be a good moeslim and dies as suhada

Date

Monday, 22 April 2019

Aku masih mencintaimu



Saat ku berjalan melewati rumahmu, tak hayal diriku sekilas memikirkanmu dan mengingatmu dalam benakku, kucoba melupakan mu tapi apalah daya sebenarnya aku masih mengharapkanmu. Kau adalah orang yang sangat berarti dalam hidupku.
Ingatkah kau kisah kita saat SMA, kau begitu bersinar di kelas baik dalam hal pelajaran, kebaikanmu, serta kecantikanmu sehingga namamu termasyur diseluruh sekolah. Dirimu adalah cinta pertamaku yang selalu kependam dalam hati, aku tahu bahwa aku orang yang tidak sepatutnya mencintaimu, diriku hanyalah orang biasa, tidak sepandai dirimu, tidak setampan yang kau harapkan. Namun ternyata kenyataannya adalah bahwa engkau memendam benih cinta terhadapku. Aku sangat bahagia dan merasa orang paling beruntung didunia saat cinta ini tak bertepuk sebelah tangan, serta mengetahui bahwa orang yang mencintaiku itu tulus dari hatinya, dia tidak menilaiku dari fisik melainkan hati.
Kau adalah orang yang amat sempurna dimataku, kau adalah orang yang berusaha membuat pasangan nyaman bersamamu. Ku ingat saat aku berkata “kau sepertinya cantik dengan rambut pendek”, dan keesokan harinya aku terkejut bahwa kau memotong rambut panjangmu yang indah, padahal perkataanku itu hanya sekedar main-main saja. Kau pun berusaha menyukai warna kesukaanku yaitu ungu, padahal aku tau kau suka warna merah mudah. Dan pernah ku berkata “sayang, jikalau kau mengenakan jilbab, pasti aura kecantikanmu akan lebih terpancar”, akupun tak menduga keesokan harinya dirimu ke sekolah dengan penampilan yang sangat berbeda, kau menguatkan tekadmu demi mengenakan jilbab. Aku begitu salut padamu.
Pernah suatu ketika saat sebuah masalah besar menghampiriku, semua orang mencela dan menjauhiku, padahal itu bukan kesalahanku. Namun engkau datang dan mendampingiku menghadapi masalah tersebut, kau selalu hadir disaat aku membutuhkanmu, kau pun terus percaya padaku.
Lamanya kita menjalin hubungan sekitar 2 (dua) tahun dan aku tetap nyaman bersamamu. Namun ketika tamat sekolah dan mulai bekerja di sebuah Perguruan Tinggi Negeri menjadi pegawai, kita mulai jarang berkomunikasi, jarang bertemu dan bertatap muka serta bercanda ria berbagi kebahagian. Semua itu terjadi disaat aku mulai meniti karir, aku sibuk dengan perkerjaan yang bertumpuk dihadapanku.
Suatu hari muncul pertanyaan darinya,
“sayang.. kenapa sayang sibuk sekali, apakah keasikan bekerja sehingga lupa denganku?.. kenapa tak mengabariku?.. apakah sayang sudah lupa denganku?..”
Aku pun menjawab dengan alasan pekerjaan sangat banyak dan harus segera diselesaikan, namun setelah selesai muncul lagi pekerjaan baru.
Aku merasa tak tega terhadapnya, dia selalu perhatian namun aku selalu mengabaikannya karena disibukan dengan pekerjaan ini. Sempat terpikir olehku untuk mengentikan sejenak hubungan yang yang telah lama kami bangun layaknya seperti cuti kerja. Pikirku pun fokus bekerja dulu mengumpulkan modal buat merancang kehidupan kedepan.
Namun aku melakukan sebuah kesalahan fatal yang tak pernah kuduga dan membuatku patah arah.
Aku bertemu dengannya dan menjelaskan bahwa kita sebaiknya menghentikan sejenak hubungan kita, namun aku berjanji akan datang dan merangkulmu lagi dalam kehidupanku. Namun saat dia tidak menyetujui dengan keputusanku, dia pun bertanya “apakah sayang memang benar-benar sayang kepadaku?”. Aku pun hanya diam terpaku padahal dalam hati ini teriak kecang bahwa aku mencintaimu namun tak keluar dari mulut ini.
Setelah kejadian itu aku pun hilang kontak dengannya baik nyata maupun maya. Akupun mulai melanjutkan pekerjaanku yang harus diselesaikan tepat waktu. Hari-hariku selalu dipenuhi banyak kertas dan coretan pena sehingga tak sempatnya diriku mengabari keadaanku serta tak sempat bertanya bagaimana keadaanmu. Lama aku tak mendapat kabar dari dia sang pujaan hati.
1 (satu) tahun tak terasa waktu berjalan dan kami hanya sekedar berhubungan lewat sms walaupun itu sangat jarang. Aku terkejut saat menerima pesanmu yang berisikan undangan pernikahan, tak hayal aku langsung merasa hilang nyawa, bagai tenggelam didalamnya samudra dan tak bisa bernafas.
Setelah kukuatkan diriku, kutemui dirinya dan bertanya kenapa kau lakukan ini terhadapku, padahal aku bekerja dan mengumpulkan uang buat modal kita kedepan merancang masa depan. Dia pun menjelaskan bahwa di sebenarnya selalu mengharapkanku dan berharap aku menjadi pendamping hidupnya. Namun semua itu sirna ketika dia bertanya “apakah sayang memang benar-benar sayang kepadaku?” dan aku tak merespon pertanyaan itu.
Betapa bodohnya diriku membiarkan orang yang kusayangi akan menjalani hidupnya dengan orang lain. Dan betapa bodohnya diri ini tak mampu menjawab pertanyaan itu yang menyebabkan  menggantungnya sebuah hubungan. Salahnya aku kenapa diri ini tak mampu menjadi orang yang romantis terhadap sang kekasih. Kenapa aku mengabaikan orang yang sudah jelas memperhatikanku. Namun aku telah terlambat selambat-lambatnya. Aku sangat amat menyesal.
Setelah kejadian itu, seminggu kemudian dia melakukan ijab kabul dengan orang lain dan aku hanya dapat menahan air mata saat menyaksikan kejadian itu. Aku tak kan pernah melupakan orang yang pernah mengisi jiwa direlung hati ini.
Saatku melintas didepan rumahmu, kulihat kau sedang bercanda gurau dengan suamimu. Muncul pikirku yang berharap bahwa suamimu pergi meninggalkanmu dan aku dapat mengisi dan menjadi pengganti suamimu. Apakah salah aku berharap begitu?, apakah aku salah berharap dapat mengulang waktu dan memperbaki semua kesalahan yang telahku buat?,  dan apakah aku salah ingin bersama orang yang dulu pernah kucintai sampai sekarang?.
Aku masih sangat teramat mencintaimu. Salahkah aku masih mengharapkanmu?
Sumber:
https://www.kompasiana.com/mamanisss/550a2962a33311806d2e39f6/salahkah-aku-masih-mengharapkanmu

