be a good moeslim and dies as suhada

Date

Friday, 12 October 2018

Karena ukuran kita tak sama

Oleh Salim A. Fillah       
"seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
    memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
    memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan

    kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi" 



Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.

Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,

“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!”

Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.

”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,

“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!”

Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras.

”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang.

“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.

”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”

“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“

“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!”

Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,

”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”

‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.

‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah bani Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum mukminin. Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab & ringan tangan turun gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas kepemimpinannya.

‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.

Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.

Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.

“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.”

Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi.

Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.

Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.

“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”

“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.
Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”

Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali.

Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.

Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.

Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.

Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi
tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.

Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.

Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.

Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”

sepenuh cinta,

Friday, 5 October 2018

Berakhir


Mulai sepertiga  malam ini, baris doa ku untukmu mulai tak ku biasakan lagi
Entah Ada berapa ratus atau bahkan ribu tetes air mata yang jatuh membasahi pipi
Saat baru saja tersadar dari kematian sementara, bahwa ternyata aku harus menerima kenyataan bahwa ini harus berakhir
Berakhir..


Kita memang tak pernah memulainya
Namun aku yang memulainya
Kita tak pernah menjalaninya
Namun aku berada dijalan itu

Ini tak sesemu yang ada dalam pikiran orang diluar sana
Bahwa hatiku selama ratusan hari ini terhitung sejak aku memiliki keyakinan terhadapmu
Yaa
Hanya padamu
Bahkan rasanya bola mata dan pikiran ini tertutup dari jalan kepada dan tawaraan jalan lainnya
Banyak kicauan diluar sana memintaku untuk sudahlah
Namun hatiku tetap memilihmu
Mulai kusematkan kau dalam baris-baris doa ku


Berani menyapamu pun aku nyaris tak berani
Jika ada sapa itupun tak lain rasa yng bercampur aduk harus sulit ku buat biasa lagi
Terlebih untuk lebih dari itu
Ku namai kau senjaku
Ku tulis setiap serutan jingga indah kau, aku dan diamnya kita dalam pena ku
Tak jarang rasanya tangan ini membeku jika bercerita pada setiap rangkaian katanya

Ku tau, mengenalmu mengajarkan ku banyak hal benar dan baik
Menyapamu, merindu, dan mengharapmu berbatas pada doa
Yaa... pada doa
Diam dan penjagaan mu secara tak langsung mengenalkan dan membuat ku mencari cara untuk menyampaikan setiap rasa
Dan doa adalah jalan yang ku pilih

Beberapa hari terakhir ini aku semakin sering menyebutmu dan memperbincangkanmu pada Allahku
Bahkan aku tak mengerti mengapa?
Dengan segala yakinku, aku percaya dan aku ingin terus berusaha
Dengan segala baik yang nyatanya ada

Namun akhirnya..
Mungkin ini jawabnya
Aku harus berhenti sampai disini
Ternyata ada beberapa baris diammu yang kini ku mengerti

Mungkin ini pula jalan untuk ku berhenti membuat satu dunia yang selama ini akulah pemain utamanya
Mungkin ini pula jalan bahwa imajinasi yang ku rangkai selama ini harus berhenti sampai disini

Bukan salahmu atau dia atau siapa pun
Tak ada yang salah dengan rasa ku, kau, dia atau siapapun
Semua memang harus berhenti sampaai disini

Kini baris doa itu harus ku biasakan untuk tak ku sebut lagi
Kini baris puisi itu mungkin tak lagi bercerita akan senjamu lagi
Kini maaf jika tunduk yang harus ku lalukan dihadapanmu,
Kini  maaf jika harus benar-benaar menjaga hatiku sendiri dengan segala  penjagaan yang ku punya dengan  diam atau bahkan tanpa sapaan
Bukan ku membenci
Itu tak akan

Namun aku bertanggung jawab atas senyumku dan diriku sendiri
Bukan tanpa alasan pula
Menghapus senja indah dalam anganku tak semudah itu
Berhenti mengganti sosok mu sebagai senja dalam angan dan bayangku selama ini teramat sulit
Berhenti menceritakan segala cerita, harap, dan senyumku kepada Allahku tentangmu itu tak mudah
Berhenti menceritakanmu pada malaikat tak bersayap yang ku namai bunda itu pun akan sangat sulit
Aku berhanti dan nyatanya harus belajar berhenti
Karena aku mengerti..

Thursday, 23 August 2018

Sekali,Lalu pergi


Dan terjadi untuk yang kesekian kali….
Kenyataan menghadiahi kepahitan…
Apa daya,aku pun adalah hamba dari kenyataan ..
Dia Datang mengendap menyergap dari sudut gelap….

Jika mataku tak terlalu sibuk memandangi mu..
Mungkin aku akan lebih siap pada kondisi
Jika saja aku tak terlalu lama di buai mimpi..
Mungkin tak akan pening saat aku dibanguni…

Terbanglah bersama angin idamanmu..
Hancurkan segala kenangan kita ….
Buang namaku dari pikiranmu…
Aku pun pantang minta di kasihani…..

Jika nanti bertahta bahagia di hatimu…
Bersyukurlah kepada yang maha kasih…
Jika engkau merana nanti…
Semoga engkau sadar,siapa yang paling tulus menyayangi....

coba kulapangkan dadaku seluas mungkin
kumpulkan lagi yang serba berantakan...
dan sekilas ku lirik kan mataku ke arah mu
berpesan semoga di kenang...
semua akan indah pada waktunya...

Monday, 6 August 2018

Bolekah Tertawa Berlebihan?

