be a good moeslim and dies as suhada

Date

Thursday, 8 December 2016

Cerita celotehan Qu

by.  Carera Azhari W

yang dulu katanya diawali dengan pondasi yang kokoh bisa goyah hanya karena terpaan angin. apalagi yang hanya beralaskan tanah ? maka dari itu ada orang yang sungguh menjaga satu cintanya untuk seseorang yang telah disiapkan tuhannya. belajar dari O mulai membentuk dasar, karena yang ia tahu sekarang hanya sekedar kata cinta yang hanya bisa diucapkan dan diwakili oleh rasa rindu

Hujan itu tegar.  sebab  tidak pernah marah jika semua orang menjauhinya. dengan kedatangannya yang sebenarnya sangat dibutuhkan, sering kali dirinya dianggap menganggu meski kenyataannya tidak begitu. hingga suatu hari orang itu sendiri yang menyadari bahwa benar dia memang sangat membutuhkan hujan dan dengan tegarnya hujan tetap datang dan membawa persahabatan.

dalam mencintaimu saya tidak pernah mempunyai kontrol yang benar. selama apapun saya menyulut nikotin. sebanyak apapun saya menenggak alkohol dan segila apapun rasa sakit yang saya alami ketika kamu menolak kehadiran saya, saya masih bisa mencintaimu dengan keras kepala dengan ego yang tak berkesudahan dan dengan hati yang setiap harinya selalu ditutupi ketabahan biarlah begitu, jangan terganggu saya hanya mencintaimu, bukan ingin membunuhmu. jadi jangan pergi karena bila kamu pergi apalagi yang saya punya didunia ini.

kalian yang bahagia, tahu apa tentang kami yang terluka ? kalian yang mempunyai banyak cinta, tahu apa tentang kami yang bahkan tak mampu mengeja tawa ? dan kalian yang hidupnya penuh senyum, tahu apa tentang kami yang hidupnya selalu dipenuhi ketidakmungkinan ? yang membuat hidup kami hancur berantakan ? ketahuilah kalian yang terlahir dalam keberuntungan, sesungguhnya hanya satu yang kami inginkan. bukan emas, berlian, atau segelimpangan kemewahan. hanya sebutir kasih sayang. sebutir pembuktian setidaknya kami tetap lahir bersama harapan.

berapa lama lagi aku harus menuggu waktu ini terus berjalan ya. aku tau. tapi ini sangatlah berat. aku kesakitan tiap melihat senyumnya yang bukan karenaku, sedang aku bagai patung yang tak berjiwa yang hanya bisa memandang. aku harus tega menutup hatiku untuk tidak kembali terjatuh pada hal sama. aku harus bersembunyi saat kerinduan itu muncul dan memaksaku untuk merebutmu. aku bukan psikopat yang memaksakan cinta pada orang yang tidak mencintaiku. aku hanya butuh pengganti yang mengobati lukaku yang sampai saat ini belum aku temukan.

jika dulu selalu debar menggila saat melihatnya, senyum bahkan tidak bisa ditahan saat bertemu dengannya, bahkan satu kata harus terbata-bata mengucapnya. tapi sekarang entah kemana rasa itu pergi, senyum dengan pipi merah jambu itu lenyap dan keterbatahan itu pergi semua kembali normal seperti biasa tapi satu yang masih tertinggal debaran ini masih tertuju padanya hingga menghasilkan banyak air mata kala tak sengaja menyapa dan sekilas memandang serta ingatan-ingatan yang tiba-tiba terlintas dikala hujan.

No comments:

Post a Comment