Sunday, 21 April 2019

Ngetrip Ke Goa Napallicin Ulu Rawas Musi Rawas Utara

Goa Napalicin terletak di Desa Napalicin, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatra Selatan. Anda harus mencapai kota Lubuk Linggau terlebih dahulu untuk menuju Goa Napalicin. Lubuk Linggau berjarak sekitar 350 km dari kota Palembang. Lubuk Linggau juga bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 150 km dari kota Bengkulu.
Jika Anda memasuki kawasan Goa Napalicin, Anda akan disuguhi dengan nuansa bebatuan alami. Gua ini memiliki pintu masuk seluas sekitar 15 meter. Setelah melewati pintu masuk gua, Anda dapat melihat bagian lantai dinding dan atas gua yang berbentuk stalagtit dan stalagnit. Anda dapat mengamati langsung stalagtit dan stalagnit yang terbentuk secara alami sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Setelah mencapai Lubuk Linggau, Anda harus menempuh lagi perjalanan darat sejauh sekitar 135 km sebelum bisa menikmati objek wisata ini. 100 km jalan pertama merupakan jalan mulus Jalan Lintas Sumatera, namun 35 km selanjutnya adalah jalan berbatuan dan tanah sehingga jarak dari Lubuk Linggau ke Goa Napalicin harus ditempuh selama sekitar lima jam.