Larangan Banyak Tertawa Dalam Islam



Sahabat muslimah, perlu diketahui bahwa Rasulullah SAW pernah tertawa namun hanya tertawa sewajarnya. Karena itu telah ditegaskan dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, bahwa beliau lebih banyak menangis dan sedikit tertawa.
Rasulullah SAW bersabda: “Banyak tertawa itu dapat mematikan hati“. (HR. Ahmad). Dalam hadits lain dikatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Sedikitkanlah tertawamu, karena banyak tertawa akan mematikanmu“.
Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis“. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Lalu bagaimana tertawa yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah? Yaitu tertawa sejenis tabassum atau tersenyum. Karena tertawa yang paling baik adalah tabassum atau tersenyum. Dan senyum terhadap saudaramu adalah sedekah.
Abdullah bin Harits mengatakan: “Tertawanya Rasulullah SAW hanya sekedar tersenyum“. (HR. Tirmidzi)
Adapun tertawa sampai terbahak-bahak atau dalam bahasa arabnya disebut qahqahah, adalah tertawa sejenis tertawanya syetan, karena syetan tertawanya seperti itu, terbahak-bahak dan sampai memuku-mukul diri. Tertawa yang berlebihan inilah yang sangat dilarang. Begitupun dengan tertawa sejenis tertawa biasa (dhohik), selagi tidak berlebihan dibolehkan, namun tetap makruh jika berlebihan. Oleh karenanya, tertawa sejenis yang biasa inilah yang harus dikurangi.
Tsabit al-Bananiy mengatakan: “Tertawanya seorang mukmin adalah bagian dari kelalaiannya yaitu kelalaian terhadap perkara akherat dan jika dirinya tidak lalai maka tidaklah ia tertawa“.

Friday, 27 July 2018

Khitbah atau Tunangan

Ini Beda Khitbah dan Tunangan



JAWAB: Dikutip dari rumahfiqih.com, makna khitbah dalam bahasa Indonesia ada bermacam terjemahan, antara lain bermakna melamar atau meminang. Bahkan ada juga yang mengartikan dengan pertunangan.
Namun kalau kita agak jeli sedikit, sebenarnya ada perbedaan yang esensial antara khitbah dengan pertunangan.
Perbedaannya terletak pada langkahnya. Khitbah adalah pengajuan lamaran atau pinangan kepada pihak wanita. Namun pengajuan ini sifatnya belum lantas berlaku, karena belum tentu diterima. Pihak wanita bisa saja meminta waktu untuk berpikir dan menimbang-nimbang atas permintaan itu untuk beberapa waktu.
Apabila khitbah itu diterima, maka barulah wanita itu menjadi wanita yang berstatus makhthubah (مخطوبة), yaitu wanita yang sudah dilamar, sudah dipinang, atau bisa disebut dengan wanita yang sudah dipertunangkan.
Namun apabila khitbah itu tidak diterima, misalnya ditolak dengan halus, atau tidak dijawab sampai waktunya, sehingga statusnya menggantung, maka wanita itu tidak dikatakan sebagai wanita yang sudah dikhitbah. Dan pertunangan belum terjadi.
Proses Khitbah
Khitbah bukan pekerjaan sepihak, tetapi merupakan bentuk kesepakatan yang terjadi antara dua pihak. Dan untuk bisa sampai kepada kesepakatan dari dua pihak, khitbah memiliki alur langkah yang terdiri dari beberapa proses.
Setidaknya proses alur sebuah khitbah itu terdiri dari tiga hal utama. Yaitu pengajuan khitbah, tukar menukar informasi, jawaban khitbah dan hal-hal yang terkait dengan pembatalan khitbah apabila dibutuhkan.
1. Pengajuan Khitbah
Sebelum khitbah dan statusnya ditetapkan, langkah yang paling awal adalah pengajuan khitbah yang dilakukan oleh pihak calon suami. Esensi yang paling utama dari pengajuan khitbah ini adalah keinginan untuk menikahi calon istri.
2. Tukar Menukar Informasi
Namun khitbah bukan hanya berisi penyampaian keinginan untuk menikah, tetapi juga berisi tukar menukar informasi dari kedua belah pihak. Pengajuan khitbah ini bisa diibaratkan sebuah pengajuan proposal kegiatan yang di dalamnya ada penjelasan-penjelasan yang rinci dan spesifik. Semua informasi itu akan sangat berguna bagi wali untuk membuat pertimbangan dan keputusan.
Di antara spesifikasi itu misalnya tentang kesiapan pihak calon suami dalam pemberian nilai mahar, nilai nafkah, tempat tinggal, dan berbagai pemberian lainnya. Dan termasuk juga di dalamnya adalah rincian tentang hak dan kewajiban yang akan disepakati oleh masing-masing pihak.
Di sisi lain, pihak calon suami juga berhak mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan calon istri, baik yang terkait dengan kondisi fisik ataupun keadaan-keadaan yang lain.
Apabila calon istri memiliki catatan tertentu, seperti kondisi kesehatan, cacat, aib atau hal-hal yang sekiranya akan mengganggu keharmonisan rumah tanggal, maka pihak wali wajib bersikap terbuka dan kooperatif, tidak boleh menutup-nutupi apalagi berusaha untuk menipu.
Proses tukar menukar informasi ini sangat berguna bagi kedua belah pihak untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
3. Jawaban
Khitbah yang sudah diajukan belum sah menjadi sebuah ketetapan hukum, dan masih membutuhkan jawaban dari pihak wali, apakah pengajuan khitbah itu diterima atau ditolak.
Dan jawaban untuk menerima atau menolak pengajuan khitbah ini tidak harus dilakukan saat itu juga. Pihak wali boleh saja meminta waktu beberapa laam untuk memberikan jawaban. Dan selama jawaban khitbah belum diberikan, status wanita itu masih belum lagi menjadi wanita yang dikhitbah (makhtubah).
Maka oleh karena itu, belum tertutup kemungkinan bagi wali untuk menerima pengajuan khitbah dari pihak lain.
Namun wali berkewajiban untuk memberikan jawaban diterima atau ditolak sesuai dengan tempo yang dimintakannya kepada pihak yang mengajukan khitbah.
Terkadang jawaban dari pihak wali bisa dalam bentuk persetujuan dan penerimaan secara bulat, namun dalam prosesnya bisa saja dalam bentuk penerimaan bersyarat. Maksudnya, khitbah diterima namun apabila pihak calon suami bisa memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh wali.
4. Pembatalan
Kalau sebuah pernikahan yang sangat kokoh bisa diakhiri dengan perceraian, maka khitbah yang sudah resmi disepakati bisa juga dibatalkan dengan alasan tertentu.
Misalnya, apabila terdapat ketidak-sesuian informasi yang diterima dengan fakta-fakta di lapangan, maka baik pihak calon suami atau calon istri, sama-sama berhak untuk membatalkan khitbah, baik dilakukan secara sepihak ataupun atas kesepakatan dari sebuah musyawarah.
Dan pembatalan itu juga bisa terjadi apabila ada salah satu dari syarat yang telah disepakati sebelumnya tidak bisa dilaksanakan.
Misalnya wali mengajukan syarat masa berlaku khitbah. Wali mensyaratkan masa berlaku khitbah itu terbatas, misalnya dua bulan. Apabila dalam jangka waktu dua bulan, calon suami tidak segera menikahi wanita yang dikhitbahnya, maka secara otomatis khitbahnya tidak berlaku.
Dan syarat ini juga berlaku sebaliknya, misalnya apabila sampai waktu tertentu pihak calon istri masih belum bisa melaksanakan akad nikah, maka khitbahnya bisa dibatalkan oleh pihak calon suami

