktanya belum tentu guru matematika pintar bahasa inggris, belum tentupula guru sejarah pintar kesenian lalu mengapa anak dituntut pintar semuanya.
Lalu jika kita lihat dari dampak dari sistim mengajar seperti itu sangat tampak terlihat, maka jangan heran jika besar nanti anak tersebut hanya bisa menghapal di banding menganalisis bagaimana ia mengerti pelajaran tersebut karena di sekolah kita disuruh menghapal,menghapal dan menghapal. Terus disekolah kita diajarkan pengelompokan matapelajaran dengan standart kesuksesan contoh jika nilai sejarah anda 80 dan nilai matematika anda 60 maka anda tidak naik kelas tapi bila yang terjadi sebaliknya anda akan bisa naik kelas, dari sisi ini sangat terlihat kesenjanganya dengan kata lain orang yang tidak pintar matematikan tidak akan sukses. Jangan heran juga jika anda waktu kecil suka main bola dengan nilai olahraga 95 dan anda kurang pandai matematika dengan nilai 65 yang akan dikasih les atau jam tambahan malah matematika atau hal yang anda kurang senang, mengapa sebagai orangtua dan guru anak tersebut anda bijak dan berpikir anak ini punya bakan di olahraga dan kalian harus mengembangkan olahraganya sedangkan matematikanya anda ajarkan sebatas ia bisa saja bukan pintar matematiaka. mengapa hala itu tidak terjadi ? karena kembali lagi kepandangan awal dengan pendapat  kalau olahraga itu tidak bisa membuat sukses yang bikin sukses itu justru matematika. tahun 2016 jumlah kelulusan s1 di dunia lebih banyak 400% dari 2013 dan akan selalu meningkat setiap tahunya bisa jadi tahun 2020 semua orang didunia punya ijazah s1, dengan kata lain sekolah tak menjamin kesuksesan seseorang yang menjamin kesuksesan adalah kekreativitas anda. banyak yang kulyah jurusan guru malah bekerja di bank-bank swasta dan ada juga yang tidak sekolah jurusan guru tapi bisa mengajar dengan baik karena bakat mereka disitu. maka disini saya terangkan lupakanlah hal yang anggap anda susah dan perdalamilah dan kembangkanlah hal yang anda anggap mahir dan bisa karena masa depan tidak tergantung dari ijazah tapi tergantung pada kemampuan anda.
sekarang tugas pemerintah mempersiapkan generasi mudah penerus bangsa ini jika disekolah masih diterapkan metode menghapal dan meniru jangan bingung jika kelak mereka jadi pemimpin cumah bisa berbuat seperti yang guru mereka perbuat dahulu, karena itu adlah cara yang diajarkan guru mereka dengan kata lain guru mereka telah membuat mereka takut salah apabila tak sama yang diajarkan oleh guru mereka.
Dengan kata lain sekolah yang membunuh kreativitas anda ada juga yang berpendapat kalau matematika itu susah makanya harus di ajarkan dengan detail, sekarang kita membayangkan coba  jika bertemu biolah di jalan bisa ngak anda memainkanya? jawabanya tentu tidak, jika anda bertemu kalkulator dijalan bisa tidak anda memainkanya? jawabanya pasti ia, terus siapa yang berani bialng matematika lebih sulit, lalu dari mana yang mengatakan. Jadi kesimpulanya pantas saja yang jadi ilmuan itu banya dari orang-orang yang putus sekolah atau hanya  sebatas sekolah dasar karena kreativitasnya belum sepenuhnya dibunuh oleh gurunya.
untuk itu mulai dari sekarang bagi anda calon guru ataupun sudah jadi seorang guru berpikirlah bagaimana anak didik anda mampu bersaing bukan hanya pintar mata pelajaran karena kalau cumah untuk pintar anak bisa belajar dari buku tapi guru di siapkan untuk mengajarkan bagaimana anak ini tumbuh dan kreative dalam mata pelajaran supaya bisa bersaing juga jangan anda bunuh siswa anda dengan harus pandai semua mata pelajaran. bagi anda sebagai orang tua ataupun bakal jadi orang tua jangan sekali-kali bunuh kegemaran anak anda, kalau ia suka sepak bola ya normalnya masuk sekolah olahraga bukan les fisika atau kimia juga sebaliknya
Dari uraian diatas saya tidak mengatakan kalau sekolah itu tidak penting , sekolah itu sangat penting bagi saya tapi proses dalam sekolah itu ada hal-hal yang keliru, tidak tau siapa yang keliru dan sejak kapan hal itu terjadi itulah hal yang harus kita cermati bersama. Sayangnya kita kadang tak pernah menyadari itu makanya saya katakan mari kita berpikir!!!