Jika Anda memasuki kawasan Goa Napalicin, Anda akan disuguhi dengan nuansa bebatuan alami. Gua ini memiliki pintu masuk seluas sekitar 15 meter. Setelah melewati pintu masuk gua, Anda dapat melihat bagian lantai dinding dan atas gua yang berbentuk stalagtit dan stalagnit. Anda dapat mengamati langsung stalagtit dan stalagnit yang terbentuk secara alami sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Sejak didirikan tempat peristirahatan “Rawas River Lodge” atau dalam bahasa Belanda Rawas River-Lodge bij het dorpje Surulangun, in het Zuid Sumatraanse tropische regenwoud, perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Musi Rawas sungguh sangat menjanjikan. Dalam kurun 1992-1998, ribuan wisatawan berkunjung ke Goa Napalicin. Bahkan, Kecamatan Ulu Rawas dan Rawas Ulu menjadi kawasan wisata yang paliing ramai kedua setelah Pulau Bali.
Menurut legenda yang dipercaya warga setempat, dulunya bukit tersebut adalah sebuah kapal yang terdampar. Kemudian seorang pengembara bernama Serunting Sakti atau Si Pahit Lidah melewati daerah itu. Melihat kapal terdampar, Si Pahit Lidah berusaha naik ke atasnya namun tidak berhasil. Si Pahit Lidah lalu bersumpah, dan kemudian sumpah itu membuat kapal berubah menjadi batu.
Goa Napalicin berada pada ketinggian sekitar 20 meter dari jalan, sehingga Anda harus sedikit berjalan menanjak untuk mencapai pintu masuk Goa Napalicin. Setelah memasuki gua itu, Anda akan melewati lorong sepanjang 1,5 kilometer. Lorong itu menghubungkan empat bukit, yaitu Bukit Batu, Bukit Semambang, Bukit Payung, dan Bukit Karang Nato. Lorongnya tidak luas, sehingga Anda harus merunduk, bahkan tiarap, agar bisa melewati lorong tersebut. Jarak bukit itu dari ibu kota kecamatan sekitar 12 km, melalui jalan darat maupun sungai. Hingga kini, di dalam Goa Napalicin masih tersimpan sejuta misteri.
Di bagian depan, wisatawan akan disuguhi budaya setempat berupa tarian dan lagu daerah. Diiringi dengan biola, seorang tetua akan menghibur pengunjung disertai anak-sanak yang membawakan tarian penyambutan tamu. Setelah memasuki lorong-lorong gua, titik-titik air dari atas gua mungkin akan mengenai tubuh Anda. Sesekali kelelawar akan beterbangan. Pada beberapa bagian gua memang gelap sehingga warga setempat memasang beberapa obor bambu. Di bawah cahaya temaram, keindangan berbagai sisi gua makin berbinar.
Berbagai bentuk stalagnit dan stalagtit bisa terlihat di dalam gua. Anda butuh lebih dari empat jam untuk menikmati seluruh pemandangan di berbagai sudut gua. Pada beberapa bagian, cahaya menembus gua, terutama antara bukti yang satu dengan bukit yang lain. Celah-celah batu membiaskan bentuk artistik.
Selamat Mengunjungi………………


ini salah satu video perjalan menuju Goa Napallicin kecamatan Ulu Rawas kab. Muratara Sum-Sel.



Saturday, 20 April 2019

survei, Quick Count, Exit Poll dan Real Count. APA BEDANYA?


Di era serba digital saat ini banyak dari kita yang mendapatkan beberapa perbedaan dalam membaca dan memahami sesuatu termasuk dalam hal perhitungan hasil pemilu terutama yang lagi hangat-hangatnya hasil sementara PILPRES 2019. dimana masing-masing kubu atau paslon mengklaim kemenagan menurut data yang mereka miliki masing-masing. berikut ini kami jelaskan macam-macam metode pengambilan data dan perbedaanya,(https://kumparan.com/@kumparannews/memahami-beda-survei-quick-count-exit-poll-dan-real-count-di-pemilu-1pys9pnfcGx)



Survei
"Survei pada dasarnya instrumen untuk membaca perilaku pemilih pada saat survei digelar di satu daerah yang merepresentasikan populasi atau pemilih di daerah tesebut," ucap Yunarto kepada kumparan, Jumat (23/11).Menurutnya, ada istilah yang disalahartikan, seolah-olah survei jadi alat memprediksi hasil pemilu. Padahal, data yang diperoleh adalah data saat survei itu digelar yang bisa jadi masih sangat jauh dari hari pemungutan suara."Makanya pertanyaannya 'jika pemilu dilakukan hari ini, bukan siapa yang akan Bapak pilih'," lanjutnya.Setiap lembaga survei punya metode yang berbeda dalam menentukan sample, jumlah responden, teknik pengolahan data, termasuk penyajiannya. Hasil survei tidak bisa dibandingkan antara satu lembaga survei dengan yang lain, karena waktu pengumpulan data pun berbeda."Survei kebutuhannya untuk kandidaat dan timses, bukan untuk masyarakat," ucap Direktur Eksekutif Charta Politika itu.