Friday, 13 July 2018

Aku Malu

Kisah ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Shifat Ash-Shofwah (1/352-353):
Dari Sufyanbin Uyainah, ia berkata, “Hisyam bin Abdul Malik masuk ke dalam Ka’bah dan ternyata di dalamnya ada Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab. Lalu ia berkata kepada Salim, “Wahai Salim, mintalah kepadaku apa yang engkau butuhkan!” “Aku sangat malu kepada Allah untuk meminta kepada selain-Nya, sedangkan aku berada di dalam Baitullah,” jawabnya.
Ketika Salim keluar, Hisyam berada di belakang mengikutinya, lalu berkata, “Sekarang engkau telah berada di luar, maka mintalah kepadaku apa yang engkau butuhkan!” Lalu Salim berkata, “Kebutuhan dunia atau kebutuhan akhirat?” Hisyam berkata, “Kebutuhan dunia.”
Akhirnya Salim berkata, “Aku sama sekali tidak meminta dunia kepada Rabb yang memilikinya, lalu bagaimana mungkin aku meminta kepada orang yang tidak memilikinya?”

Sumber:  Buku 155 Kisah Langka Para Salaf, penerbit Pustaka Arafah, hlm. 361

Thursday, 12 July 2018

Keheningan rindu






Desir waktu kian bergulir
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara

Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatkan seruan seribu tanya?

Haruskah ku patri rinduku
Di dalam bilik hati dan kusulamkan
Di setiap palung jiwaku?

Tuhan :
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang
Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi
Dalam kesemuan…..




Wednesday, 11 July 2018

Muhasabah yuk.

Muhasabah adalah sesuatu hal yang perlu dan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam tiap-tiap diri manusia, di dalam agama Islam, muhasabah sangatlah dianjurkan karena jika muhasabah bisa dijalankan dengan baik akan memberi banyak manfaat baik yang akan di dapatkan di dunia maupun diakhirat kelak.
Oleh karena itu, kita semua wajib memahami, mekanai hakekat dari muhasabah itu sendiri. Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, makna dari kata tersebut secara etimologis ialah melakukan perhitungan.
Di dalam terminilogi syari, makna dari muhasabah ialah sebuah upaya untuk melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan dan keburukan beserta semua aspeknya.
Evaluasi tersebut meliputi hubungan seorang hamba (manusia) dengan Allah, maupun hubungan sesama makluk ciptaan Allah seperti dalam kehidupan sosial yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia, lalu secara umum dengan tumbuhan, hewan bahkan makhluk seperti air, udara dan benda-benda-benda mati.
Baik hal tersebut adalah bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah. Maupun secara hubungan horisontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial.
Senantiasa bermuhasabah adalah jalan satu sarana untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang mulia sebagai hamba Allah SWT.

Memaknai Arti Muhasabah Dalam Islam

Telah tersuratkan di dalam al quran,l mengenai makna hakekat muhasabah seperti yang tersurat di dalam surat al hasyr, ayat 18 yang artinya:
~ez_ldquo~Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan~ez_rdquo~ (QS.Al-Hasyr (59):18).
Di dalam hadits nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,
~ez_ldquo~Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, ~ez_ldquo~Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT~ez_rdquo~. (HR. Imam Turmudzi).
Muhasabah, yang berarti mengintropeksi akan diri sendiri, menghitung diri dengan amal-amal perbuatan yang pernah di masa-masa yang sudah lalu.
Manusia yang beruntung adalah manusia yang senantiasa memperbaiki diri dan selalu mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat, hakikat keberuntungan dan kesuksesan ialah manusia yang selamat kelak di yaumul akhir.
Dengan senantiasa melaksanakan muhasabah, di setiap waktu setiap detik seorang hamba tidak akan menyianyiakan waktu yang telah Allah berikan dalam kehidupannya, di sisa umurnya seoraang hamba akan dengan sebaik-baiknya memanfaatkan waktunya untuk berbuat baik demi meraih keridhaan Allah SWT.
Juga di dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang yang senantiasa bermuhasabah akan senatiasa memperbaiki akhlak untuk bisa hidup sebagai manusia yang sebaik-baiknya dan dicintai Allah SWT, seseorang akan bisa hidup dengan damai dan tentram.

Manfaat Keutamaan Muhasabah

Terdapat beberapa faedah dari bermuhasabah beserta keutamaan yang akan di dapatkan oleh orang beriman yang senantiasa bermuhasabah, yaitu :
  • Dengan senantiasa bermusahah diri, makan setiap muslim akan bisa mengetahui akan kelemahan serta sadar akan aib dari dirinya sendiri, baik itu dalam hal amalan ibadah, maupun aktivitas lain dalam kehidupan duniawi. Sehingga, dengan begitu ia akan tahu apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki diri dan berbuat baik.
  • Dalam hal ruhani, kita akan lebih menyadari akan hak dan kewajiban sebagai seorang hamba Allah SWT, serta seorang hamba akan lebih memahami hakekat dari ibadah yang sebenarnya, bawasannya segala apa-apa yang dilakukan, segala perbuatan serta amal-amal ibadah semata-semata hanya karena Allah Ta~ez_rsquo~ala, semoga senantiasa kita smeua mendapati rahmat dan cinta kasih-Nya dan Allah mengampuni segala dosa-dosa yang ada didalam diri kita.
  • Seseorang akan lebih mengetahui segala sesuatu yang dimana itu baik atau buruk, seseuatu kebenaran atau kebatilan baik itu besar mauoun sekecil apapun dari keduannya itu, seseorang akan sadar bawasannya segala apa-apa yang ia lakukan akan ia pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT di akhirat nanti. Inilah salah satu hikmah dari seorang hamba yang senantiasa bermuhasabah diri.
  • Seseorang yang di dalam dirinya senantiasa bermuhasabah akan takut akan kemaksiatan dan keburukan, ia sadar bahwa setiap tingkah perbuatan setap saat setiap waktu senantiasa di awasi oleh Allah SWT. Serta didalamnya, ia sadar bahwa kedamaian ialah berbuat kebaikan dan amal sholeh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sehingga seorang hamba yang senantiasa bermuhasabah akan sangat membenci hawa nafsu dan senantiasa mewaspadainya.
Muhasabah diri di dalam agama islam yaitu kita memaknainya sebagai bentuk intropeksi diri, evaluasi segala apa apa yang ada di dalam diri kita.
Telah Allah SWT perintahkan serta Rasulullah SAW pesankan kepada kita semua, bawasanya muhasabah sangatlah penting untuk senantiasa dialukan oleh diri-diri setiap muslim.
Sesungguhnya jika seorang hamba senantiasa bermuhasabah, ia akan lebih dekat dengan kebenaran yang haq, yaitu menjadi hamba yang dicintai Allah SWT.

