Menunduk matahari sore ini seperti matahari-matahari 4
bulan yang lalu, ya matahari yang hadir turut sapa pertamaku mengawali semua
rasaku kembali, tak berniat mengulang kisah lama tapi aku tulus berniat
menghapus kisah lama yang berlalu dan mengawal kisah baru yang akan ingin
sampai mati kujalani. Seolah angin membelahku hembusanya menerpa kebenaran di
jawaban cintamu. Ya, begitu aku mengatakan aku masih mencintaimu dan kamu
menjawab rasamu sama seperti yang aku rasa. Kita berjanji untuk tak berpaling dari
janji-janji yang belum sepenuhnya suci tapi janji itupulah sampai kutuliskan
cerita ini masih ku pegang dan kuhargai.
Mendengar
kata-katamu juga masih mencintaiku,
akupun berjanji dihatiku engkau akan menjadi juara selamanya di hati ini. Walaupun
memang dengan sepenuhnya aku menyadari kita memulai bukan untuk pertama aku
yakin kamupun mengerti hal itu. Aku dan kamu setujuh jarak bukanlah penghalang
apalagi pengecoh hati kita, begitu bahagianya hati ini dengan kesepakatan kita
sayang.
Hari-hari berlalu aku dengan senangnya
menanyai kabar akan tentangmu juara di hati ini, akupun merasa ingin segera
memilikimu tapi kamu dan akupun sangat setujuh pendidikan penting, dan kita
sama-sama mengiyahkan pendidikan akan membawa kita terbang eso hari biarkan
sekarang kita mengalah demi ia biar esok kita terbang bersama karena ia(
pendidikan ). Kamu mengatakan biarkan kita tak sering berjumpa asalkan kita
terus berkasih kabar, itupun yang kita selalu lakukan di setiap pagi,siang,sore
hingga sebelum tidur kita. Aku pernah mengatakan begitu beruntungnya dirimu!!
Engkaupun menanyakan mengapa? ya karena kamu selalu kutanyakan sudah makan atau
belum, lagi apa, apa kabar, bagai mana hari ini? Sedangkan ibuku sendiri sangat
jarang kutanyakan. Kamupun berkata kamu juga beruntung karena selalu ku panggil
sayang karena aku juga jarang mengatakan sayang kepada keluargaku. Kitapun
berterimah kasih atas hal kedua itu.
Sebulan berlalu rasa
cinta semakin bergelora tiba saat rasa ini memuncak sangat inggin berjumpa
denganmu tapi lagi-lagi jarak pembunuh rasa untuk bertemu, sampai saat sebulan
berlalu kita hanya berjumpa dan bertegur di jejaring sosial aku sangat
mensukuri hal itu sayang, hanya lewat gelombang jaringan rindu kita
terungkapkan juga maafkan aku tak bisa mengunjungimu samapai sebulan kita.
Bulan berikutnyapun kedua dan ketiga mengantarkan pada rasa cinta yang bak mengadaikan hati, jiwa ini tak berarah lagi karenamu karena cintaku padamu bagai awan yang dilangin walau angin menghembusnya jauh tapi akan tetap terlihat jikalau mengigat dan mengarahkan mata keatas sana. Sehingga hanya hujan yang membuatmu sedih dan hanya malam yang menyamarkan tapi hingga kau samar sampai takterlihatpun aku berjanji akan tetap menunggu pagi untuk menyambutmu. Begitupun kita walau banyak masalah yang menghapiri aku dengan kedewasaanku akan sabar menungguh kamu tak marah lagi walaupun sepenuhnya takpernah salah ku saja, Tapi hati ini kan tetap pada janji takan sampai khianati cinta yang telah terjanjikan. Aku memaklumimu sama seperti kamu yang tersenyum dibalik photo-photomu.
Ya akhir-akhir ini kita memang seperti saling menyalahkan kamu dengan benarmu dan aku kokoh mengatakan benarku, tapi walaupun begitu banyak masalah ini, hati ini berharap kita tetap satu menjaga janji setengah suci kita. Ya ya dengarkan ini aku tetap melihat photo-photomu sepanjang pagi dengan harapan aku takan pernah melupakanmu dan akupun berharap pilihan dihatiku sama dengan pilihan dan tindakan hatimu. Karena ku percaya cinta yang membawamu kembali.