Quick Count
Quick count atau hitung cepat adalah metode penghitungan untuk mengetahui hasil pemilu secara prediktif dan cepat di hari pemungutan suara. Data quick count diperoleh dari berita acara hasil penghitungan suara (C1) di TPS."Quick count membaca C1 yang merekam hasil penghitungan suara di TPS. Sampel yang dipilih merepresentasikan populasi dengan memilih TPS-TPS secara random sehingga representatif," papar Yunarto.Data hasil pemungutan suara dari TPS-TPS yang dijadikan sampel dikumpulkan dan ditampilkan secara real time dalam bentuk tabulasi. Berapa pun data yang masuk akan diakumulasi dalam presentase (100%). Biasanya ditayangkan melalui media.Meski bukan hasil resmi KPU, namun quick count dianggap menggambarkan hasil pemilu sesungguhnya, sehingga lembaga survei berlomba-lomba menjadi yang terdepan menampilkan data quick count. Meski, di Pilpres 2014 hasil di tiap lembaga survei berbeda.Pada Pileg 2014, UU Pileg dan Peraturan KPU mengatur quick count hanya bisa ditampilkan dua jam setelah pemungutan suara, atau pukul 15.00 WIB. Tujuannya agar quick count tidak mempengaruhi pemilih yang masih melangsungkan pemungutan suara. Namun ketentuan ini dibatalkan MK. 


Exit Poll 
Exit poll adalah survei yang digelar di hari pemungutan suara. Metodenya menggunakan surveyor yang bertanya langsung kepada pemilih yang sudah selesai menggunakan hak pilih. Sampel ditentukan secara proporsional untuk menggambarkan populasi.Berbeda dengan quick count yang menggunakan data hasil penghitungan suara di TPS, hasil exit poll bisa diketahui lebih cepat karena sumber datanya adalah wawancara pemilih. "Kami biasanya sekitar 2.000 sampel (se-Indonesia) yang digunakan," ucap Yunarto.

Real Count
istilah real count sebetulnya tidak dikenal dalam Pemilu. Istilah ini muncul sejak KPU membuat terobosan pada Pemilu 2014 dengan menampilkan hasil penghitungan di seluruh TPS di Indonesia secara valid. Istilah yang dikenal adalah scan C1, yaitu hasil penghitungan di TPS yang dituangkan dalam form berita acara (C1), discan oleh petugas KPPS dan diserahkan ke KPU kabupaten/kota, lalu dikirim ke KPU RI untuk ditampilkan dalam bentuk tabulasi secara real time di website KPU. Scan C1 dari TPS tempat Ahok nyoblos (Foto: Dok. KPU)Scan C1 dari TPS tempat Ahok nyoblos (Foto: Dok. KPU)Scan C1 dari TPS tempat Ahok nyoblos (Foto: Dok. KPU)Scan C1 dari TPS tempat Ahok nyoblos (Foto: Dok. KPU)Berbeda dengan quick count yang hanya sampling, metode scan C1 menampilkan seluruh TPS yang ada. Namun, lantaran data yang ditampilkan adalah hasil hitung sesungguhnya, hasil dari real count ini tidak biasa diketahui cepat, tapi bisa berhari-hari.Ada daerah yang dalam 3 hari sudah 100% data yang masuk, namun ada daerah yang data masuk sangat lama karena kendala TPS yang sangat jauh, maupun kendala jaringan internet untuk mengirim scan C1.Tak hanya itu, meski data yang ditampilkan 100% sesuai dengan data di seluruh TPS, namun hasil scan C1 ini tidak bisa dijadikan rujukan karena bukan hasil resmi pemilu yang berasal dari rekapitulasi berjenjang secara manual. Selain itu, data dari scan C1 punya potensi salah karena diinput manual oleh petugas, meski kesalahan itu sangat minor.x




Sunday, 31 March 2019

14teen days in love


14teen days in love


Cinta membawa asmara dan ketika cinta itu benar kasmaranlah yang akan terbumbuhi gelora bahagia, begitupun sebaliknya. Bukanlah kebahagiaan jika akhir cinta tanpa pernikahan.
Bersama gunda semua tertera, kisa yang mungkin aku yang merasakanya, atau bagian dari yang lainpun pernah. Inilah mengapa aku tak mau sedikit lebih dalam mencintai karena harapan pada akhirnya akan berujung pada titik yang akan menungguh jawaban.
Selamat malam wanita ku….