Thursday, 5 July 2018

Memiliki kehilangan (cerpen)


                      chapter one(harapan baru)

 
       Embun masih membasahi bumi

        Fajarpun tiba mengiringi

        Matahari masih tetap bersinar

        takkalah cerah ikut menyelimuti

        Dan senjapun masih menyapa

        Takkalah mentari mulai tertunduk


Sore ini masih sama dengan sebelumnya cerah dan cukup berawan berbanding arah dengan hati ini yang murung seolah baru dihujani. Tertunduk lesu bukanlah sebua keinginan tapi lagi-lagi hatilah yang membuat suasana seperti ini, hati yang kecewa beberapa minggu yg lalu terdustai oleh hati yg di kasihi dan pilunya masih seperti baru terluka. Tapi sudahlah melupakan lebih baik daripada bertanya mengapa didustai biarlah hujan  membasahi untuk menyejukan yg sebenarnya kalau ia tak pantas untuk lama-lama menungguh hati ini. Dan berharap angin menghalaunya sejauh, mungkin juga akan ada pelangi yang akan datang menghibur dan mewarnai(harapan).


Yaaa.. kira-kira begitulah perasaan ku saat ini kurasakan tak ada yg membandingi sakit hati yg begitu dalam. Bertahan dan memperbaiki bukanlah hal terbaik dari melupakan. Kumulai membuka lembaran hidup yg belum terisi dan berupa agar kosong sesaat supaya nanti bisa kutulis dengan cerita yang abadi dan berakhir dengan indah. Bukanlah hal yang mudah melupakan hal yang di harapkan tapi sudalah terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dari pada berharap dengan pemalsu mimpi-mimpi(mantan).


Sore tepat pukul 16.00 seperti biasa karena lagi dillema akhirnya kusibukan diri dengan hal kecil dan berharap akan berhasil dengan besar yaa boleh dibilang berkebun hehehe maksudnya menyirami dan merawat bungan yang kuharapkan akan menjadi tempat orang memandang dengan indah kelak untuk melepas penat sehari-hari. Memang dua bulan terakkhir aku mulai memahami dan belajar tentang bungan dan cara merawatnya. Walaupu  bukanlah bunga yang mahal tapi lumayan untuk sekedar menyejukan hati nagi para penikmatnya.


Sesampai disana aku langsung ke taman sederhana yg kubuat dan mulai menyirami dan merawatnya agar bisa tumbuh dengan sempurna(aamiin) karna bagiku hal ini lebih baik daripada merenung terus bisa nyontohi kalau mau jadi pencinta alam (PA) tidak harus naik turun gunung karena dengan merawat tumbuh-tumbuhan termasuk bungan dan buang sampah pada tempatnya juga bisa dibilang pencinta alam. Sejam berlalu akhirnya selesai dan mulai ku pandang dari jauh bakal indah seandainya pertumbuhanya sesuai yang di harapkan.


Semakin jauh ku memandang tampak dikejauhan ada yang datang dan aku mengenal betul siapa salahsatu dari mereka. Tapi tak terlalu ku hiraukan karena terlalu sibuk dengan melihat bungan-bunga  yang kutanam. Tak begitulama akhirnya yang kulihat tadi menyapaku tapi tak semuanya karena yg lainya menunguh di kejauhan. Yaa akhirnya banyak hal yang dibicarakan karena satu propesi jadi nyambung. Tak lama kemudian kawan kawan nya menyapa ..... aku hanya terdiam aku belum kenal dan ku tahu betul parasnya sangat indah sepertinya doa ku terkabul hujan dihati yg terhianati ini telah mualai tumbuh pelangi lewat paras dan tatapanya.


 "Wahai penguasa hati ucaplah bismillah melihatnya agar niatmu terjabah, sabar dan berdoalah dengan harapan ia belum ada yang memiliki"


       Hujang telah berakhir dengan pelangi

       Niatpun mulai menjadi nyata

       Doapun mulai terjabah.


       Dia memang indah tapi

       bukan berarti mudah untuk diharap

      Dia memang canti tapi

      Bukan berarti mudah untuk tertarik

      Dan ia memang rapi tapi juga

      Bukan berarti mudah membuka hati


      Dirimu pelangi

       pemilik senyum di depanku

       Janganlah kau pupuskan lagi perasaan ini


       Dirimu pelangi

       Pemilik tutur dan raut indah didepanku

       Jangan terbalikan perasaan ini


         Dan mohon teruslah seperti itu.




Mungkin begitula perasaan yang ku rasakan dengan teman sahabatku yg baru saja kulihat. Ini memang baru pertama kali aku berpapasan aecara dekat tapi hati ini berkata lain  ia menyukai setiap raut senyu Dan raut kata yang keluar darinya. Sudahla aku tidak boleh secepat ini tertarik lagi-lagi aku mendustai hatiku akhirnya aku seolah sibuk kesana kemari supaya tidak kelihatan gerogi, ini memang sifat yang kumiliki ketika aku merasa suka dengan seseorang rasa takut dang grogi ku jauh lebih besar dari rasa beraniku. Memang si terlalu dini menetapkan kalu aku suka dia(pelangi). Saking ke bodonya bertanya namanya akupun tak ingat bertanya apalagi mautahu di mana tinggalnya.

Menit-menit berlalu jam telah menunjukan hampir senja aku bergegas kembali kerumah karena orang yg aku lamuni sudah sedari tadi menggalkan tempa ini.


