Assalamualaikum wr.wb
dengan gejolak yang sedang terjadi sekarang dimana umat islam di buat susah, rusuh dan sakitr hati oleh satu orang manusia. orang yang bisa dianggap beri perubahan bagi republik ini tapi sayangnya malah dia menjadi perusuh massal di negeri yang dicintai ini. mengatakan yang tak harus dia katakan, menapsir yang bukan bagian dari dirinya dan menilai yang bukan wilayah baginya untuk ia nilai.
Indonesia adalah negara pancasila kita sama-sama mengakui itu, indonesia multi budaya kita sukuri itu dan indonesia juga negara yang terdiri dari beberapa agama yang diakui dan itu juga kita hormati.
sebagai seorang muslim apa yang pantas kita lakukan jika agama kita atau kitab sucu kita
Al-Qur'an di lecehkan oleh orang yang mempunyai nama besar, pejabat dan semua orang juga tau dia bukan bagian dari muslim tapi menilai buruk yang menjadi pedoman hidup orang muslim itu sendiri. maka inilah yang persoalan. terus apa yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim.
copy from FIRMAN HIDAYAT MARWADI
inilah yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim yang mencintai peninggalan dan titipan ALLAH SWT. kepada kita.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
, “Siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak bisa maka dengan lisannya, apabila tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu serendah-rendah iman.” [Direkam oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman, bab bayan kaun an-nahy ‘anil munkar minal iman (no. 49)]
Tingkatan pertama: mengubah dengan tangan.
Apabila Anda mempunyai kekuasaan yang dengannya memungkinkanmu untuk mengubah kemungkaran ini dengan tanganmu, lakukanlah! Ini mungkin bisa dilakukan seseorang apabila kumungkaran itu ada di rumahnya, sedangkan dia lah yang mengurusnya, maka dalam keadaan semacam ini memungkinkannya mengingkari dengan tangannya.Seperti jika seseorang masuk rumahnya dan ia mendapati ada alat musik sedang rumah adalah rumahnya, anak adalah anaknya, dan keluarga adalah keluarganya, memungkinkannya untuk mengubah kemungkaran dengan tangannya, seperti menghancurkan alat musik itu, misalnya, karena ia mampu.
Tingkatan kedua: mengubah dengan lisan.
Jia tidak mampu mengubah kemungkaran dengan tangannya, maka ia berpindah ke tingkatan kedua, yaitu mengubah kemungkaran dengan lisan.
Dan mengubah (kemungkaran) dengan lisan ada dua bentuk, yaitu:
Bentuk pertama, ia mengatakan kepada pelaku kemungkaran: “Hilangkan kemungkaran ini!”, ia mengajak bicara bersamanya, dan mencegahnya jika keadaan menuntut untuk itu.
Bentuk pertama, ia mengatakan kepada pelaku kemungkaran: “Hilangkan kemungkaran ini!”, ia mengajak bicara bersamanya, dan mencegahnya jika keadaan menuntut untuk itu.
Bentuk kedua: Jika tidak mampu seperti ini, maka sepantasnya ia sampaikan (aduka) kepada pemerintah.
Tingkatan ketiga: mengubah (kemungkaran) dengan hati.
Apabila ia tidak mampu mengubah kemungkaran dengan tangan atau lisannya, maka hendaknya ia mengingkari dengan hatinya; yang demikian itu selemah-lemah iman.Mengingkari dengan hati (ialah) Anda mengingkari kemungkaran ini dengan hati Anda dan Anda membenci keberadaannya, serta Anda suka jika (kemungkaran itu) tidak terjadi.
Ayok sobat semuanya kita hargai perbedaan jangan sampai hal yang buruk terjadi lagi negeri kita. kita boleh berkuasa tapi tetap menjaga perbedaan, kita boleh tau segalanya tapi jangan sampai sok tau maksud segalanya.
untuk umat islam mari kita jaga pedoman hidup kita jangan sampai ada orang yang berani dan lantang lagi melecehkanya.
Ayok sobat semuanya kita hargai perbedaan jangan sampai hal yang buruk terjadi lagi negeri kita. kita boleh berkuasa tapi tetap menjaga perbedaan, kita boleh tau segalanya tapi jangan sampai sok tau maksud segalanya.
untuk umat islam mari kita jaga pedoman hidup kita jangan sampai ada orang yang berani dan lantang lagi melecehkanya.