Kata pertama yang terucap selamat malam wanitaku, kata ini bagai membakar gelora tertujuh kepada seorang gadis yang baru berani ku dekati setelah hampir 3 tahun aku mencoba memendam asa bahwa aku menyukainya. Kata cinta mungkin akan terlalu cepat jika aku utarakan saat ini. Dia baru barani ku dekati kurang dari satu minggu tapi asa ini seolah memandang satu titik dan di setiap titik itu sama aku menyukainya.
Tapi aku sadar cinta tidak secepat itu, biar ia mengalir dengan lembut dan mengayun sendu hingga saatnya rasa ini akan mengeluarkan geloranya.
Seminggu belakangan ini aku yang baru mendekati mempunyai kebiasaan baru chaating, video call sampai stalking Facebook sampai watshapp nya. Ini memang terlalu lucu untuk seumuranku masih menyukai dengan cara ini, tapi sudahla aku nikmati saja.
Aku dan dia sering bercerita di ujung malam dan di awal fajar, aku seolah punya semangat baru penambah gelora bahagia sehari-hari. Sampai pada suatu pertengahan malam aku berani mengutarakan perasaan ku pada wanitaku ini walau hanya by phone tapi tak ada yang ku kiasankan atau aku bohongi dari setiap kata perasaan yang aku utarakan. “aku menyukaimu jauh dari sebelum saat ini tapi aku baru berani mendekatimu saat ini, mau tidak jadi pacarku? Dan aku berharap jawabanmu hanya satu yaitu mau.” Tapi dengan lembut ia menjawab beri aku waktu 2 minggu untuk jatuh hati kepadamu dengan alasan dia tak mau kecewa seperti cintanya sebelum ini. Aku tertunduk setengah lesu dan semangat dan aku iyakan aku akan menungguh dua minggu itu.
Dua minggu yang di janjikan memang cukup lama bagi aku yang memendam rasa dan perlu jawaban, tapi dia pun sangat benar bahwa cinta perlu waktu untuk jatuh hati. Tapi jauh dari itu aku sangat berterimah kasih pada hati ini yang bisa sesabar ini menungguh balasan cintanya.
Lepas dari itu kita sering chaating walau memang kadang seperti dia tak niat untuk membalas karena paling balasan darinya iya, iy, heem, bahkan hanya emo tertawa. Tapi tak apalah yang jatuh hatikan aku sedangakan dia belum wajar dia seperti itu.
7 day after, tujuh hari berlalu aku meyakinkanya belum ada tanda ia akan menerimahku. sampai pada suatu sore pukul 16.00 aku dengan pasti melihat dia pergi dengan pria yang kemudia dia katakana kalau pria itu temanya. Hati ini setengah hancur tapi aku usahakan kuat memang sempat terpikir untuk berhenti menyakinkanya tapi aku serasa seperti pecundang karena lari dari janji 2 minggu mengguh jawaban darinya. Kembali ku kuatkan hati untuk menyakinkanya walau mungkin wanitaku tak percaya bahwa aku sempat lemah meyakinkan cintaku padanya.
Aku memang mencintai dengan caraku memang kadang konyol tapi inilah yang bisa aku perbuat, tapi yakinlah ada saatnya semua kuperjuangkan untukmu sampai napas ini akan milikmu. Percayalah aku meberi semua yang aku miliki meskipun itu sedikit tapi akanku perjuangkan lebih dan aku pastikan itu semuanya milikmu.
9 day after, Sembilan hari berlalu sampai dimana aku dan dia berada di tempat yang sama resepsi pernikahan sahabatku, memang kita di baris berbeda tapi mataku selau berpaling pada wajahnya tanpa ia sadar itu aku sangat bahagia malam itu dan rasanya malam berjalan sangat cepat tak seperti malam biasanya. Malam itupun berakhir dengan aku mengantarkan ia pulang kerumahnya. Esok harinya ku banguni ia dari tidurnya untuk mengigatkan sholat dan akupun bergegas mandi setelah mengigatnya. Karena hari ini aku banyak jadwal kegiatan yang harus ku selesaikan.
oase di hati itu tertumpah di cakrawala mengaliri
relung sanubari. warnanya bagai lembayung terbalut kasih.
adakah kaurengkuh kemilaunya?
dan dengarkanlah tarian segar itu,
dari jendela kaca berintik cahaya kaupadukan
mozaik rindu yang padang rindang.

aku tak mampu lagi mengisahkan
sajak rindu ini.
biar detak jam dinding, gerimis, dan isyarat
yang jadi kemilau fatamorgana.
dan tentu engkau
yang tak habis-habisnya memeluk majas mesra.

