Wednesday, 30 May 2018
Merindu lagi
Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan
Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya
Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa
Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan
Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai.
#curly
Monday, 28 May 2018
Pulang untuk bersama lagi
… tak apalah, biar aku mundur beberapa langkah ke belakang, untuk kemudian lari kencang-kencang ke depan. Seperti anak ketapel dan anak panah, yang harus ditarik diulur ke belakang agar melesat jauh ke depan menggapai sasaran .
Arggh…. akhirnya aku menyerah pada rasa kerinduan yang semakin membuncah menyesakkan dada ini. Romantisnya musim gugur setahun lalu ketika pertama kali aku datang telah berganti dengan musim dingin dimana aku bertemu pertama kali dengan dingin nya salju. Musim dingin berlalu berganti musim semi yang indah, ketika bunga-bunga aneka rupa bermekaran indah penuh pesona. Bunga-bunga nan indah itu pun akhirnya layu dan berguguran kala musim panas dengan siangnya yang berkepanjangan datang. Musim gugur pun datang kembali bersamaan dengan menguning dan memerahnya daun-daun. Daun-daun pun akhirnya berguguran meninggalkan ranting-ranting kering kerontang merana sendirian untuk bertahan hidup melawan musim dingin yang menggigit datang kembali di Bulan Desember ini. Bulan yang ditunggu anak-anak di negeri ini untuk mendapatkan hadiah natal terindah mereka dari St. Clause.
Arggh…. semuanya berlalu begitu cepat. Membawa aku hanya beranjak dari kesunyian ke kesunyian dan dari kenangan ke kenangan. Hidup seolah terperangkap dalam jeratan kesunyian dan kenangan.
Arggh…. aku tak pernah merasakan kerinduan sedalam ini. Rindu yang membuat separuh semangat hidupku hilang. Rindu yang membuat aku menjalani hidup bagai burung dengan satu sayap. Benar, baru kali ini, aku merasakan sebenarnya rindu.
Hore…. besok aku pulang. Saat akan kuobati lara rindu ini pada separuh jiwa, buah hati dan penyejuk mata ku. Rindu mencium tangan Bapak dan Ibu ku juga guru dan kyai-kyai ku. Rindu bercengkerama dengan sahabat lama ku. Rindu menghirup segarnya udara kampung halaman ku. Rindu kehangatan keluarga dan saudara ku. Rindu keramahan dan kebersahajaan orang-orang di kampung ku. Rindu mendengar suara adzan dari masjid di kampung ku. Rindu mendengar suara alunan ayat-ayat suci tuhan dilantunkan anak-anak di mushola kampung ku. Rindu melihat kepolosan anak-anak kecil di kampung halaman ku. Rindu memandang negeri ku dari dekat. Rindu menginjakkan kaki ku di tanah ibu pertiwi ku. Rindu mengagumi dari dekat keindahan pesona alam negeri ku, tempat aku akan mengabdi sampai mati suatu saat nanti.
Pasti … aku akan kembali disini, di kota ini, karena perjuangan ini belum usai. Aku hanya ingin menemukan semangat ku kembali. Menjemput mu untuk mengisi ruang-ruang sunyi disini. Aku hanya ingin mengembalikan ingatan ku tentang mimpi-mimpi itu kembali. Aku tidak sedang menyerah dan tak akan menyerah.
Tak apalah, biar aku mundur beberapa langkah ke belakang, untuk kemudian lari kencang-kencang ke depan. Seperti anak ketapel dan anak panah, yang harus ditarik diulur ke belakang agar melesat jauh ke depan menggapai sasaran.
Tuhan, terima kasih telah kau ajarkan arti kerinduan ini. Kerinduan yang membuatku memahami sisi-sisi lain kehidupan yang selama ini banyak telah aku abaikan. Tuhan, bimbinglah selalu kaki ini dalam melangkah. Jangan pernah membiarkan aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang ke jalan lurus mu kembali. Ingatkan aku bila lupa. Tegur aku bila aku terlena. Peluklah mimpi-mimpi ku. Dekaplah aku dalam cinta Mu yang tidak pernah berkesudahan.
Tuhan ! titip rindu untuk orang-orang yang aku sayangi. Seperti rindu ku bertemu dengan Mu suatu saat nanti.
Saturday, 26 May 2018
Bait rindu
Embun masih membasahi bumi
Fajarpun tiba mengiringi
Matahari masih tetap bersinar
takkalah cerah ikut menyelimuti
Dan senjapun masih menyapa
Takkalah mentari mulai tertunduk
Sore ini masih sama dengan sebelumnya cerah dan cukup berawan berbanding arah dengan hati ini yang murung seolah baru dihujani. Tertunduk lesu bukanlah sebua keinginan tapi lagi-lagi hatilah yang membuat suasana seperti ini, hati yang kecewa beberapa minggu yg lalu terdustai oleh hati yg di kasihi dan pilunya masih seperti baru terluka. Tapi sudahlah melupakan lebih baik daripada bertanya mengapa didustai biarlah hujan membasahi untuk menyejukan yg sebenarnya kalau ia tak pantas untuk lama-lama menungguh hati ini. Dan berharap angin menghalaunya sejauh, mungkin juga akan ada pelangi yang akan datang menghibur dan mewarnai(harapan).
Yaaa.. kira-kira begitulah perasaan ku saat ini kurasakan tak ada yg membandingi sakit hati yg begitu dalam. Bertahan dan memperbaiki bukanlah hal terbaik dari melupakan. Kumulai membuka lembaran hidup yg belum terisi dan berupa agar kosong sesaat supaya nanti bisa kutulis dengan cerita yang abadi dan berakhir dengan indah. Bukanlah hal yang mudah melupakan hal yang di harapkan tapi sudalah terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dari pada berharap dengan pemalsu mimpi-mimpi(mantan).
Sore tepat pukul 16.00 seperti biasa karena lagi dillema akhirnya kusibukan diri dengan hal kecil dan berharap akan berhasil dengan besar yaa boleh dibilang berkebun hehehe maksudnya menyirami dan merawat bungan yang kuharapkan akan menjadi tempat orang memandang dengan indah kelak untuk melepas penat sehari-hari. Memang dua bulan terakkhir aku mulai memahami dan belajar tentang bungan dan cara merawatnya. Walaupu bukanlah bunga yang mahal tapi lumayan untuk sekedar menyejukan hati nagi para penikmatnya.
Sesampai disana aku langsung ke taman sederhana yg kubuat dan mulai menyirami dan merawatnya agar bisa tumbuh dengan sempurna(aamiin) karna bagiku hal ini lebih baik daripada merenung terus bisa nyontohi kalau mau jadi pencinta alam (PA) tidak harus naik turun gunung karena dengan merawat tumbuh-tumbuhan termasuk bungan dan buang sampah pada tempatnya juga bisa dibilang pencinta alam. Sejam berlalu akhirnya selesai dan mulai ku pandang dari jauh bakal indah seandainya pertumbuhanya sesuai yang di harapkan.
Semakin jauh ku memandang tampak dikejauhan ada yang datang dan aku mengenal betul siapa salahsatu dari mereka. Tapi tak terlalu ku hiraukan karena terlalu sibuk dengan melihat bungan-bunga yang kutanam. Tak begitulama akhirnya yang kulihat tadi menyapaku tapi tak semuanya karena yg lainya menunguh di kejauhan. Yaa akhirnya banyak hal yang dibicarakan karena satu propesi jadi nyambung. Tak lama kemudian kawan kawan nya menyapa ..... aku hanya terdiam aku belum kenal dan ku tahu betul parasnya sangat indah sepertinya doa ku terkabul hujan dihati yg terhianati ini telah mualai tumbuh pelangi lewat paras dan tatapanya.
"Wahai penguasa hati ucaplah bismillah melihatnya agar niatmu terjabah, sabar dan berdoalah dengan harapan ia belum ada yang memiliki"
Hujang telah berakhir dengan pelangi
Niatpun mulai menjadi nyata
Doapun mulai terjabah.
Dia memang indah tapi
bukan berarti mudah untuk diharap
Dia memang canti tapi
Bukan berarti mudah untuk tertarik
Dan ia memang rapi tapi juga
Bukan berarti mudah membuka hati
Dirimu pelangi
pemilik senyum di depanku
Janganlah kau pupuskan lagi perasaan ini
Dirimu pelangi
Pemilik tutur dan raut indah didepanku
Jangan terbalikan perasaan ini
Dan mohon teruslah seperti itu.
