be a good moeslim and dies as suhada

Date

Saturday, 26 May 2018

Bait rindu

        Embun masih membasahi bumi

        Fajarpun tiba mengiringi

        Matahari masih tetap bersinar

        takkalah cerah ikut menyelimuti

        Dan senjapun masih menyapa

        Takkalah mentari mulai tertunduk



Gubahan selamatpermono


        Sore ini masih sama dengan sebelumnya cerah dan cukup berawan berbanding arah dengan hati ini yang murung seolah baru dihujani. Tertunduk lesu bukanlah sebua keinginan tapi lagi-lagi hatilah yang membuat suasana seperti ini, hati yang kecewa beberapa minggu yg lalu terdustai oleh hati yg di kasihi dan pilunya masih seperti baru terluka. Tapi sudahlah melupakan lebih baik daripada bertanya mengapa didustai biarlah hujan  membasahi untuk menyejukan yg sebenarnya kalau ia tak pantas untuk lama-lama menungguh hati ini. Dan berharap angin menghalaunya sejauh, mungkin juga akan ada pelangi yang akan datang menghibur dan mewarnai(harapan).


Yaaa.. kira-kira begitulah perasaan ku saat ini kurasakan tak ada yg membandingi sakit hati yg begitu dalam. Bertahan dan memperbaiki bukanlah hal terbaik dari melupakan. Kumulai membuka lembaran hidup yg belum terisi dan berupa agar kosong sesaat supaya nanti bisa kutulis dengan cerita yang abadi dan berakhir dengan indah. Bukanlah hal yang mudah melupakan hal yang di harapkan tapi sudalah terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dari pada berharap dengan pemalsu mimpi-mimpi(mantan).


Sore tepat pukul 16.00 seperti biasa karena lagi dillema akhirnya kusibukan diri dengan hal kecil dan berharap akan berhasil dengan besar yaa boleh dibilang berkebun hehehe maksudnya menyirami dan merawat bungan yang kuharapkan akan menjadi tempat orang memandang dengan indah kelak untuk melepas penat sehari-hari. Memang dua bulan terakkhir aku mulai memahami dan belajar tentang bungan dan cara merawatnya. Walaupu  bukanlah bunga yang mahal tapi lumayan untuk sekedar menyejukan hati nagi para penikmatnya.


Sesampai disana aku langsung ke taman sederhana yg kubuat dan mulai menyirami dan merawatnya agar bisa tumbuh dengan sempurna(aamiin) karna bagiku hal ini lebih baik daripada merenung terus bisa nyontohi kalau mau jadi pencinta alam (PA) tidak harus naik turun gunung karena dengan merawat tumbuh-tumbuhan termasuk bungan dan buang sampah pada tempatnya juga bisa dibilang pencinta alam. Sejam berlalu akhirnya selesai dan mulai ku pandang dari jauh bakal indah seandainya pertumbuhanya sesuai yang di harapkan.


Semakin jauh ku memandang tampak dikejauhan ada yang datang dan aku mengenal betul siapa salahsatu dari mereka. Tapi tak terlalu ku hiraukan karena terlalu sibuk dengan melihat bungan-bunga  yang kutanam. Tak begitulama akhirnya yang kulihat tadi menyapaku tapi tak semuanya karena yg lainya menunguh di kejauhan. Yaa akhirnya banyak hal yang dibicarakan karena satu propesi jadi nyambung. Tak lama kemudian kawan kawan nya menyapa ..... aku hanya terdiam aku belum kenal dan ku tahu betul parasnya sangat indah sepertinya doa ku terkabul hujan dihati yg terhianati ini telah mualai tumbuh pelangi lewat paras dan tatapanya.


 "Wahai penguasa hati ucaplah bismillah melihatnya agar niatmu terjabah, sabar dan berdoalah dengan harapan ia belum ada yang memiliki"


       Hujang telah berakhir dengan pelangi

       Niatpun mulai menjadi nyata

       Doapun mulai terjabah.


       Dia memang indah tapi

       bukan berarti mudah untuk diharap

      Dia memang canti tapi

      Bukan berarti mudah untuk tertarik

      Dan ia memang rapi tapi juga

      Bukan berarti mudah membuka hati


      Dirimu pelangi

pemilik senyum di depanku

Janganlah kau pupuskan lagi perasaan ini


Dirimu pelangi

Pemilik tutur dan raut indah didepanku

Jangan terbalikan perasaan ini


         Dan mohon teruslah seperti itu.



Mungkin begitula perasaan yang ku rasakan dengan teman sahabatku yg baru saja kulihat. Ini memang baru pertama kali aku berpapasan aecara dekat tapi hati ini berkata lain  ia menyukai setiap raut senyu Dan raut kata yang keluar darinya. Sudahla aku tidak boleh secepat ini tertarik lagi-lagi aku mendustai hatiku akhirnya aku seolah sibuk kesana kemari supaya tidak kelihatan gerogi, ini memang sifat yang kumiliki ketika aku merasa suka dengan seseorang rasa takut dang grogi ku jauh lebih besar dari rasa beraniku. Memang si terlalu dini menetapkan kalu aku suka dia(pelangi). Saking ke bodonya bertanya namanya akupun tak ingat bertanya apalagi mautahu di mana tinggalnya.

Menit-menit berlalu jam telah menunjukan hampir senja aku bergegas kembali kerumah karena orang yg aku lamuni sudah sedari tadi menggalkan tempa ini.


Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan

Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya

Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa

Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan

Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai
.

Magrib pun berlalu menyisahkan kenangan manis walau sebatas senyum. Walaupun baginya aku mungkin tak sediktpun terlihat yang terpenting bagi ku dia adalah lembaran baru. Aku kembali mengigat senyuman itu yg aku juga blum sempat bertanya siapa namanya mungkin terlalu takut bagi ku untuk sekedar berkata hi, kamu....(nama dia). Yaaa sudahlah niat baik akan terilhami baik juga kata nopel yg pernah ku baca.

   malam semakin larut telah melewati ba'da sholat isya. Hemm gumamku mengerutu dengan nada yg malas, sontak langsung ku jatuhkan tubuhku di kasur terbukus seprai yang lembut. Dengan sedikit gerak ku ambil ponselku dan kunyalakan tak lama berselang ku lihat di beranda sosmet kawan yg kutemui tadi mengekpose poto mereka melawati beranda ku. dengan sedikit pengharapan langsung ku perhatikan sekali lagi dan benar saja ia memang dengan gadis yang ku bilang pelangi hujan sore julukan pelangi itu ku laturkan karena aku belum tau namanya dan pelangi juga menandai bahwa hujan kesedihan dihatiku mulau reda dan berganti denganya"pelangi".
Kupandang lebih dalam poto tadi akhirnya terbesit di hatiku untuk sekedar tahu namanya karena memang benar tak cinta akibat tidak ada perkenalan hehehhe tertawa kecilku. Langsung saja ku chatt temanku 'manis tu yang diaebelah heheh kataku dan di jawab olehnya temanku kan semuanya memang manis-manis ' iya-iya semuanya manis kecuali kamu hehh, oh ya ngomong -ngomong siapa namanya? Kataku .dibalesnya datar namanya virna sukaya...?? Iya hehe kenalin dong btw boleh mintak no phone nya, semenit berselang kembali ia balas ok ni nomernya 08526840*** hati-hati jatu hati hehe tar sakit. Kira kira begitulah akhirnya ku tau namanya.

Sehari berselang perasaan ku semakin berbunga. lewat teringat senyumnya lalu berharap mungkin inilah cinta yang belum dikenal akibatnya hanya meranam sendiri tanpa ia (virna) ketahui.
Didiamku ku coba memberanikan diri untuk menyapanya. Kuketik di keyboard ku Hi.. dengan sesikit keraguan ku klik tombol send yang berarti pesanku telah ku kirim. Dan benar saja keraguanku seolah bertambah lusu karena pesan yang ku kirim tiga jam yang lalu tak kunjung di balas. Mungkin bagi virna untu apa merespon pesan dari orang yang belum kenal. Sudahla jangan terlalu pesimis dan suhuzon(dalam hatiku).
Malampun berlahan kembali datang begegas ku tarik gas dak pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahku. Ba'da magribpun selesai dari dapur rumah kudengar suara pesan masuk dan ku baca hi juga (dari virna) dan ku balas virna kan? ...send.
  lima menit berlalu balasan darinya  iya. Siapa?...
Kata-kata siapa membuatku seolah dilema besar jujur tak semudah mengakui yg dia mungkin tidak juga tau walaupun kusebut nama. Kini giliranku yang diam berjam-jam dengan sengaja karena tak berani walauhanya menyebut nama. Sehari berselang kembali ku chatt dan kutanyakan lg apa? Tiga menit berlalu aku lagi nonton. Siapa? Balasnya akhirnya ku balas tulis saja noname ujarku, maksusnya(balas virna), yaa tulis saja no name alasanya biar aku saja yang tahu kamu karena kalau kamu tau aku yakin kamu tidak akan membalas pesanku jawabku panjang.

Begitula aku ibarat orang gundah yang berujung malu mengakui diri sendiri. Serba takut takut rasa yang salah dan juga takut takberbalas. No name bagiku lebih dari sekedar tak bernama tapi semua menandakan tak ada yang perlu diketahui jika aku sendiri yang mengakui cukuplah waktu yang memberi tahu takdir yang akan didapat.

Seminggu berlalu rasa terpendam semakin dalam. Rasa yang mungkin berujung sedih, gundah bahkan kecewa tapi sudahlah cumah satu yang kuharap saat ini dianggap ada itu sudah lebih dari cukup. Juga seminggu berlalu berlabuh sudah hatiku didermaga yang mengambang jauh dari pandanganya. Dapat ku baca dan kulihat keindahan tabu darinya. Tabu yang mungkin dia tak pernah tahu kalau aku terus memandangi sosoknya dari jauh, aku yang selalu berharap memiliki dgn ikhlas adanya dan berharap dapat menambatkan ikatan ke dermaga yang bisa ku singgahi selamanya.

Tapi..

Ini ibarat berteriak di dalam air tak akan ada seorangpun yang tahu walaupun sekuat tenaga ku berteriak aku akan berusaha menjadikanmu makmum di hidupku....

Harapan ku kokohkan didalam bait-bait doa karena hanya itulah yang mampu ku ucapkan walautak diketahui tapi penuh pengharapkan. Harapanku tak lebih dari aku dianggap ada dihidupnya, Selamat sore pelangi baruku(virna)......


》》》Wait the next chapter 》》》》

No comments:

Post a Comment