sajak rindu di gerimis pagi bulan Maret
merilis simfoni hati yang tertera pada reranting
di pelataran.
suaranya terdengar merdu di pematang senja.
ternyata ini realita bukan fatamorgana.
sisa jerit dan rintih pilunya
masih membayang di cakrawala.
dan tetap kunyanyikan bersama letupan doa
di penghabisan sepertiga malam

itulah sedikit sajak cintaku padanya, lepas dari itu aku lebih cinta dari cintaku yang ia tahu dan seandainya ia tau mungkin aku akan memberikan seluruh dan napas yang akupunya. Dan harapan aku yang terakhir aku dan dia menua bersama-sama dalam ikatan, aamiin.
11 days after, sebelas hari bagai menungguh hujan di matahari yang terik. Mustahil dan hanya tuhan yang bisa membuat terwujut sama halnya dengan perasaanku saat ini. Yaaa mungkin itu sedikit menggambarkan bagaimana semakin menjauhnya dia dari rasaku dan aku sangat sadar itu dan sempat kutanyakan
 “kok kamu dua hari terakhir datar dan sensitive dengan aku!
Ada hal yang salah atau kamu memberi isyarat bahwa aku harus mundur dan pergi?”
Jujur bagiku itu adalah kata yang akhirnya bisa aku keluarkan karena wanita yang ku harapkan kini bagai tak mengharap dan tak boleh tau apalagi mau tau tentang aku dan dia. Dan akhirnya dia hanya membalas chaatku
            “terserah kalau kamu mau mundur dan pergi,
     Cinta tak harus di paksa untuk datang,
     Cinta juga perlu pengorbanan bukan hanya kata-kata”
Membaca balas seperti tadi aku sedikit memutar rasa optimisku menjadi rasa malu dan nyadar diri. Sempat ku terusik di hati
“cinta tak serumit ini sayang, dan aku tak merasa memaksa, aku hanya meminta tau adakah sedikit rasa di hatimu ntentang namaku… hanya itu
Dan ini pendekatanku bukan pemujaanku terhadapmu, ada saatnya aku akan berjuan demi kamu, dan itu belum untuk saat ini.
Dan apa yang harus kuperjuangkan kalau yang diperjuangkanpun tidak pernah mau tahu.”
Karena aku telah berjanji selama dua minggu mencoba agar dia bisa jatu hati, akhirnya aku tetap dalam janji itu dan jujur dalam hati memang aku sangat masih mencintainya.
Sehari berselang jarak terasa semakin jauh dan apapun yang akan ku lakukan untuknya selalu akan berasa bersala terlebih 3 sampai 5 kali ku video call dan telpon nomor dia selalu dalam keadaan sibuk. Mungkin dia sedang dekat dan ada yang mendekatinya selain aku, entahhh apalah, memang kecewa tapi apa yang mau ku perbuat justru membuat aku semakin terpojok dan semakin salah.
                        Aku tau engkau memang elok nonan
                   Yang menyukaimu bukan hanya aku
                   Yang memperjuangkanmu bukan hanya aku
                   Yang mengharapkanmu juga bukan hanya aku
                   Apalagi yang menungguhmu juga pasti bukan hanya aku
                                      Makanya aku sadar diri tak harus berbuat berebihan
                                      Karena seperti apapun perhatianku pasti kurang
                                      Dan seperti apapun pengharapanku pasti kurang
                                      Biar aku merenung dalam kekurangan ini.

Terasa lama menungguh bukanlah sebuah acuan untuk menyerah. Menyerah hanya akan membuat kecewa tak beralasan.
Dan tepat malam ini adalah malam terakhir 14 hari penungguan jawaban. Kini tersisa hanya doa bukan rayuan ataupun kepandaian mengatur kata. Iya atau tidak adalah memang kata terakhir yang mau ku dengar, mungkin hanya sedikit alasan yang bisa menerimahku dan terlalu banyak alasan yang mungkin bisa menolakku.
Pukul 10 malam terlampaui tanpa sedikit tanda ia menerimahku, mungkin aku mulai menyadari mimpi ini terlalu tinggi dan apakah harus aku menyalahi mimpi?. Mungkin ia tenang dengan suasana sekarang.
                        Wanitaku rasa ini tak adil jika hanya seperti ini
                   Ini memang kurang dan bahkan terlalu sedikit
                   Tapi engkau adalah alasan dan semangat untuk
                   Meninggikan ini semua.