Lihatlah matahari mulai temaram di upuk barat bersamaan dengan hati yang mulai terlupakan

Jauh memandang awanpun mulai mengkelabu meninggalkan kecerahan yang seolah bukan miliknya

Angin ini seakan menyuruh separuh jiwaku untuk pergi berlahan demi perlahan hingga semua seperti biasa

Hanya berharap kepada bulan tlong jauhkan kesedihan , terlalu jauh hati ini melayang karna pengharapan yang semuanya hanya timbul pengharapan

Percayalah kita akan dipertemukan dan saya akan selalu percaya itu dengan ataupun tanpa engkau percayai.

Magribpun berlalu menyisahkan kenangan manis walau sebatas senyum. Walaupun baginya aku mungkin tak sediktpun terlihat yang terpenting bagi ku dia adalah lembaran baru. Aku kembali mengigat senyuman itu yg aku juga blum sempat bertanya siapa namanya mungkin terlalu takut bagi ku untuk sekedar berkata hi, kamu....(nama dia). Yaaa sudahlah niat baik akan terilhami baik juga kata nopel yg pernah ku baca.

   malam semakin larut telah melewati ba'da sholat isya. Hemm gumamku mengerutu dengan nada yg malas, sontak langsung ku jatuhkan tubuhku di kasur terbukus seprai yang lembut. Dengan sedikit gerak ku ambil ponselku dan kunyalakan tak lama berselang ku lihat di beranda sosmet kawan yg kutemui tadi mengekpose poto mereka melawati beranda ku. dengan sedikit pengharapan langsung ku perhatikan sekali lagi dan benar saja ia memang dengan gadis yang ku bilang pelangi hujan sore julukan pelangi itu ku laturkan karena aku belum tau namanya dan pelangi juga menandai bahwa hujan kesedihan dihatiku mulau reda dan berganti denganya"pelangi".
Kupandang lebih dalam poto tadi akhirnya terbesit di hatiku untuk sekedar tahu namanya karena memang benar tak cinta akibat tidak ada perkenalan hehehhe tertawa kecilku. Langsung saja ku chatt temanku 'manis tu yang diaebelah heheh kataku dan di jawab olehnya temanku kan semuanya memang manis-manis ' iya-iya semuanya manis kecuali kamu hehh, oh ya ngomong -ngomong siapa namanya? Kataku .dibalesnya datar namanya virna sukaya...?? Iya hehe kenalin dong btw boleh mintak no phone nya, semenit berselang kembali ia balas ok ni nomernya 08526840*** hati-hati jatu hati hehe tar sakit. Kira kira begitulah akhirnya ku tau namanya.

Sehari berselang perasaan ku semakin berbunga lewat teringat senyumnya terlalu berharap mungkin inilah cinta yang belum dikenal akibatnya hanya meranam sendiri tanpa ia (virna) ketahui.
Didiamku ku coba memberanikan diri untuk menyapanya. Kuketik di keyboard ku Hi.. dengan sesikit keraguan ku klik tombol send yang berarti pesanku telah ku kirim. Dan benar saja keraguanku seolah bertambah lusu karena pesan yang ku kirim tiga jam yang lalu tak kunjung di balas. Mungkin bagi virna untu apa merespon pesan dari orang yang belum kenal. Sudahla jangan terlalu pesimis dan suhuzon(dalam hatiku).
Malampun berlahan kembali datang begegas ku tarik gas dak pergi ke mushola yang tak jauh dari rumahku. Ba'da magribpun selesai dari dapur rumah kudengar suara pesan masuk dan ku baca hi juga (dari virna) dan ku balas virna kan? ...send lima menit berlalu balasan darinya riba iya. Siapa?...
Kata-kata siapa membuatku seolah dilema besar jujur tak semudah mengakui yg dia mungkin tidak juga tau walaupun kusebut nama. Kini giliranku yang diam berjam-jam dengan sengaja karena tak berani walauhanya menyebut nama. Sehari berselang kembali ku chatt dan kutanyakan lg apa? Tiga menit berlalu aku lagi nonton. Siapa? Balasnya akhirnya ku balas tulis saja noname ujarku, maksusnya(balas virna), yaa tulis saja no name alasanya biar aku saja yang tahu kamu karena kalau kamu tau aku yakin kamu tidak akan membalas pesanku jawabku panjang.

Begitula aku ibarat orang gundah yang berujung malu mengakui diri sendiri. Serba takut takut rasa yang salah dan juga takut takberbalas. No name bagiku lebih dari sekedar tak bernama tapi semua menandakan tak ada yang perlu diketahui jika aku sendiri yang mengakui cukuplah waktu yang memberi tahu takdir yang akan didapat.

Seminggu berlalu rasa terpendam semakin dalam. Rasa yang mungkin berujung sedih, gundah bahkan kecewa tapi sudahlah cumah satu yang kuharap saat ini dianggap ada itu sudah lebih dari cukup. Juga seminggu berlalu berlabuh sudah hatiku didermaga yang mengambang jauh dari pandanganya. Dapat ku baca dan kulihat keindahan tabu darinya. Tabu yang mungkin dia tak pernah tahu kalau aku terus memandangi sosoknya dari jauh, aku yang selalu berharap memiliki dgn ikhlas adanya dan berharap dapat menambatkan ikatan ke dermaga yang bisa ku singgahi selamanya.

Tapi..

Ini ibarat berteriak di dalam air tak akan ada seorangpun yang tahu walaupun sekuat tenaga ku berteriak aku akan berusaha menjadikanmu makmum di hidupku....

Harapan ku kokohkan didalam bait-bait doa karena hanya itulah yang mampu ku ucapkan walautak diketahui tapi penuh pengharapkan. Harapanku tak lebih dari aku dianggap ada dihidupnya, Selamat sore pelangi baruku(virna)......



Chapter two (peta ku mulai lusuh)

Kendali nahkoda seakan selalu merisalah setiap perkataan hati, ia mengarah yang bukan diharapkan oleh naluri. Mungkin aku harus kembali membuka peta arah agar tahu dimana aku harus tepatnya berlabuh, TapiWaktu telah mengkalkulasi semua upayah. Kini peta sudah lusuh di derpa angin hingga mengambang jauh di lautan berbuih. Maafkanlah aku hanya bisa terus berlayar kedepan seolah tak peduli palung dalam, gunung berapi bahkan karang-karang menghalangi. Tuhan engkaulah yang tahu bukan aku yang menghendaki tapi naluri ini yang menuntuni. Semakin lama ku berlayar semakin pula dermaga itu seakan menghindari.