Mungkin begitula perasaan yang ku rasakan dengan teman sahabatku yg baru saja kulihat. Ini memang baru pertama kali aku berpapasan aecara dekat tapi hati ini berkata lain ia menyukai setiap raut senyu Dan raut kata yang keluar darinya. Sudahla aku tidak boleh secepat ini tertarik lagi-lagi aku mendustai hatiku akhirnya aku seolah sibuk kesana kemari supaya tidak kelihatan gerogi, ini memang sifat yang kumiliki ketika aku merasa suka dengan seseorang rasa takut dang grogi ku jauh lebih besar dari rasa beraniku. Memang si terlalu dini menetapkan kalu aku suka dia(pelangi). Saking ke bodonya bertanya namanya akupun tak ingat bertanya apalagi mautahu di mana tinggalnya.
Menit-menit berlalu jam telah menunjukan hampir senja aku bergegas kembali kerumah karena orang yg aku lamuni sudah sedari tadi menggalkan tempa ini.
Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan
Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya
Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa
Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan
Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai.
Magrib pun berlalu menyisahkan kenangan manis walau sebatas senyum. Walaupun baginya aku mungkin tak sediktpun terlihat yang terpenting bagi ku dia adalah lembaran baru. Aku kembali mengigat senyuman itu yg aku juga blum sempat bertanya siapa namanya mungkin terlalu takut bagi ku untuk sekedar berkata hi, kamu....(nama dia). Yaaa sudahlah niat baik akan terilhami baik juga kata nopel yg pernah ku baca.
malam semakin larut telah melewati ba'da sholat isya. Hemm gumamku mengerutu dengan nada yg malas, sontak langsung ku jatuhkan tubuhku di kasur terbukus seprai yang lembut. Dengan sedikit gerak ku ambil ponselku dan kunyalakan tak lama berselang ku lihat di beranda sosmet kawan yg kutemui tadi mengekpose poto mereka melawati beranda ku. dengan sedikit pengharapan langsung ku perhatikan sekali lagi dan benar saja ia memang dengan gadis yang ku bilang pelangi hujan sore julukan pelangi itu ku laturkan karena aku belum tau namanya dan pelangi juga menandai bahwa hujan kesedihan dihatiku mulau reda dan berganti denganya"pelangi".
Kupandang lebih dalam poto tadi akhirnya terbesit di hatiku untuk sekedar tahu namanya karena memang benar tak cinta akibat tidak ada perkenalan hehehhe tertawa kecilku. Langsung saja ku chatt temanku 'manis tu yang diaebelah heheh kataku dan di jawab olehnya temanku kan semuanya memang manis-manis ' iya-iya semuanya manis kecuali kamu hehh, oh ya ngomong -ngomong siapa namanya? Kataku .dibalesnya datar namanya virna sukaya...?? Iya hehe kenalin dong btw boleh mintak no phone nya, semenit berselang kembali ia balas ok ni nomernya 08526840*** hati-hati jatu hati hehe tar sakit. Kira kira begitulah akhirnya ku tau namanya.
Sehari berselang perasaan ku semakin berbunga. lewat teringat senyumnya lalu berharap mungkin inilah cinta yang belum dikenal akibatnya hanya meranam sendiri tanpa ia (virna) ketahui.
Didiamku ku coba memberanikan diri untuk menyapanya. Kuketik di keyboard ku Hi.. dengan sesikit keraguan ku klik tombol send yang berarti pesanku telah ku kirim. Dan benar saja keraguanku seolah bertambah lusu karena pesan yang ku kirim tiga jam yang lalu tak kunjung di balas. Mungkin bagi virna untu apa merespon pesan dari orang yang belum kenal. Sudahla jangan terlalu pesimis dan suhuzon(dalam hatiku).
Malampun berlahan kembali datang begegas ku tarik gas dak pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahku. Ba'da magribpun selesai dari dapur rumah kudengar suara pesan masuk dan ku baca hi juga (dari virna) dan ku balas virna kan? ...send.
lima menit berlalu balasan darinya iya. Siapa?...
Kata-kata siapa membuatku seolah dilema besar jujur tak semudah mengakui yg dia mungkin tidak juga tau walaupun kusebut nama. Kini giliranku yang diam berjam-jam dengan sengaja karena tak berani walauhanya menyebut nama. Sehari berselang kembali ku chatt dan kutanyakan lg apa? Tiga menit berlalu aku lagi nonton. Siapa? Balasnya akhirnya ku balas tulis saja noname ujarku, maksusnya(balas virna), yaa tulis saja no name alasanya biar aku saja yang tahu kamu karena kalau kamu tau aku yakin kamu tidak akan membalas pesanku jawabku panjang.
Begitula aku ibarat orang gundah yang berujung malu mengakui diri sendiri. Serba takut takut rasa yang salah dan juga takut takberbalas. No name bagiku lebih dari sekedar tak bernama tapi semua menandakan tak ada yang perlu diketahui jika aku sendiri yang mengakui cukuplah waktu yang memberi tahu takdir yang akan didapat.
Seminggu berlalu rasa terpendam semakin dalam. Rasa yang mungkin berujung sedih, gundah bahkan kecewa tapi sudahlah cumah satu yang kuharap saat ini dianggap ada itu sudah lebih dari cukup. Juga seminggu berlalu berlabuh sudah hatiku didermaga yang mengambang jauh dari pandanganya. Dapat ku baca dan kulihat keindahan tabu darinya. Tabu yang mungkin dia tak pernah tahu kalau aku terus memandangi sosoknya dari jauh, aku yang selalu berharap memiliki dgn ikhlas adanya dan berharap dapat menambatkan ikatan ke dermaga yang bisa ku singgahi selamanya.
Tapi..
Ini ibarat berteriak di dalam air tak akan ada seorangpun yang tahu walaupun sekuat tenaga ku berteriak aku akan berusaha menjadikanmu makmum di hidupku....
Harapan ku kokohkan didalam bait-bait doa karena hanya itulah yang mampu ku ucapkan walautak diketahui tapi penuh pengharapkan. Harapanku tak lebih dari aku dianggap ada dihidupnya, Selamat sore pelangi baruku(virna)......
》》》Wait the next chapter 》》》》
Fajarpun tiba mengiringi
Matahari masih tetap bersinar
takkalah cerah ikut menyelimuti
Dan senjapun masih menyapa
Takkalah mentari mulai tertunduk
Gubahan selamatpermono
Sore ini masih sama dengan sebelumnya cerah dan cukup berawan berbanding arah dengan hati ini yang murung seolah baru dihujani. Tertunduk lesu bukanlah sebua keinginan tapi lagi-lagi hatilah yang membuat suasana seperti ini, hati yang kecewa beberapa minggu yg lalu terdustai oleh hati yg di kasihi dan pilunya masih seperti baru terluka. Tapi sudahlah melupakan lebih baik daripada bertanya mengapa didustai biarlah hujan membasahi untuk menyejukan yg sebenarnya kalau ia tak pantas untuk lama-lama menungguh hati ini. Dan berharap angin menghalaunya sejauh, mungkin juga akan ada pelangi yang akan datang menghibur dan mewarnai(harapan).
Yaaa.. kira-kira begitulah perasaan ku saat ini kurasakan tak ada yg membandingi sakit hati yg begitu dalam. Bertahan dan memperbaiki bukanlah hal terbaik dari melupakan. Kumulai membuka lembaran hidup yg belum terisi dan berupa agar kosong sesaat supaya nanti bisa kutulis dengan cerita yang abadi dan berakhir dengan indah. Bukanlah hal yang mudah melupakan hal yang di harapkan tapi sudalah terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dari pada berharap dengan pemalsu mimpi-mimpi(mantan).
Sore tepat pukul 16.00 seperti biasa karena lagi dillema akhirnya kusibukan diri dengan hal kecil dan berharap akan berhasil dengan besar yaa boleh dibilang berkebun hehehe maksudnya menyirami dan merawat bungan yang kuharapkan akan menjadi tempat orang memandang dengan indah kelak untuk melepas penat sehari-hari. Memang dua bulan terakkhir aku mulai memahami dan belajar tentang bungan dan cara merawatnya. Walaupu bukanlah bunga yang mahal tapi lumayan untuk sekedar menyejukan hati nagi para penikmatnya.
Sesampai disana aku langsung ke taman sederhana yg kubuat dan mulai menyirami dan merawatnya agar bisa tumbuh dengan sempurna(aamiin) karna bagiku hal ini lebih baik daripada merenung terus bisa nyontohi kalau mau jadi pencinta alam (PA) tidak harus naik turun gunung karena dengan merawat tumbuh-tumbuhan termasuk bungan dan buang sampah pada tempatnya juga bisa dibilang pencinta alam. Sejam berlalu akhirnya selesai dan mulai ku pandang dari jauh bakal indah seandainya pertumbuhanya sesuai yang di harapkan.
