“ aku masih ingat akan
nama singkatmu ‘Reni’
nama yang dua tahun lalu aku berharap sepenuhnya atas cintamu di setiap hariku,
tapi waktu yang salah aku terpisahkan oleh hati sahabatku ataupun aku cukup
mengenal pribadi yang saat itu adalah pemilik hatimu. Salah memang salah tapi
hati adalah naluri dia tidak pernah mengenal yang hati sukai ini adalah akan
berlawanan dengan kehendak pribadiku. Aku memang telah memutuskan untuk
membuang diri dari mimpi sang hati yang kutungguhi, sampai saat ketika kudengar
kabar sebulan yang lalu bahwa hati engkau tak ada lagi penghuninya lagi kecuali
dirimu sendiri. Rasaku bertambah lagi ketika ku terima komentarmu di
photo-photo ku”.
Sekilas waktu berjalan
aku seolah kembali ke masa lalu, kita mulai saling komentar di jejaring sosial
dan juga sampai saling bertanya bagaimana study mu disana dan saling menanyakan
kabar. Rasa dan asaku untuk menungguhi hatimu bertambah lagi begitu merasakan
tanggapan yang engkau berikan begitu amat positive. Pertama hanya melalui akun
facebook hingga akhirnya aku meminta pin BBM mu dan engkaupun dengan senang
hati memberinya. Bertapa berbunganya hati ini ketika engkau kirimkan photo
cantikmu lengkap dengan senyum dan jilbab merah mudamu, Hati ini bertambah
bergelorah seolah tuhan mengijinkan semua ini. Sesekali engkau kirimkan aku
suara manja yang mengartikan bahwa memang engkau yang beberapa hari ini menemaniku lewat
pesan Blackbarry mu.
Samapai pada saat
keinginan ini memuncak bersamaan dengan hilangnya kabarmu. Aku taktau apakah
engkau berpura-pura, apakah engkau sibuk dengan studymu ataukah engkau dan
tuhan ingin mengujiku tapi yang jelas engkau seolah menghilang setelah habis
berbicara lewat telpon bersamaku di malam minggu yang lalu.
Engkau seperti mimpi
yang berulang bagiku yang membawa berita keindahan dan keanggunan tapi kemudian
menyisahkan tanda tanya yang seolah untuk menyiksa ragaku, hatiku berbalut
tanda tanya sampai-sampai jiwa penunggunya bersedih seperti kehilang nalurinya.
Hatiku memang berharap lebih untuk keindahan hingga hati ini memutuskan pasti
menunggumu samapai batas waktu yang belum terpastikan. Hati ku memastikan bahwa kebohongan besar jika negkau menghilang karena tersakiti oleh hatiku karena hati ini takpernah sedikitpun menyiapkan rasa yang berujuk sakit ia hanya membawa keindahan yang manis.
Hati ini memang bodoh tapi
hati ini tak mau menukarkan kehendaknya. Silakan ‘Reni’ harapan hatiku
engkau pergi untuk mencari jati dirimu, hatiku percaya jati dirimu adalah aku
hingga sampai nanti “Cintakan membawamu kembali disini”.
No comments:
Post a Comment