Berminggu berlalu aku masih di titik tatapan yang sama mengharapkan virna menganggap aku ada di harinya bukan untuk menjadi kekasih, aku hanya berharap ia sekedar menganggap aku adalah nyata.
Kami memang terus berkirim pesan dan sudah pasti aku selalu berharap lebih setiap kesempatanku dibalas olehnya tapi lagi-lagi ia membalas seolah tak pernah ada harapan disana. Datar dan dingin tetap jadi santapan yang ku anggap manis bahkan tak jarang hanya di balas 'iya, ngak ngapa-ngapain, nonton' selalu saja sebatas itu. Padahal dinaluriku hanya ingin ada timbal balik yang sama seperti perhatianku padanya. Tapi terlepas dari itu semua ia masih jadi penyair di sisi hatiku. Bodoh memang tapi ngak apa-apa, hidup selalu dua pilihan berharap atau diharapakan dan satu lagi saling mengharapkan. Saat ini sesadarku memang aku yang selalu berharap. Dan aku belum peduli Sesuka dia memang kenyataanya begitu.

Tiga hari berselang aku bertemu dan menayakan dengan sahabatnya era putri yang sering di panggil era.
Hi sambil menepuk tas ranselnya dengan sedikit terkejut ia membalas ia ram( namaku rama karena dari awal emg belun disebutin) sorry apa kabar kamu tanyaku dan ia balas aku baik- baik saja kamu tanya era kembali sama aku juga begitu memang si ada yang kurang baik ungkapku, ada apa kamu galau ya sambil senyum nyinyir dan aku mengelah sok tau emangsi dikit sebab sahabatmu cuek banget ra aku jadi binggung apa si yang salah, sabar aja mungkin butuh waktu bagi dia untuk memberi respon santai.. ungkap era semakin nyiyir ntar aku salamin de mau kan? Tanpa suara aku hanya mengancungin jempol tanda aku setuju karena posisiku saat ini sudah diatas motor baruku dan sudah mau pulang.
"Sampe lumpa perkenalan aku adalah tama seorang pujangga cinta yang dari dulu berjuang cinta belum pernah mengetahui manisnya cinta. ada si yang naksir aku tapi aku ngak suka dan ada juga gadis yang ku sukai tapi malah gadisnya yang belum tentu mau seperti si virna".

Perasaan selalu begitu takpernah sama yang dikehendaki, memang sih seharusnya aku bisa menerima apa yang aku dapat tapi lagi-lagi semua tak segampang itu. Aku selalu ingat pesan bung karno keinginan yang sesungguhnya ialah orang-orang yang memperjuangkan keinginanya.
Malam berlabuhku aku masih sibuk dengan perasan. Memang bodoh yang aku rasakan dan memang betul itulah kenyataan. Selalu berharap kepada orang yang belum tentu ingin diharapkan dan selalu berjuang untuk orang yang belum tentu ingin diperjuangkan. Tapi sudahlah perasaan pesimis ku ini harus aku buang dan berharap hanya ilusi. Dan terualah kuat untuk berupayah wahai naluri karena ada pemilik hati disana menungguh perjuangan mu(gumam ku dalam hati).

Kini aku telah habis olehmu
Kini hatiku telah beku olehmu
Perasaan,cinta, kasih sayang bahkan jiwaku telah tertuntun hanya ke arahmu.
Malam telah ku anggap terus berpurnama.
Siangpun telah ku anggap terus berpelangi.
Engkau bisa menuntunku kearah yang lebih baik bahkan sempurna karena cintamu,
tapi kau sangat mampu merubahku menjadi sangat buruk bahkan begitu mudah engkau mampu membunuh hatiku juga karena cintamu pula.

Waktu ...aku berharap engkau semakin cepat berlalu biar aku segera tahu perasaanya padaku...


》》》chapter three《《《
Special perpormance

Di stasiun persingahan aku kembali berharap niatku pergi hari ini berjalan luruS denga waktu. Hari ini merupakan hari tepat waktunya aku untuk special perpormance musicalisasi puisi. Oh ya aku memang penggemar berat karya sastra dan saat ini aku lagi fokus penyelsaian cerpen terbaruku dan puisi juga dan yang sangat aku dambahkan adlah pada ajang mukalisasi puisi tahun ini. Kejuaraan ini(musikalisasi puisi) adalah perlombaan pertama yang aku ikut karena sebelum-sebelumnya aku masih sibuk dengan karya terpenting di hidupku untuk menyelaaikan gelar serjana, yaa benar sekalu karya tersebut sebua scripai dengan 89 halaman tergolong lumayang panjang. Karaya itu telah berlalu dan sudah ku nikmati hasilnya sekarang.
Melalui perlombaan musikalisasi tahun ini aku sangat berharap ada katagori yang bisa ku menangkan walaupun satu. Sudah seminggu belakangan ini kami menyiapkan dengan teman-teman sekitar 10 orang anggota. Mungkin kira-kira pukul 11.00 malam nanti kami samapai disana dan perlombaan baru akan dimulai pukul 04.00 sore besok.
Seraya menuju stasiun yg sebentar lagi akan mulai memberkatkan kereta api kelas ekonomi maklum dengan jumla 10 orang anggota cukup lumayan kalau menggunakan kelas exsekutip.
Sebelum berangkan aku sempatkan mengirim pesan kepada pelangi senjaku(virna)"aku pergi ya tolong bantu doa supaya niat baik kami terjabah!! Wassalamualaikum" send/terkirim. Dengan sesegerah mungkin ku tutup ponselku karena aku sedikit pusing kalau dikendaraan sambil terpaku dengan layar hanphone. Aku dan team kembali diskusi untuk pormasi terbaik untuk besok, karena ada pendapat dari kawan-kawan untuk musikalisasi nanti adanya adegan mati lampu seluruh pentas biar penonton bisa terbawah suasana walaupun proses mati lampunya paling gak sampai satu menit tapi kalau diawal penonton sudah terbuai dan hanyut pasti aelanjutnya penonton juga menagalir denga musikalisasi kami. Dan seluruh team sepakat untuk itu tinggal kami menungu sampai di pengianapan dan kami berencana adakan prepare atau latihan terakhir sebelum perpormance biar semua team kompak dan tau waktu masuknya.
Pukul 10.00 malam kami sudah samapai dan segera mencari pengianapan terdekat untuj cek in dan untuk istirahat makan terus tidur latihan kami sepakati pukul 09.00 pagi besok.
Belum berselang 30 menit kami telah tibah di penginapan berkat bantuan supir taksi karena jujur ini kali pertama kami kekota ini. Dengan secepat mungkin kami menyelsaikan proses cek in dan memesan 10 porsi nasi goreng ayam bakar serta 10 cup jus tomat biar pagi besok tetap bugar. Karena tomat kaya dengan vitamin c melebih buah jeruk dan buah-buah yang lain jadi sangat cocok untuk menjaga kebugaran pisik.