Semakin jauh ku memandang tampak dikejauhan ada yang datang dan aku mengenal betul siapa salahsatu dari mereka. Tapi tak terlalu ku hiraukan karena terlalu sibuk dengan melihat bungan-bunga yang kutanam. Tak begitulama akhirnya yang kulihat tadi menyapaku tapi tak semuanya karena yg lainya menunguh di kejauhan. Yaa akhirnya banyak hal yang dibicarakan karena satu propesi jadi nyambung. Tak lama kemudian kawan kawan nya menyapa ..... aku hanya terdiam aku belum kenal dan ku tahu betul parasnya sangat indah sepertinya doa ku terkabul hujan dihati yg terhianati ini telah mualai tumbuh pelangi lewat paras dan tatapanya.
"Wahai penguasa hati ucaplah bismillah melihatnya agar niatmu terjabah, sabar dan berdoalah dengan harapan ia belum ada yang memiliki"
Hujang telah berakhir dengan pelangi
Niatpun mulai menjadi nyata
Doapun mulai terjabah.
Dia memang indah tapi
bukan berarti mudah untuk diharap
Dia memang canti tapi
Bukan berarti mudah untuk tertarik
Dan ia memang rapi tapi juga
Bukan berarti mudah membuka hati
Dirimu pelangi
pemilik senyum di depanku
Janganlah kau pupuskan lagi perasaan ini
Dirimu pelangi
Pemilik tutur dan raut indah didepanku
Jangan terbalikan perasaan ini
Dan mohon teruslah seperti itu.
Mungkin begitula perasaan yang ku rasakan dengan teman sahabatku yg baru saja kulihat. Ini memang baru pertama kali aku berpapasan aecara dekat tapi hati ini berkata lain ia menyukai setiap raut senyu Dan raut kata yang keluar darinya. Sudahla aku tidak boleh secepat ini tertarik lagi-lagi aku mendustai hatiku akhirnya aku seolah sibuk kesana kemari supaya tidak kelihatan gerogi, ini memang sifat yang kumiliki ketika aku merasa suka dengan seseorang rasa takut dang grogi ku jauh lebih besar dari rasa beraniku. Memang si terlalu dini menetapkan kalu aku suka dia(pelangi). Saking ke bodonya bertanya namanya akupun tak ingat bertanya apalagi mautahu di mana tinggalnya.
Menit-menit berlalu jam telah menunjukan hampir senja aku bergegas kembali kerumah karena orang yg aku lamuni sudah sedari tadi menggalkan tempa ini.
Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan
Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya
Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa
Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan
Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai.
Magrib pun berlalu menyisahkan kenangan manis walau sebatas senyum. Walaupun baginya aku mungkin tak sediktpun terlihat yang terpenting bagi ku dia adalah lembaran baru. Aku kembali mengigat senyuman itu yg aku juga blum sempat bertanya siapa namanya mungkin terlalu takut bagi ku untuk sekedar berkata hi, kamu....(nama dia). Yaaa sudahlah niat baik akan terilhami baik juga kata nopel yg pernah ku baca.
malam semakin larut telah melewati ba'da sholat isya. Hemm gumamku mengerutu dengan nada yg malas, sontak langsung ku jatuhkan tubuhku di kasur terbukus seprai yang lembut. Dengan sedikit gerak ku ambil ponselku dan kunyalakan tak lama berselang ku lihat di beranda sosmet kawan yg kutemui tadi mengekpose poto mereka melawati beranda ku. dengan sedikit pengharapan langsung ku perhatikan sekali lagi dan benar saja ia memang dengan gadis yang ku bilang pelangi hujan sore julukan pelangi itu ku laturkan karena aku belum tau namanya dan pelangi juga menandai bahwa hujan kesedihan dihatiku mulau reda dan berganti denganya"pelangi".
Kupandang lebih dalam poto tadi akhirnya terbesit di hatiku untuk sekedar tahu namanya karena memang benar tak cinta akibat tidak ada perkenalan hehehhe tertawa kecilku. Langsung saja ku chatt temanku 'manis tu yang diaebelah heheh kataku dan di jawab olehnya temanku kan semuanya memang manis-manis ' iya-iya semuanya manis kecuali kamu hehh, oh ya ngomong -ngomong siapa namanya? Kataku .dibalesnya datar namanya virna sukaya...?? Iya hehe kenalin dong btw boleh mintak no phone nya, semenit berselang kembali ia balas ok ni nomernya 08526840*** hati-hati jatu hati hehe tar sakit. Kira kira begitulah akhirnya ku tau namanya.
Sehari berselang perasaan ku semakin berbunga. lewat teringat senyumnya lalu berharap mungkin inilah cinta yang belum dikenal akibatnya hanya meranam sendiri tanpa ia (virna) ketahui.
Didiamku ku coba memberanikan diri untuk menyapanya. Kuketik di keyboard ku Hi.. dengan sesikit keraguan ku klik tombol send yang berarti pesanku telah ku kirim. Dan benar saja keraguanku seolah bertambah lusu karena pesan yang ku kirim tiga jam yang lalu tak kunjung di balas. Mungkin bagi virna untu apa merespon pesan dari orang yang belum kenal. Sudahla jangan terlalu pesimis dan suhuzon(dalam hatiku).
Malampun berlahan kembali datang begegas ku tarik gas dak pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahku. Ba'da magribpun selesai dari dapur rumah kudengar suara pesan masuk dan ku baca hi juga (dari virna) dan ku balas virna kan? ...send.
lima menit berlalu balasan darinya iya. Siapa?...
Kata-kata siapa membuatku seolah dilema besar jujur tak semudah mengakui yg dia mungkin tidak juga tau walaupun kusebut nama. Kini giliranku yang diam berjam-jam dengan sengaja karena tak berani walauhanya menyebut nama. Sehari berselang kembali ku chatt dan kutanyakan lg apa? Tiga menit berlalu aku lagi nonton. Siapa? Balasnya akhirnya ku balas tulis saja noname ujarku, maksusnya(balas virna), yaa tulis saja no name alasanya biar aku saja yang tahu kamu karena kalau kamu tau aku yakin kamu tidak akan membalas pesanku jawabku panjang.
Begitula aku ibarat orang gundah yang berujung malu mengakui diri sendiri. Serba takut takut rasa yang salah dan juga takut takberbalas. No name bagiku lebih dari sekedar tak bernama tapi semua menandakan tak ada yang perlu diketahui jika aku sendiri yang mengakui cukuplah waktu yang memberi tahu takdir yang akan didapat.
Seminggu berlalu rasa terpendam semakin dalam. Rasa yang mungkin berujung sedih, gundah bahkan kecewa tapi sudahlah cumah satu yang kuharap saat ini dianggap ada itu sudah lebih dari cukup. Juga seminggu berlalu berlabuh sudah hatiku didermaga yang mengambang jauh dari pandanganya. Dapat ku baca dan kulihat keindahan tabu darinya. Tabu yang mungkin dia tak pernah tahu kalau aku terus memandangi sosoknya dari jauh, aku yang selalu berharap memiliki dgn ikhlas adanya dan berharap dapat menambatkan ikatan ke dermaga yang bisa ku singgahi selamanya.
Tapi..
Ini ibarat berteriak di dalam air tak akan ada seorangpun yang tahu walaupun sekuat tenaga ku berteriak aku akan berusaha menjadikanmu makmum di hidupku....
Harapan ku kokohkan didalam bait-bait doa karena hanya itulah yang mampu ku ucapkan walautak diketahui tapi penuh pengharapkan. Harapanku tak lebih dari aku dianggap ada dihidupnya, Selamat sore pelangi baruku(virna)......
》》》Wait the next chapter 》》》》
Wednesday, 16 May 2018
Keutamaan hari demi hari dalam bulan suci ramadhan
Assalamualaikum sahabat.
Marhaban yaaramadhan.
Alhamdulillah ramdhan datang lagi, kita termasuk orang yang sangat beruntung karena di pertemukan Lagi dengan ramadhan tahun ini. Tentunya dengan harapan agar lebih baik dalam ibadah-ibadah yang akan kita jalani. Kali ini penulis akan berbagi kepada sahabat semuanya tentang apa-apa saja paidah atau keutamaan hari demi hari dibulan ramadhan, dengan harapan semoga kita dapatkan paidah tersebut Aamiin.