Sepucuk daun yang ranggas akan cintamu,,
Gundah
gulana yang terasa hambar dalam setiap hembus nafasku
angin bernapas seolah sengajah menjatuhkanya
angin bernapas seolah sengajah menjatuhkanya
di
kalah Aku didera rindu yang tak pernah bertepi
Terus
disini menanti setitik cahaya yang aku tak pernah tau kan datang
Dengan
kububuhkan serpihan sisa-sisa kesetiaanku
aku tetap menantimu meski aku tak tau lagi kapan kan berakhir
aku tetap menantimu meski aku tak tau lagi kapan kan berakhir
aku
telah habis olehmu,hanya dirimu yang mampu membuatku bertahan
kesepian
yang menemaniku sepanjang malam
menghadiri disetiap mimpiku,
aku tetap bertahan hanya untukmu
menghadiri disetiap mimpiku,
aku tetap bertahan hanya untukmu
entah
sampai kapan
aku
merindu lagi,aku tersudut lagi dalam angan yang tak pasti
selalu
aku akan menunggumu disini berteman sepiku dalam gelap
kerinduan
ini,kesetiaan ini,tetap untukmu
takkan
pernah ada cinta yang lain,
aku terbodohi
oleh perasaan
aku
tertipu oleh rayuan-rayuan biusmu dahulu
aku
termakan senyumu yang tampak suci dulu
hingga
sampai saat ini aku seperti mati untukmu
ku
tetap setia menuggumu dengan sejuta rasa rindu ini
berteman
sepi,hampa dan temaram
yang
esok pasti akan terang karena kehadiranmu . .
Miss
you,Honey , , ,
Cinta berkata lain,
hati ini berusaha tak remuk oleh lupanya janji kita olehmu, perasaan ini
berusaha tak salah arah karena harapanya yang di patahi olehmu dan jiwa ini
bangkit sekuat tenaga supayah tak cenggeng oleh sikapmu.
Seminggu
tak sepenuhnya kamu menghilang tapi hati ini kamu tenggelamkan, tanpa sepata
kata putus olehmu tapi dua hari lalu aku tak senggaja poto sampul mberganti
dengan pujaan barumu. Jiwa ini bertanya siapa yang salah? Sanagt jelas hatiku
tak bersalah karena sampai saat masih melihat photomu hati ini masih
mencintaimu, akupun tau hatimu juga pasti mengatakan tak bersalah. Pada
akhirnya biar jiwa diiku ini aku salahi karena sangat tidak mungkin aku
menyalahi jiwamu yang telah aku sayangi bahkan telah merebut separuh
perhatianku selama ini yang seharusnya milik ibu dan keluargaku. biar hati ini
yang bersalah karena tak memamerkan wajahmu di jejaring sosialku, takpernah
menghubungimu saat kamu rindu dan tak selalu mengabari dahulu sebagai lelaki.
Maafkan
jiwa ini tak memamerkan wajahmu di jejaring sosialku karena pendidikan dan
jabatanku ini menuntutku untuk tak memamerkan yang sepenuhnya belum miliku
termasuk kamu, kita baru pacaran bukan suami istri hidup ini mengajariku untuk
meletakan semuanya pada tempatnya. Pada dasarnya hati ini begitu sangat ingin
melakukan itu tapi aku juga tak mau menghianati sumpah-sumpahku yang terucapi
dan akupun percaya kamupun tak suka dengan orang yang berhianat, sekali lagi
maafakan jiwa ini.
Maafkan jiwa ini tak selalu mengawali
menghubungimu saat kamu rindu, ya jiwa ini seperti seakan tak mau di bodohi
olehmu yang benar tak sepenuhnya mencinti hatiku. Kamu yang memintah dikabi
tapi tak pernah berniat mengabari, kamu yang inggin di perhatikan kamu juga tak
pernah memerhatikan bagaimana kesibukanku menyelsaikan tugas akhir study ku.
Terlepas itu semua
harapanku tetap yang terbaik, jangan
lakukan hal yang sama kepada orang yang engakau cintai saat ini karena pasti
ada alasan mengapa orang tak berlaku seperti biasanya kepadamu termasuk orang
yang engkau cintai, karena cinta mengajari kita untuk terus terang jujur bukan
untuk menghilang sebab tak betah lagi denganya, cinta mengajarkan sabar dan
mengikat janji bukan selalu protes dengan hal yang tidak sesuai keinginan dan
cinta tanpa ijab juga mengajarkan setengah mensayangi bukan sepenuhnya
menyayangi karena belum ada ikatan suci yang terucap, orang yang beragama yang
tau batasan dan atura bukan hanya sekedar melantunkan perkataan benar tapi
melakukan hal yang salah. Jangan depenisihkan cinta menurumu tapi depinisikan
cinta dari kitab-kitab suci yang engkau pelajari sedari kecil.
Semoga tetap menjalin
hubungan baik,,,
No comments:
Post a Comment