Aku galau dengan waktu, sampai cerita ini terbaca olehnya belum sedikitpun ia menjawab pertanyaanku “14teen days Before” apakah ia akan memutuskan untuk menolakku atau menerimaku dengan semua hal kecil yg mampu ku buktikan dan bisa jadi rasa ini akan tergantung tanpa sedikitpun kejelasan sesungguhnya.


Wednesday, 13 March 2019

Terimahkasih asahnya



Senja menjadi tempat bagiku menghitung waktu. Menghitung sudah berapa kali matahari terbenam sejak rasa ini menghuni hatiku. Tapi kamu tak peduli pada hitungan waktuku. Bagimu, rasa ini hanya angin lalu yang menerpa jendela kamarmu.

Kamu tak mau tahu, sesulit apa aku menahan diri untuk tidak menghubungimu.
Aku selalu bertanya padamu, apakah aku mengganggu? Jawabanmu selalu sama, tidak. Tapi caramu meresponku begitu ketara. Kamu tak sebersemangat seperti minggu pertama kita berkenalan. Kamu berubah sedemikian rupa, sampai kukira kamu adalah orang yang berbeda.
Tapi kenyataannya kamu adalah orang yang sama. Orang yang menjatuhkanku kemudian menjauh tanpa mempertanggungjawabkan rasa yang terlanjur ada.
Bintang jadi pelarian bagiku untuk bertahan hingga larut malam. Saat orang lain bertanya kenapa aku tak kunjung menutup mata, kukatakan bahwa aku sedang sibuk menghitung bintang. Kenyataannya tidak. Aku sibuk menghitung detik, menunggumu mengucapkan selamat malam hingga tengah malam berlalu dan bintang memudar.
Kamu tak peduli seberapa gelisah aku menunggu. Kamu tak peduli seberapa sering aku mengecek ulang sosial mediamu. Kamu tak peduli seberapa rindu aku mendengar suaramu. Kamu tak peduli pada apapun. Kukatakan maupun kusembunyikan, sama saja. Bagimu perasaanku tak ada artinya.
Kucoba menjaga jarak, tapi tak bisa. Satu hari tanpa kabar darimu rasanya kosong tanpa makna.
Pantai adalah hiburan terakhirku saat kamu tak lagi menyapaku. Aku duduk di atas pasir sambil menatap sendu gulungan ombak yang menyentuh kakiku. Tidakkah kamu melihat luka yang terpantul di cermin mataku? Aku menyentuh pasir dan menggenggamnya erat, tapi tak berhasil membuat hatiku hangat. Aku berdiri dan mencoba menari bersama ombak, tapi bibirku gagal tersenyum.
Aku terduduk kembali. Kutaruh telapak tanganku di dada, mencari-cari luka yang tak berupa. Dia ada disana, masih disana. Sesak, aku tak tahu bagaimana cara mengatasinya. Aku tak bergerak dan menangis di tempat yang sama. Tanpa sadar, aku menunggumu di bibir pantai yang lengang. Berharap kamu datang seperti tokoh utama dalam dunia imajinasi.
Tapi kamu tak datang, kamu tak pernah datang lagi. Pertemuan kita begitu singkat dan kamu sudah melupakannya.
Tanpa ikatan, aku tak bisa memintamu memelukku dan menghapus air mataku. Tanpa ikatan, aku tak bisa mengadukan rasa sakitku karena merindumu. Tanpa ikatan, aku tak bisa menyalahkanmu atas luka di hatiku. Tanpa ikatan, aku tak bisa berharap lebih.
Harusnya dari awal aku menghindar, atau setidaknya berhati-hati. Tapi kamu tahu? Aku ini tuna asmara yang bodoh. Bisa-bisanya aku menaruh harap pada ketidakpastian yang kamu tegaskan. Bisa-bisanya aku menaruh asa pada hadirmu yang sejenak ada lalu tiada. Bisa-bisanya aku menyayangimu yang tak cukup peduli pada perasaanku. Bisa-bisanya, aku memimpikan kamu berhenti dan menetap bersamaku.
Harusnya dari awal aku sadar, bagimu aku hanyalah persinggahan. Bagimu, aku hanya pelabuhan untuk sejenak istirahat lalu melanjutkan perjalanan. Bagimu, aku hanya mercusuar yang menari-nari di pulau kosong, yang menarik di kejauhan, namun tak cukup berharga untuk di perjuangkan. Aku yang gagal membuatmu nyaman, kini hanya bisa mengais sisa kenangan.
Aku sampai pada titik dimana menahan hadirmu hanya membuatku lelah.
Pergilah, aku tahu kamu tak ingin menetap. Pergilah, aku tahu kamu masih ingin mencari. Pergilah, aku tahu kamu tak bahagia bersamaku. Pergilah, aku tak akan menahanmu. Segalanya akan baik-baik saja bagimu, hatiku tak akan mengganggumu. Bagiku, cinta itu sederhana. Ia memberi tanpa berharap diterima, ia ada tanpa perlu didekap keberadaannya.
Aku melepasmu, meski perasaanku untukmu tak tahu kapan surutnya. Entah kapan rasa ini lepas, tapi yang jelas kamu bebas.
Tentang harapanku yang sirna, buar kukemasi sendiri bersama puisi. Ia tak akan tercecer tanpa nyawa. Sisa kenangan kita biar kurawat baik-baik, kuputar ulang saat rindu menghampiri. Segalanya akan baik-baik saja, kecuali luka di hatiku yang entah kapan sembuhnya. Jangan khawatir, aku tak akan menyalahkanmu, tak juga menyalahkan cinta, tak menyalahkan keadaan, apalagi waktu yang mempertemukan kita. Aku sudah dewasa, biar kuhargai semuanya.
Hujan adalah peraduan terakhirku untuk menyendiri. Aku menangis bersama payung hitam yang tergeletak di kakiku. Hujan luruh menyapu wajahku, membersihkan air mataku tanpa henti. Aku menangis tanpa alasan, seperti aku bahagia mendengar suaramu yang juga tanpa alasan. Kuraba kembali luka yang tak berupa, dia masih ada disana. Bersama bahagia yang diam-diam kusisakan atas kenangan yang kau tinggalkan.
By Copied.