Rasulullah saw bersabda : “Sekiranya kalian mengetahui apa yang akan kamu dapatkan di bulan Ramadhan, niscaya kamu akan menambah rasa syukur kalian kepada Allah swt”.
Pada awal malam Ramadhan Allah swt mengampuni semua dosa yang tersembunyi dan yang terang-terangan, meninggikan beribu-ribu derajat, membangunkan untuk kalian lima puluh ribu kota di surga. (Hari pertama sudah seperti itu, dosa-dosa kita akan diampuni dan ditinggikan derajatnya, jadi jangan sampai kita melewatkan puasa ramadhan)
Keutamaan hari ke-2 puasa Ramadhan adalah Allah swt mencatat setiap ibadah kalian seperti ibadah satu tahun dan pahalanya seperti pahala seorang nabi, mencatat puasa kalian seperti puasa satu tahun.
Keutamaan hari ke-3 puasa Ramadhan adalah Allah swt memberi kalian setiap rambut di tubuh kalian taman permata yang indah di surga Firdaus, di atasnya dua belas ribu rumah dari cahaya, di bawahnya dua belas ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur ada bidadari, setiap hari seribu malaikat berkunjung dan setiap malaikat membawa hadiah untuk kalian.
Keutamaan hari ke-4 puasa Ramadhan adalah Allah memberi kalian di surga Khuld tujuh puluh ribu istana dan di setiap istana terdapat tujuh puluh ribu rumah, di setiap rumah terdapat lima puluh ribu tempat tidur dan di setiap tempat tidur terdapat bidadari dan setiap bidadari memiliki seribu perhiasan yang lebih baik dari dunia dan segala isinya.
Keutamaan hari ke-5 puasa ramadhan, Allah swt memberi kalian di surga Al-Ma’wa beribu-ribu kota, setiap kota terdapat seribu rumah, di setiap rumah terdapat seribu meja makan, di atas setiap meja makan tujuh puluh ribu tempat makanan, di setiap tempat makanan tujuh puluh macam makanan yang tidak sama satu dengan yang lain.
Keutamaan hari ke-6 puasa ramadhan, Allah swt memberi kalian di surga Darus Salam seratus ribu kota, di setiap kota seratus perkampungan, di setiap perkampungan seratus ribu rumah, di setiap rumah seratus ribu tempat tidur dari emas yang panjang, setiap tempat tidur panjangnya seribu hasta, di atas tempat tidur terdapat bidadari sebagai pasangan yang berhias dengan tiga puluh ribu perhiasan dari permata putih dan permata merah, dan setiap bidadari membawa seratus pelayan.
Keutamaan hari ke-7 puasa ramadhan, Allah swt memberi kalian di surga Na’im pahala seperti pahala seribu syuhada’ dan empat puluh ribu orang yang benar.
Keutamaan hari ke-8 puasa Ramadhan, Allah swt memberi kalian pahala seperti pahala amal enam puluh ribu ahli ibadah dan orang enam puluh ribu orang yang zuhud.
Keutamaan hari ke-9 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla memberi kalian apa yang diberikan kepada seribu ulama, seribu orang yang i’tikaf, dan seribu orang yang menyambung tali persaudaraan.
Keutamaan hari ke-10 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla memenuhi tujuh puluh ribu hajat, dan memohonkan ampunan untuk kalian matahari, bulan, bintang-bintang, binatang yang melata, burung, binatang buas, setiap bebatuan dan bongkahan tanah liat, setiap yang kering dan yang basah, setiap binatang di laut dan dedaunan di pepohonan.
Keutamaan hari ke-11 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla mencatat untuk kalian pahala seperti pahala empat kali orang yang haji dan umrah, setiap yang haji bersama seorang Nabi, dan setiap yang umrah bersama orang yang benar dan yang syahid.
Keutamaan hari ke-12 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla menjadikan bagi kalian keimanan yang dapat merubah keburukan-keburukan menjadi kebaikan-kebaikan yang berlipat-ganda, dan mencatat bagi kalian setiap kebaikan seribu kebaikan.
Keutamaan hari ke-13 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla mencatat bagi kalian pahala seperti pahala ibadah penduduk Mekkah dan Madinah, dan Allah memberi kalian syafaat sejumlah bebatuan dan bongkahan tanah liat yang ada di antara Mekkah dan Madinah.
Keutamaan hari ke-14 puasa Ramadhan, Kalian seperti berjumpa dengan Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan Sulaiman, dan seperti beribadah kepada Allah Azza wa Jalla bersama setiap Nabi selama dua ratus tahun.
Keutamaan hari ke-15 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla menunaikan untuk kalian hajat-hajat dunia dan akhirat, memberi kalian apa yang diberikan kepada Nabi Ayyub; para malaikat pemikul Arasy memohonkan ampunan untuk kalian, dan pada hari kiamat Allah Azza wa Jalla akan memberi kalian empat puluh cahaya, sepuluh cahaya dari sebelah kanan kalian, sepuluh dari sebelah kiri kalian, sepuluh dari depan kalian, dan sepuluh cahaya dari belakang kalian.
Keutamaan hari ke-16 puasa ramadhan, Allah swt akan memberi kalian pada hari kalian dibangkitkan dari kubur enam puluh pakaian untuk kalian pakai, enam puluh onta untuk kalian kendarai, dan Allah swt mengirimkan awan untuk menaungi kalian dari sengatan panas hari itu.
Keutamaan hari ke-17 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla menyatakan: “sungguh Aku telah mengampuni mereka dan bapak-bapak mereka, Aku akan lindungi mereka dari azab hari kiamat.”
Keutamaan hari ke-18 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla memerintahkan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, malaikat pemikul Arasy dan Al-Karubin agar memohonkan ampunan untuk ummat Muhammad saw sampai tahun berikutnya, dan Allah Azza wa Jalla memberikan pada kalian pahala para syuhada’ Badar.
Keutamaan hari ke-19 puasa ramadhan, Semua malaikat langit dan bumi minta izin kepada Tuhannya untuk berziarah ke kuburan kalian setiap hari, dan setiap malaikat membawa hadiah dan minuman untuk kalian.
Keutamaan hari ke-20 puasa ramadhan, pada suatu hari Allah Azza wa Jalla mengutus kepada kalian tujuh puluh Malaikat untuk menjaga kalian dari setiap setan yang terkutuk; Allah Azza wa Jalla mencatat untuk kalian setiap hari kalian puasa seperti berpuasa seratus tahun; menjadikan parit antara kalian dan neraka; memberi kalian pahala orang yang termaktub dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qu’an; Allah Azza wa Jalla mencatat untuk kalian setiap pena Jibril (as) sebagai ibadah satu tahun; memberikan pada kalian pahala tasbih Arasy dan Kursi; dan memberi pasangan untuk kalian setiap ayat Al-Qur’an seribu bidadari.
Keutamaan hari ke-21 puasa ramadhan, Allah swt meluaskan kuburan kalian seribu farsakh, menghilangkan dari kalian kegelapan dan kesepian, menjadikan kuburan kalian seperti kuburan para syuhada’, dan menjadikan wajah kalian seperti wajah Yusuf bin Ya’qub (as).
Keutamaan hari ke-22 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla akan mengutus kepada kalian malaikat maut seperti pada para Nabi saw, menyelamatkan kalian dari keganasan malaikat Munkar dan Nakir, dan menghilangkan dari kalian penderitaan dunia dan akhirat.
Keutamaan hari ke-23 puasa ramadhan, kalian akan melintasi shirathal mustaqim bersama para Nabi, shiddiqin dan syuhada’, dan pahala kalian seperti memberi makanan kepada setiap anak yatim dari ummatku dan seperti memberi pakaian kepada setiap yang telanjang dari ummatku.
Keutamaan hari ke-24 puasa ramadhan, kalian tidak akan keluar dari dunia kecuali kalian melihat kedudukannya di surga;, setiap kalian diberi pahala seribu orang yang sakit, seribu pahala orang yang merantau untuk mentaati Allah Azza wa Jalla, kalian diberi pahala seribu pembebasan dari keturunan nabi Ismail (as).