Pagi seolah begitu cepat bagi kami pukul 08.00 semuat anggota team telah bergegas mandi dan sarapan. Saya seperti biasa karena pagi-pagi selalu makan nasi yaaa seperti prinsip orang indonsia biasanya kalau ngak makan nasi belum dikatakan makan walaupun hanya sarapan.
Sekarang semua anggota telah siap untuk latihan yang terakhir kambali ke peran masing-masing. Aku khusus narator, dua sahabatku sebagai team sibuk yang menyiapkan keperluan di belakang panggung termasuk make up pemain, satu orang sebagai pengatur dialog dan gerak dan timer masuk pemain, dan sisanya pemeran adegan dan pemusikal. Yaa itulah anggota kami walaupun baru pertama mengikuti kejuaraan seperti ini tapi kami sudah seperti para propesional karena kami memang telah menyiapkan semuanya.
Latihan kami berjalan kurang lebih satu jam setengah karena banyak gerak dan adegan yang kami robah dan biar bisa mengalir dengan penonton. Bagi kami penonton adalah napas bagi sebuah pementasan jika penampilan mendapat tepuk riuh, tangisan dan tertawa berarti pesan musikalisasi tersebut sampai ke penonton tapi kalau penonton diam kaya ada jangkrik brarti penampilan ngak menarik sama sekali. Makanya kami tidak memikirkan juri bakal tertarik atau tidak yang terpenting penampilan kami menyenangkan dan menghibur penonton.
Setelah lelah kami istirahat kebetulan jam telah menunjuk pukul 12.00 itu artinya kami harus break dan makan siang plus sholat sebagai ritual berserah diri dan berdoa.

Waktu yang kami tungguh selama tiga bulan kini hadir persis sejengkal didepan hadapan kami, angan itu terarah jelas di lurus pandangan kami. Kini tinggal aturan tuhanlah yang berlaku sebagai takdir terakhir dan berharap doa dan harapan kami di iyakan oleh sang pemilik dan pengatur semuanya(begitulah doa kami haturkan).

Kebetulan kami tampilan urutan kelima dari 13 kontestan, jadi kami kembali memantapkan mental sambil berserah diri sementara dua dari kami sibuk menyiapkan alat peraga pendukung di belakang panggung. Juga satu orang lagi menyiapi alat meke-up sebagai pendukung karakter, karena di aturan musikalisasi yang diadakan oleh lembaga bahasa kali ini membebaskan pengunaan karakter dan pendukung selagi tidak melanggara inti dari musikalisasi itu sendiri. Kami diberi waktu maksimal 30 menit dan kami rasa waktu tersebut cukup bagi kami karena kemungkinan penampilan kami hanya memakan waktu 20 menitan.
Dan 3 penampilan berlalu sangat bagus dan banyak dapat tepuk tangan dari penonton termasuk kami yang ikut menyaksikan. Karena ini penampilan ketiga berarti kami sudah harus siap-siap menungguh panggilan.
Tak bisa dipungkiri kami semuanya gemetaran dan sedikit cemas menungguh panggilan dan salah seorang dari kami(makeup posision) berani membuka bicara "kita telah sampai disini kita tidak usah berpikir juara berapa kita nanti tapi berbuatlah yang terbaik sebagai ucapan terimakasih kita kepada raga pemilik jiwa ini yang telah kita repotkan selama latihan berbulan-bulan dan masalah juara itu adalah hasil akhir sepantasnya kita serahkan pada yang pemberi segalanya" baru saja selesai ucapan itu suara terdengar " peserta dengan no urut 5 dengan judul musikalisasi 'separuh jiwaku pergi' dipersilahkan masuk ke pentas". Cerita ini mengkisahkan lewat puisi tentang kemuliaan cinta suci;

Aku, dimana aku wahai angin
Apa aku masih di alamnyatamu?
Apa aku masih di alam sejukmu?
Apa aku masih di alam hembusanmu?

Atau aku sudah berada di topanmu?
Mungkin juga aku telah di badaimu?
Terburuk mungkin aku sudah tanpa udaramu?

Aku salah karena tak merawatmu
Aku bahkan salah tak merindumu
Aku memang seolah lupa padamu

Angin
Ini aku yang sebenarnya
Ini aku yang semutlaknya
Ini aku seadanya

Angin
Sadar aku takbisa hidup tanpamu
Sadaraku tak mungkin jauh darimu
Sadar aku aku adalah kamu

Angin
Bawah kembali wanita nadiku
Bawah kembali wanita napasku
Bawah kembali wanita darahku

Angin
Separuh jiwaku adalah dia
Separu jiwaku adalah miliknya
Separuh jiwaku telah bersumpah padahnya

Angin
Biarkan biarkan dia hidup bersamaku
Kan aku tebus semuanya dengan nyawa baktiku padanya.

begitulah petikan dari sedikit isi puisinya, tak kami sangka penonton ikut larut dalam penampilan kami tak sampai disitu tak sedikit yang tersentuh dengan penyesalan yang dialami lelaki pejuang maaf di cerita tersebut sampai mengeluarkan binar air mata. Kami seakan takjub ketika tangisan diiringi tepuk tangan yang gemuruh setelah penampilan kami usai. Pengumuman pemenang akan di umumkan 2 jam setelah semuanya tampil. Jadi kami tinggal menungguh hasil. Tatap otimis

》》》》》chapter fourth《《《《
Harapan lagi

Pengumuman perlombaa sudah akan di baca di hadapan kami dengan ratusan pasang mata yang berharap menjadi yang terbaik. Kini semua keputusan ada di tanggan juri semua telah melakukan sebaik mungkin berharap berkesan baik atas semua penampilan yang di tunjukan. Satu persatu kategori di umumkan dan grub kami dapat predikat penantang baru terpaporit versi dewan juri dan penonton dan team kami juga kebagian tatarias terbaik( kami sangat bersukur atar raihan semua itu), sedangkan kategori kekompakan, aktor, aktris, tata panggung dan sekenario semuanya di raih oleh team kota setempat memang kami sadar betuk kualitas aktor-aktor mereka memang sangat berpengalaman jadi sangat tepat kalau mereka terbaik.