Saturday, 2 March 2019

Gerimis pagi



aku merapatkan hati ini pada detak
jam dinding di mayapada.
ada rindu di gerimis paginya.
di tajam-tajamnya ada guratan simfoni
menyertai hati dan kata yang tiada diam. menolehlah ia
pada hujan yang gerimisnya menusuk pelataran.
sendu.
syahdu.

aku menatap birunya titik air rinai
di kaca jendela.
kemilaunya semburat menikam rindu.
ah… ini fatamorgana!
bening.
ya, itu fatamorgana yang terisyaratkan dengan oase segar
yang kausisipkan di atas tembikar kekar.

oase di hati itu tertumpah di cakrawala mengaliri
relung sanubari. warnanya bagai lembayung terbalut kasih.
adakah kaurengkuh kemilaunya?
dan dengarkanlah tarian segar itu,
dari jendela kaca berintik cahaya kaupadukan
mozaik rindu yang padang rindang.
segar.
indah nian.

sudahlah, aku tak mampu lagi mengisahkan
sajak rindu ini.
biar detak jam dinding, gerimis, dan isyarat
yang jadi kemilau fatamorgana.
dan tentu engkau
yang tak habis-habisnya memeluk majas mesra.

sajak rindu di gerimis pagi bulan November
merilis simfoni hati yang tertera pada reranting
di pelataran. suaranya terdengar merdu di pematang senja.
ternyata ini realita bukan fatamorgana.
sisa jerit dan rintih pilunya
masih membayang di cakrawala.
dan tetap kunyanyikan bersama letupan doa
di penghabisan sepertiga malam


http://kontemplasisoresore.blogspot.com/2011/04/sajak-rindu-di-gerimis-pagi.html?m=1

Wednesday, 9 January 2019

Semu

Di penghujung hariku ini,
Tak juga bisa kutulis tepat
kesimpulan tentang pribadimu
Karena terlalu dalamnya kau menghilang
dalam lautan kemuna'anmu ...
Kau jung-jung tinggi rasa egomu,
untuk sebuah kepuasan prasaan...

                 hingga,,,,

Tak juga kutemukan kebenaran itu
saat kau hadir dalam semu,
Hingga kasat dimataku memudar ...
Sedang yanng tersimpan hanya luka

                  semangatku semakin padam....

Mungkin aku sebuah karang yang hanya diam
Saat kau menjadi ombak menerjangku tak henti,
dan egomu, juga semua yang kau lakukan,
membunuhku perlahan ...

semua berakhir disini
tempatku memulai mimpi,,,

inilah mengapa aku terlalu 
berhati-hati ketika jatuh dan cinta

karena,,berlahan

aku akan sadar tak ada alasan
untuk bertahan dan menetap 
pada bayangan semu dirimu