Keutamaan hari ke-25 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla membangunkan untuk kalian di bawah Arasy seribu menara hijau, di atas setiap menara terdapat kemah dari cahaya, dan Allah Tabaraka wa ta’ala berfirman: “Wahai ummat Muhammad, Aku adalah Tuhan dan kalian adalah hamba-Ku, bernaunglah kalian di bawah Arasy-Ku di menaramenara ini, makan dan minumlah sepuas kalian, jangan takut dan jangan sedih; wahai ummat Muhammad, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan mengirim kalian ke surga, kalian akan dibanggakan oleh orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir, Aku akan memberikan pada setiap kalian seribu mahkota dari cahaya, kendaraan onta yang Kuciptakan dari cahaya, tali kendalinya dari cahaya dan pada tali kendali itu terdapat seribulingkaran yang terbuat dari emas, dan pada setiap lingkaran berdiri malaikat, dan setiap malaikat memegang tongkat dari cahaya sehingga kalian memasuki surga tanpa dihisab.
Keutamaan hari ke-26 puasa ramadhan, Allah swt memandang kalian dengan kasih sayang-Nya, kemudian mengampuni semua dosa kalian kecuali sogokan dan hartanya; Allah swt mensucikan rumah kalian setiap hari tujuh puluh ribu kali dari ghibah dan dusta.
Keutamaan hari ke-27 puasa ramadhan, kalian seperti menolong setiap mukmin dan mukminah, memberi pakaian pada tujuh puluh ribu orang yang telanjang, membantu seribu orang yang menjalin tali persaudaraan; kalian seperti membaca semua kitab yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada para Nabi-Nya.
Keutamaan hari ke-28 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla menjadikan bagi kalian di surga Al-Khuld seratus ribu kota dari cahaya, memberi kalian di surga Al-Ma’wa seratus ribu istana dari perak; memberi kalian di surga Al-Jalal tiga ratus ribu mimbar (tempat yang tinggi) yang terbuat dari misik, di setiap mimbar seribu rumah dari za’faran
Keutamaan hari ke-29 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla memberi kalian beribu-ribu kediaman dan di setiap kediaman terdapat menara putih, di setiap menara terdapat tempat tidur dari kafur putih dilengkapi dengan seribu permadani dari sutera hijau, di setiap permadani disiapkan bidadari yang dihiasi dengan tujuh puluh ribu hiasan, di kepalanya seribu hiasan dari permata
Keutamaan hari ke-30 puasa ramadhan, Allah Azza wa Jalla mencatat bagi kalian setiap hari sebelumnya pahala seribu suhada’ dan seribu orang yang benar; Allah Azza wa Jalla mencatat bagi kalian seperti beribadah lima puluh tahun; Allah Azza wa Jalla mencatat bagi kalian untuk setiap hari seperti puasa dua ribu hari, dan mengangkat derajat kalian.
Demikianlah sahabat yang dapat penulis berikan semoga kita tergolong dalam hamba Allah yang selalu dalam ajaran roaulnya, Aamiin.
Saturday, 12 May 2018
Durasi puasa tersingkat dan terlama di dunia
Melawandunia_info. Lima hari menjelang kedatangan bulan yang sangat dirindukan oleh umat muslim di seluruh dunia termasuk umat muslim di indonesia yang merupakan penduduk islam terbesar didunia.
Tapi tahukah anda bahwa lama atau durasi puasa di negara-negara di dunia sangatlah beragam.
Durasi menjalankan puasa di tiap belahan dunia berbeda-beda. Di beberapa negara durasi puasa bisa mencapai hampir 24 jam.
Namun, di belahan dunia yang lain, sejumlah umat Islam menjalankan ibadahnya bahkan di bawah 10 jam.
Di sebagian besar negara-negara Arab, waktu berpuasa rata-rata mencapai 13-17 jam sehari.
Khusus untuk negara-negara Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara, warga Aljazair menjadi yang paling lama menjalankan puasa yaitu selama 16 jam 44 menit.
Sementara umat Islam di Kepulauan Komoro, Afrika menjadi yang tersingkat menjalani puasa di kawasan ini yaitu 12 jam dan 45 menit.
Durasi berpuasa paling lama dialami umat Islam yang tinggal di negeri-negeri Skandinavia yang berada di dekat lingkat Kutub Utara.
Akibat bulan Ramadhan jatuh di musim panas maka durasi berpuasa menjadi lebih panjang yaitu di atas 20 jam sehari.
Umat Muslim yang hidup di kawasan Laplandia di Finlandia menjadi yang paling lama menjalankan puasa, sebab di tempat ini matahari hanya terbenam selama 55 menit saja.
Alhasil, mereka harus berpuasa selama 23 jam dan 5 menit. Sementara umat Islam di Islandia dan Greenland akan berpuasa selama 21 jam sehari.
Di Norwegia dan Inggris puasa akan berdurasi masing-masing 18 dan 19 jam sedangkan di Kanada rata-rata mereka berpuasa selama 17 jam sehari.
Hal berbeda terjadi di belahan bumi selatan saat musim dingin menyapa di pertengahan tahun ini. Alhasil malam datang lebih cepat sehingga durasi berpuasa juga lebih pendek.
Umat Muslim yang tinggal di kawasan Ochaya, Argentina, misalnya, tahun ini mendapatkan durasi puasa terpendek yaitu tak lebih dari sembilan jam sehari.
Durasi puasa yang tak terlalu panjang juga dialami umat Islam di Sydney, Australia yang harus menahan lapar dan haus selama 11 jam 35 menit.
Tapi yang jelas barang siapa yang mampuh melaksanakan puasa dengan sunguh-sungguh pasti akan terbiasa dengan tantangan yang akan dihadapi.
Friday, 11 May 2018
Pembukaan kompetisi sain madrasah
Sabtu, 12 mei 2018 seluruh madrasah yang dibawah lingkungan kabupaten musirawas utara mengadakan KSM(kompetisi sains madrasah) tingkat kabupaten musirawas utara bertempat di pondok pesantren Bahrul Ulum. Tujuan diadakan KSM ini untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa madrasah guna perbaikan di masa mendatang tutur bapak kemenag musirawas utara H.Iksan Baidjuri waktu pembukaan KSM tadi pagi dan diharapakan adanya pembinaan yang berkelanjutan demi prestasi siswa-siswi di masa akan datang. Perlu diketahui jumlah peserta madrasah yang berperan di KSM tahun ini lebih dari 20 madrasah dan ada sebanyak 16 nadrasah yang absen di KSM tahun ini.
Thursday, 10 May 2018
,,untuk rindu,,
yg tiba-tiba datang.
ah serupa kamu tuan.
untuk perempuan yg menyukai mawar
terimakasih telah bertandang ke kotaku, kota kenanganmu.
meski gerimis ikut menyambutmu.
terimakasih telah bertandang ke kotaku, kota kenanganmu.
meski gerimis ikut menyambutmu.
Dan kita memandang pada tugu yg sama, pada malam yg ramai.
kita berlomba menyicip bulir-bulir rindu dan kenangan.
kepala pun berlomba diam dalam pikiran masing-masing
kita berlomba menyicip bulir-bulir rindu dan kenangan.
kepala pun berlomba diam dalam pikiran masing-masing
terimakasih pada kopimu, dan denting malioboro masih sama manis,
kita masih akan rindu.
kita masih akan rindu.
Dan kita sudahi sore ini dalam segelas jus ungu, semoga waktu akan selalu berkenan mempertemukan kita pada kota ini.
baik-baik disana. titip salam pada ibu bapakmu…
sajak patah |
#curly
Thursday, 22 March 2018
BUMI PERKEMAHAN MUSIRAWAS UTARA
Thursday, 28 December 2017
rasa tak bertuan
Kau tinggalkan rasa selaksa bara
Membakar nadi menyentuh rongga
Mengulum jiwa pada ruang hampa
Saat ragamu tak lagi berada
Di sini
Jemari kita pernah menaut menari
Anyamkan bulir-bulir jerami
Menjadi sebentuk mimpi abadi
Di sini
Bayangmu selalu mengisi kisi-kisi hati
Menjamahi tubuh yang semakin melemah ini
Menanti binal tarianmu di setiap mili ronaku berdiri
Gelegakkan amukkan rasa tak berkendali
Hingga nikmat tak henti merajahi hati
Bersama bulir-bulir yang menetesi pori
Kataku bukanlah kata-kata sastrawan
Satu kata berjuta artian
Kataku hanyalah kata sederhana
Gambaran jiwa yang terkungkung rasa
Satu kata satu makna
Membuncah jiwa pada seraut wajah
Yang membuncah pada imaji tak tersapa
Tentang rindu yang terendap di jiwa
MEKAR DIWAKTU YANG SALAH
Seumur hidupku, aku hanya menghabiskan waktu di dalam gemerlap kehidupan jet set yang membuatku tidak pernah tahu dan mengerti akan kehidupan yang sesungguhnya.
Setiap hari aku hanya bersenang-senang dan berfoya-foya tanpa peduli waktu. Tanpa peduli orang lain bahkan orang tuaku. Orang tua? Ah, mereka sama sekali tidak pernah peduli denganku. Mereka hanya bekerja dan bekerja.
Suatu ketika, aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik ketika aku duduk disebuah bangku taman. Gadis itu sepertinya telah membiusku, ia memiliki senyuman dan mata yang indah.
“Apakah ada seseorang yang duduk disebelahmu?” Tanya gadis itu dengan suaranya yang terdengar bagaikan suara malaikat.
“Tidak sama sekali nona.” jawabku,
“Bolehkah aku duduk disebelahmu?” Tanyanya lagi,
“Boleh sekali. Silahkan duduk.” jawabku, lalu gadis itu langsung duduk disebelahku.
Setiap hari aku hanya bersenang-senang dan berfoya-foya tanpa peduli waktu. Tanpa peduli orang lain bahkan orang tuaku. Orang tua? Ah, mereka sama sekali tidak pernah peduli denganku. Mereka hanya bekerja dan bekerja.
Suatu ketika, aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik ketika aku duduk disebuah bangku taman. Gadis itu sepertinya telah membiusku, ia memiliki senyuman dan mata yang indah.
“Apakah ada seseorang yang duduk disebelahmu?” Tanya gadis itu dengan suaranya yang terdengar bagaikan suara malaikat.
“Tidak sama sekali nona.” jawabku,
“Bolehkah aku duduk disebelahmu?” Tanyanya lagi,
“Boleh sekali. Silahkan duduk.” jawabku, lalu gadis itu langsung duduk disebelahku.
Sesekali aku memandangi wajah gadis itu. Entah mengapa, hatiku serasa bergejolak, jantungku berdegup kencang.
“ Aku selalu ingin melihat bunga-bunga di taman ini mekar.” kata gadis itu yang telah memecahkan lamunanku.
“Tapi sekarang sedang musim kemarau panjang, nona.” jawabku,
“Iya. Rasanya mustahil untuk aku melihat indahnya bunga-bunga di taman ini lagi.” jawab gadis itu. Wajahnya berubah menjadi sendu entah mengapa,
“Mengapa begitu?” tanyaku,
“Ehm, tidak apa. Hanya saja kalau tanaman-tanaman bunga disini kering. Mustahil kan untuk dilihat?” jawabnya,
“Benar nona. Tapi masih bisa ditanami lagi.” kataku,
“Tapi butuh waktu lagi untuk menunggunya tumbuh.”, katanya,
“Ehm, baiklah.” jawabku menyerah.
“Eh, kita belum berkenalan.” kata gadis itu sembari mengajakku berjabat tangan, “Namaku Gladis. Siapa namamu?”
“ Hai Gladis. Namaku Rangga.” Jawabku sambil menjabat tangannya,
“Aku senang bisa berkenalan denganmu.” kata gadis yang bernama Gladis itu,
“ Aku juga. Bahkan aku sangat senang karena bisa mengenalmu.” jawabku,
“Wah, kamu bisa aja.” kata Gladis,
“Haha. Ngomong-ngomong. Dimana rumahmu?” tanyaku dengan sedikit iseng,
“Rumahku hanya beberapa langkah dari sini.”
“Bolehkah aku datang ke rumahmu?” tanyaku,
“Boleh.” jawabnya singkat. Lalu aku pergi ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Gladis, aku merasakan rasa yang sangat berbeda. Aku melihat sebuah keluarga yang sangat sederhana di dalam rumah yang sederhana pula, namun sangat indah. Kehidupan yang jauh dari mewah, namun bahagia. Berbeda dengan kehidupan jet set-ku yang jauh dari bahagia.
Aku sangat senang karena bisa mengenal akrab keluarga Gladis. Ada ibu, ayah dan dua adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mereka adalah keluarga paling harmonis yang pernah aku temui. Karena keluarga teman-temanku nyaris semuanya sama denganku. Keluarga yang terpisah-pisah karena uang. Memang sangatlah berbeda dan inilah yang aku impikan. Keluarga harmonis seperti keluarganya Gladis.
***
Entah mengapa Gladis yang seusia denganku itu tidak meneruskan sekolahnya. Seharusnya dia sudah kuliah sekarang. Namun, ketika aku tanya dengannya dia tidak menjawab sepatah katapun. Hanya sebuah senyuman manis yang ia berikan padaku. Senyumannya membuatku lupa dengan apapun.
Hampir setiap hari sepulang kuliah, aku datang ke rumah Gladis yang sekarang aku daulat sebagai sahabatku. Entah hanya untuk menyapa keluarganya atau bermain dengan adik-adiknya bahkan berbagi cerita dengannya. Bahkan aku nyaris lupa dengan keluargaku sendiri. Aku seperti mendapatkan kedamaian di keluarga ini.
Aku selalu membantu Gladis untuk merawat bunga-bunga di taman tempat kami bertemu pertama kali agar cepat mekar. Ternyata, setelah aku mendengar cerita darinya, bunga-bunga ditaman itu sungguh indah bila bermekaran. Aku menjadi ikut tidak sabar dengan untuk mekarnya bunga-bunga itu.
“Rangga. Taukah kamu kalau semua bunga di taman ini mekar, kamu akan mengetahui makna kehidupan?” Tanya Gladis saat kami sedang duduk di bangku taman setelah lelah merawat bunga-bunga disana.
“Pasti karena semua serangga yang indah akan datang untuk menghisap nektar dari bunga-bunga ini dan mereka akan terus hidup. Dan juga banyak orang akan datang dan menghabiskan waktunya ke tempat ini.” jwabku,
“Tepat! Sebenarnya masih ada lagi.”
“Apa?”
“Kamu akan tahu sendiri.”
Entah mengapa sesuatu yang aneh aku rasakan setelah mendengar perkataan Gladis itu.
Suatu hari, ketika aku datang ke rumah Gladis. Aku mendapati dia yang terbaring lemah di atas lantai rumahnya. Aku terkejut, panik dan sekaligus khawatir. Di dalam rumahnya juga tidak ada seorangpun dari anggota keluarganya. Tanpa basa-basi aku langsung membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung menghubungi orang tua Gladis setelah membiarkannya diperikasa oleh dokter. Rasa cemasku belum saja hilang. Apalagi setelah orang tuanya memberi tahuku bahwa ternyata ia mengidap gagal ginjal akut dan sudah tidak bisa disembuhkan. Sebenarnya ia harus rajin cuci darah, namun karena keadaan ekonomi keluarganya yang tidak stabil membuatnya tidak pernah melakukan itu.
Aku yang sangat sedih memutuskan untuk menyembunyikan rasa sedihku itu. Bagaimanapun di dalam sisa hidupnya Gladis harus bahagia. Dia harus merasakan kebahagiaan yang membuatnya damai. Karena aku mencintainya.
Seminggu berlalu, Gladis diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Sebenarnya karena dokter sudah tidak sanggup lagi untuk menanganinya. Sudah delapan puluh persen tingkat kerusakan ginjalnya. Namun aku selalu berdoa agar ia masih bisa diberi kesempatan hidup lebih lama.
Aku mengajak Gladis pergi ke taman disebuah siang yang cukup panas. Makudku adalah untuk memperlihatkan sesuatu yang sudah ia tunggu-tunggu,
“Gladis! Aku akan memberimu sebuah kejutan!” kataku ketika menjemputnya di rumahnya,
“Apa itu Rangga!”
“Ikut aku!” lalu kami pergi bersama ke taman.
Sesampainya di taman, aku memperlihatkan bunga-bunga di taman itu yang sudah bermekaran. Memang sungguh indah. Warna-warni bunga itu membuat banyak kehidupan bersatu seperti yang pernah diceritakan.
Namun, sesuatu yang tidak pernah kuduga terjadi. Gladis yang tadinya tersenyum manis itu, kini sudah terjatuh. Dia pingsan. Aku yang sangat khawatir itu langsung membawanya ke rumah sakit.
“Siapa yang bernama Rangga?” tanya dokter setelah memeriksa Gladis,
“Sa-saya dok.” jawabku,
“Gladis menunggumu.”
“Baik dok.” lalu aku masuk ke dalam kamar Gladis.
Air mataku seperti tak mau berhenti untuk menetes melihat wajah cantik Gladis menjadi sangat pucat dan ia menjadi tak berdaya.
“Rangga!” kata Gladis dengan suaranya yang terdengar lirih,
“Gladis.” kataku lalu aku mendekatinya dan langsung menggenggam tangannya yang kurus.
“Taukah kamu. Bunga-bunga itu telah memberikan kepadamu sebuah pelajaran tentang kehidupan?”
“Aku tahu itu Gladis.”
“Inilah maksudku.” katanya pelan, “bunga-bunga itu akan berkembang ketika aku meredup.”
“Maksudmu?”
“Ketika aku mati.”
“Tidak Gladis. Kamu masih hidup lebih lama.”
“Terima kasih Rangga. Kamu satu-satunya sahabat dan cinta di hidupku walau aku tak berani mengungkapkan ini sebelumnya.”
“Aku hanya ingin kamu tetap disini.”
“Maafkan aku Rangga. Sampaikan salamku kepada keluargamu. Kembali akurlah dengan mereka dan hidup bahagia. Mereka menyayangimu.” lalu mata Gladis terpejam. Terpejam untuk selamanya.
“Gladis!” teriakanku sangat keras sehingga keluarga Gladis yang saat itu berada di depan kamar langsung masuk ke dalam.
Keluarga Gladis tidak berhenti untuk menitikkan air mata mereka setelah mengetahui seorang putri cantik yang menjadi emas di dalam keluarga itu harus pergi untuk selamanya. Hatiku juga menjadi tidak karuan ketika mengerti maksud dari mekarnya bunga-bunga itu. Ingin rasanya aku menyalahkan bunga-bunga itu. Mereka mekar di waktu yang salah bagiku. Namun disitulah aku tahu makna hidup yang sesungguhnya. Ada kehidupan baru dan juga ada kematian. Ada kebahagiaan dalam kepedihan.
“ Aku selalu ingin melihat bunga-bunga di taman ini mekar.” kata gadis itu yang telah memecahkan lamunanku.
“Tapi sekarang sedang musim kemarau panjang, nona.” jawabku,
“Iya. Rasanya mustahil untuk aku melihat indahnya bunga-bunga di taman ini lagi.” jawab gadis itu. Wajahnya berubah menjadi sendu entah mengapa,
“Mengapa begitu?” tanyaku,
“Ehm, tidak apa. Hanya saja kalau tanaman-tanaman bunga disini kering. Mustahil kan untuk dilihat?” jawabnya,
“Benar nona. Tapi masih bisa ditanami lagi.” kataku,
“Tapi butuh waktu lagi untuk menunggunya tumbuh.”, katanya,
“Ehm, baiklah.” jawabku menyerah.
“Eh, kita belum berkenalan.” kata gadis itu sembari mengajakku berjabat tangan, “Namaku Gladis. Siapa namamu?”
“ Hai Gladis. Namaku Rangga.” Jawabku sambil menjabat tangannya,
“Aku senang bisa berkenalan denganmu.” kata gadis yang bernama Gladis itu,
“ Aku juga. Bahkan aku sangat senang karena bisa mengenalmu.” jawabku,
“Wah, kamu bisa aja.” kata Gladis,
“Haha. Ngomong-ngomong. Dimana rumahmu?” tanyaku dengan sedikit iseng,
“Rumahku hanya beberapa langkah dari sini.”
“Bolehkah aku datang ke rumahmu?” tanyaku,
“Boleh.” jawabnya singkat. Lalu aku pergi ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Gladis, aku merasakan rasa yang sangat berbeda. Aku melihat sebuah keluarga yang sangat sederhana di dalam rumah yang sederhana pula, namun sangat indah. Kehidupan yang jauh dari mewah, namun bahagia. Berbeda dengan kehidupan jet set-ku yang jauh dari bahagia.
Aku sangat senang karena bisa mengenal akrab keluarga Gladis. Ada ibu, ayah dan dua adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mereka adalah keluarga paling harmonis yang pernah aku temui. Karena keluarga teman-temanku nyaris semuanya sama denganku. Keluarga yang terpisah-pisah karena uang. Memang sangatlah berbeda dan inilah yang aku impikan. Keluarga harmonis seperti keluarganya Gladis.
***
Entah mengapa Gladis yang seusia denganku itu tidak meneruskan sekolahnya. Seharusnya dia sudah kuliah sekarang. Namun, ketika aku tanya dengannya dia tidak menjawab sepatah katapun. Hanya sebuah senyuman manis yang ia berikan padaku. Senyumannya membuatku lupa dengan apapun.
Hampir setiap hari sepulang kuliah, aku datang ke rumah Gladis yang sekarang aku daulat sebagai sahabatku. Entah hanya untuk menyapa keluarganya atau bermain dengan adik-adiknya bahkan berbagi cerita dengannya. Bahkan aku nyaris lupa dengan keluargaku sendiri. Aku seperti mendapatkan kedamaian di keluarga ini.
Aku selalu membantu Gladis untuk merawat bunga-bunga di taman tempat kami bertemu pertama kali agar cepat mekar. Ternyata, setelah aku mendengar cerita darinya, bunga-bunga ditaman itu sungguh indah bila bermekaran. Aku menjadi ikut tidak sabar dengan untuk mekarnya bunga-bunga itu.
“Rangga. Taukah kamu kalau semua bunga di taman ini mekar, kamu akan mengetahui makna kehidupan?” Tanya Gladis saat kami sedang duduk di bangku taman setelah lelah merawat bunga-bunga disana.
“Pasti karena semua serangga yang indah akan datang untuk menghisap nektar dari bunga-bunga ini dan mereka akan terus hidup. Dan juga banyak orang akan datang dan menghabiskan waktunya ke tempat ini.” jwabku,
“Tepat! Sebenarnya masih ada lagi.”
“Apa?”
“Kamu akan tahu sendiri.”
Entah mengapa sesuatu yang aneh aku rasakan setelah mendengar perkataan Gladis itu.
Suatu hari, ketika aku datang ke rumah Gladis. Aku mendapati dia yang terbaring lemah di atas lantai rumahnya. Aku terkejut, panik dan sekaligus khawatir. Di dalam rumahnya juga tidak ada seorangpun dari anggota keluarganya. Tanpa basa-basi aku langsung membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung menghubungi orang tua Gladis setelah membiarkannya diperikasa oleh dokter. Rasa cemasku belum saja hilang. Apalagi setelah orang tuanya memberi tahuku bahwa ternyata ia mengidap gagal ginjal akut dan sudah tidak bisa disembuhkan. Sebenarnya ia harus rajin cuci darah, namun karena keadaan ekonomi keluarganya yang tidak stabil membuatnya tidak pernah melakukan itu.
Aku yang sangat sedih memutuskan untuk menyembunyikan rasa sedihku itu. Bagaimanapun di dalam sisa hidupnya Gladis harus bahagia. Dia harus merasakan kebahagiaan yang membuatnya damai. Karena aku mencintainya.
Seminggu berlalu, Gladis diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Sebenarnya karena dokter sudah tidak sanggup lagi untuk menanganinya. Sudah delapan puluh persen tingkat kerusakan ginjalnya. Namun aku selalu berdoa agar ia masih bisa diberi kesempatan hidup lebih lama.
Aku mengajak Gladis pergi ke taman disebuah siang yang cukup panas. Makudku adalah untuk memperlihatkan sesuatu yang sudah ia tunggu-tunggu,
“Gladis! Aku akan memberimu sebuah kejutan!” kataku ketika menjemputnya di rumahnya,
“Apa itu Rangga!”
“Ikut aku!” lalu kami pergi bersama ke taman.
Sesampainya di taman, aku memperlihatkan bunga-bunga di taman itu yang sudah bermekaran. Memang sungguh indah. Warna-warni bunga itu membuat banyak kehidupan bersatu seperti yang pernah diceritakan.
Namun, sesuatu yang tidak pernah kuduga terjadi. Gladis yang tadinya tersenyum manis itu, kini sudah terjatuh. Dia pingsan. Aku yang sangat khawatir itu langsung membawanya ke rumah sakit.
“Siapa yang bernama Rangga?” tanya dokter setelah memeriksa Gladis,
“Sa-saya dok.” jawabku,
“Gladis menunggumu.”
“Baik dok.” lalu aku masuk ke dalam kamar Gladis.
Air mataku seperti tak mau berhenti untuk menetes melihat wajah cantik Gladis menjadi sangat pucat dan ia menjadi tak berdaya.
“Rangga!” kata Gladis dengan suaranya yang terdengar lirih,
“Gladis.” kataku lalu aku mendekatinya dan langsung menggenggam tangannya yang kurus.
“Taukah kamu. Bunga-bunga itu telah memberikan kepadamu sebuah pelajaran tentang kehidupan?”
“Aku tahu itu Gladis.”
“Inilah maksudku.” katanya pelan, “bunga-bunga itu akan berkembang ketika aku meredup.”
“Maksudmu?”
“Ketika aku mati.”
“Tidak Gladis. Kamu masih hidup lebih lama.”
“Terima kasih Rangga. Kamu satu-satunya sahabat dan cinta di hidupku walau aku tak berani mengungkapkan ini sebelumnya.”
“Aku hanya ingin kamu tetap disini.”
“Maafkan aku Rangga. Sampaikan salamku kepada keluargamu. Kembali akurlah dengan mereka dan hidup bahagia. Mereka menyayangimu.” lalu mata Gladis terpejam. Terpejam untuk selamanya.
“Gladis!” teriakanku sangat keras sehingga keluarga Gladis yang saat itu berada di depan kamar langsung masuk ke dalam.
Keluarga Gladis tidak berhenti untuk menitikkan air mata mereka setelah mengetahui seorang putri cantik yang menjadi emas di dalam keluarga itu harus pergi untuk selamanya. Hatiku juga menjadi tidak karuan ketika mengerti maksud dari mekarnya bunga-bunga itu. Ingin rasanya aku menyalahkan bunga-bunga itu. Mereka mekar di waktu yang salah bagiku. Namun disitulah aku tahu makna hidup yang sesungguhnya. Ada kehidupan baru dan juga ada kematian. Ada kebahagiaan dalam kepedihan.
Sunday, 21 May 2017
cinta di bangku kulyah
Hari ini adalah hari pemilihan ketua BEM,yak BEM kurang lebih seperti OSIS tapi BEM berada di perguruan tinggi,yak aku bersekolah di UGM(Universitas Gadjah Mada) kota Yogyakarta,walaupun aku tidak mencalonkan diri sebagai ketua BEM setidaknya aku hanya mahasiswa biasa biasa tapi berperan sebagai panitia PEMILIHAN BEM namaku fasca dan mahasiswa kedokteran semester 7,ku persiapakan diri untuk menuju universitas dan menuju AULA kampus, tepat pukul 10.00 acara pemilihan ketua BEM pun di mulai,aku hanya bissa melihat dari belakang karna aku sebagai panitia,semua calon ketua memperkenalkan dirinya masing masing serta memberikan penjelesan terhadap,visi,misi yang akan di embannya.tak lama aku melihat seorang wanita cantik yang sedang maju ke depan dan menceritakan visi dan misinya,dari wajahnya ia berasal dari Negara asing.aku semakin penasaran terhadap wanita tersebut kemudian aku mencoba menanyakan wanita tersebut kepada salah satu sahabatku yang beranama aldo.
Do..!!’’kutanya perlahan’’
Apa fas?’’tanya aldo’’
Kamu tahu wanita itu nggak?’’tanyaku
Tahu..!!emang kenapa?’’tanya balik’’
Sapa namanya?kok gk tahu ngelihat?
Namanya Rena Ichiwa.dia sama kita fakultas kedokteran tapi semester 4?’’jawab aldo
Pantas Kita kan dah senior !mana kita pernah lihat wong jarang masuk kampus!’’ejekku
Ke aldo’’
Wakkakaka,cantik ya wajahnya di keturunan Cina loh!ujar aldo sok keppo
Hah?iya ya,,’’jawabku’’
*
Tak lama kemudian acara pemilihan ketua BEM pun usai.aku segera bersih’’ AULA dan setelah itu karena lapar aku menuju ke salah satu kantin yang berada dalam kampus,saat aku mencari makan aku melihat wanita tersebut dengan rasa gugup aku mencoba mendekatinya.
Hai..’’sapaku agak gugup’’
Ya?’’jawab wanita tersebut’’
Bolehkah aku duduk di sampingmu?’’tanyaku’’
Silakan..’’jawabnya’’
Kemudian aku memaksa diri untuk berkenalan dengan wanita tersebut.dengan agak malu
Kalau boleh tahu siapa namanya?’’tanyaku’’(padahal aku sudah tahu)
Rena Ichiwa..kalau kamu sp?’’tanya balik’’
Fasca wicaksana,fakultas kedokteran smster 7.’’ujarku
Owh kalau aku falkutas kedokteran juga tapi semester 4’’ujar rena’’
Ohhh,,,tadi pidatomu bagus loh ren…’’pujiku pada rena’’
Ahh masak?maksih ya J ‘’rena tampak tersenyum’’
Kemudian Kami tidak bi sa berbincang banyak hal karena kantin segera tutup dan hari sudah larut sore kemudian aku segera mengahkiri perjumpaan dengan rena
Maaf ren saya mau pergi dlu,kantin sudah mau tutup’’ujarku’’
Oh iya,aku juga sampai jumpa’’ujar rena’’
Ok,,,(hatiku hari ini sangat senang’’)
Tak terasa 3hari berlalu dan tiba saatnya pengumuman siapa yang menjadi ketua BEM yang di kumandangkan oleh rector kampus,dengan keadaan yang sangat ramai aku hanya bisa melihat dari kejauhan,dan tidak bisa dipercaya yang menjadi ketua adalah si rena,hatiku sangat senang sekali melihat kabar tersebut,kemudian stelah pengumuman selesai aku sgera mencari /rena,dan mengucapkan selamat kepadanya rena ternyat rena berada di kantin yang pernah kita bertemu sebelumnya.
Ren bolehkah aku duduk di sini’’ujarku’’
Boleh..ada apa ya’’jawab rena’’
Selamat Ren,kamu menjadi ketua BEM baru !aku berharap setelah aku selesai kuliah disini kamu dapat memajukan universitas ini dengan baik lagi’’ujarku dengan berharap’’
Iya makasih ya,,oh iya kamu adalah orang yang pertama kali mengucapkan selamat pada ku’’ujar rena dengan senang hati’’
Akupun dengan Rena berteman kurang lebih sudah 2 tahun semua kegiatan kami lakukan bersama serta canda tawa dan pengalaman kami berdua tidak bisa kami lupakan sampai sekarang,dan kini tiba saatnya aku wisuda kelulusan sarjana dari fakultas kedokteran smua para mahasiswa yang lulus mengucapkan janji dan kegiatan lain,ketika wisuda aku melihat rena yang berada di kursi tempat duduk yang paling pojok hatiku sangat senang sekali.,tak lama kemudian aku mengunjungi Rena dan berbincang padanya.aku
Hei Ren’’ujarku’’
Hai,Selamat ya atas kesuksesanmu !‘’ujar rena dgan senang hati’’
Iya’’ujarku’’
Kemudian kami berdua berjabat tangan
**
Setelah Wisuda Selesai aku langsung pulang dan tidak menemui Rena Lagi.sampai di rumah aku ingin mengungkapkan perasaanku yang tertunda selama ini terhadap rena melalui sepucuk surat yang kutitipkan kepada cindy,cindy adalah sahabat sejati dari Rena.
Keesokan harinya Cindy memberikan surat ku pada Rena
Ren Sini dulu’’ucap cindy’’
Yah.?ada apa cin??’’ujar rena’’
Nih ada titipan surat dari seseorang.’’ujar cindy’’
Mana ?’’tanya balik’’
Nih,,.!
Rena Membuka sepucuk surat tersebut dan membacanya.
Hei Ren,maaf ya sebelumnya tidak bisa mengucapkan secara langsung padamu ,saat ini aku sudah bertekat untuk melanjutkan S2 di Luar Negri dan hari ini aku sudah berangkat aku tidak sempat berjumpa lagi denganmu,lewat sepucuk surat ini aku ingin berbicara pada mu bahwa aku ‘’CINTA PADAMU’’ aku cinta padamu saat pertama kali aku melihatmu di acara pemilihan ketua BEM 2 tahun silam ,aku sangat terpesona dengan sikap dan penampilanmu semua kata-kata yang kamu ucapkan sangat berguna bagiku,entah karena waktu yang memisahkan kita aku berharap kalau kita suatu saat nanti dapat bertemu kembali,terima kasih Ren kamu selalu ada di hatiku
‘’WALAUPUN RAGAKU BERADA JAUH SANA,TETAPI HATIKU TETAP BERADA DI SISIMU’’
Tiba-tiba Air Mata Rena Menetes keluar dan rena sangat sedih,kemudian rena memeluk cindy,cindy pun menepuk punggung Rena dengan cinta kasih.
Subscribe to:
Posts (Atom)