Sekarang kami tinggal menungguh pengumuman juara harapan, juara 3,2, dan 1. Pengumumanpun dibaca dengan penuh ketegangan. Suara pengumuman yang kedua memanggil grub kami itu berarti kami meraih juara kedua diajang kali ini. Dan peringkat 2 dan 3 kembali di raih team kota setempat sekaligus mereka menyabet juara umum.

Bagitulah hasil perlombaan perdana kami, kami tetap bersyukur dan berharap kedepan dan melakukan hal yang lebih baik lagi. Sudah jadi kebiasaan anak muda jam sekarang(jaman now) langsung ku posting ke sosial media tentang penampilan dan tropy yang kami dapat. Karena aku aktif di blogspot, malam harinya langsungku posting kiriman ku keblogspot dan ku share di grub fb dan whatapps teman-teman. Banyak yang mengucap congratulation atas pencapaian kami.
Berkat postingan tadi di luar dugaan pengunjung blogku melonjak 3 kali lipat dan diluar dugaan lagi aku mendapat direct messag dari stap pak bupati untuk mengisih acara di malam perayaan hari jadi kabupaten kami kelima bukan sekedar itu pak bupati telah berencana menyuruh kami membuat sanggar kesenian semua pasilitas kebutuhan sanggar akan di peraiapkan pemda langsung. Dan kami di undang makan malam bersama minggu depan untuk bahas rencana kami kedepan.
Memang kabupaten tempat kami tinggal adalah daerah pemekaran baru dan sangat butuh dengan anak mudah seperti kami sebagai generasi penerus pembangunan.

Begitulah tanggapan positip yang kami dapat kami menyadari segala hal harus di lakukan secara ikhlas dan melakukan yang terbaik. Masalah hasil pasti takan pernah di kecewai oleh usaha.

Malam ini kami berencana akan mengelilingi kota ini dan makan-makan sebagai memeriahkan kemwngan karena besok juga kami akan pulang untuk membawa berita bahagia ini. Di perjalan mengelilingi kota aku kembali teringat pelangi senjaku yang sudah dua hari ini tanpa kabar, ku beranikan diri untuk menelponya teryata nomornya tidak aktif dan aku hanya bisa meninggalkan pesan suara hai maaf menggangu oh ya aku dan teman-teman kemarin meraih juara 3 di pentas musikalisasi puisi dan sekarang kami sedang memeriakan raihan kami terimah kasih suportnya.
Begitu pesan suara yang ku tinggal untuknya. Dan aku kembali bergambung ke teman-teman untuk memeriakan acara kami.


》》》》》chapter fifth《《《《
Habis olehmu


Berjam-jam berlalu meninggalkan gemerlap keramaian kemarin, kini kami telah tersungkur di kampung halaman. Pelepas penat dengan tropi penyemangat. Seribu sukur yang terus terpuji didalah hati untuk ubgkapkan bahwa tuhan tak pernah menghianati orang yang berusaha.

Pagi ke dua menjelang meninggalkan bait-bait keindahan aku sudah mulai melupakan apa yang telah terjadi. Kini fajar subuh seolah penambah emosi batin supaya dapat di ungkapkan lewat pepata do'a-do'a ke indahan. Doa yang mengarah pada masalah perasaan dan hati, 'tuhanku yang maha pengetahui engkau tau apa yang aku inginkan dan engkau sangat tau apa yang tak pantas ku harapkan. Dekatkanlah ia(pelangi senja) dengan cara-cara yang mustajabmu bila ia memang untukku tapi namun bila ia hanya sebatas napsu emosiku dan takmungkin dapat kumiliki biarlah ia berlalu dengan tanpa menyisa bekas terlalu dalam lagi'.

Kini waktu telah berputar begitu cepat tertidurku dalam harapan hingga nyata jam telah menunjuk pukul 11. Akhirya aku beranikan diri untuk berjumpa dengan pelangi senja (virna) jam 4 sore di taman yang tak jauh dari rumahnya.

Deras waktu seolah mempersingkat pertemuan aku telah berada di taman ini dari 5 menit yang lalu. Dari kejauhan aku lihat pelangi yang ku tungguh datang dengan dress santai warna ke biruan dan muka dengan senyum meriah. Ku sambut dan kusapa dia hi maaf ngerepotin kamu untuk bertemu. Ngak apa-apa kok biasa aja silaturahmi kan penting aku juga ada yang mau di omongin ujar virna.

"Dengar kata-kata itu aku bingung dengan seribu tanya dihati. Apa yang ia maksud, mau ngomongin apa? Sudahlah hadapin ajalah''

5 menit berbincang dia nyeletuk aku ajak teman kesini aku mau kenalin ke kamu tadi dia lagi ke supermarket depan ada yang mau di beliin paling sepulu menit lagi datang. Kamu tadi mau ngomongin apa ujarku?
Dengan lembut ia jawab "kemarin 3 hari yang lalu aku bertunangan dengan anak sahabat papa yang kebetulan kami sudah akrab dan rencananya resepsi pernikahan akan langsungkan bulan depan. Kamu harus datang kamu adalah sahabat paling dekat denganku selama ini. Aku tau kamu punya perasaan sama aku, aku juga sama inilah jodoh, mungkin kita nggak berjodoh saja. Kemarin aku sempat mau menelpon kamu kasih kabar sewaktu kamu di sana tapi aku takut ganggu kamu yang lagi fokus untuk pementasa (terpancar senyum ketulusan kita ia berhenti bicara) itu menandakan hatinya jujur mengatakan itu.

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba kekasih virna datang menghapirinya langsung aku di perkanlakn denganya oya andi ini temanku yang ku ceeitain kemarin. Kekasihnya bilang oh ini sahabat baik mu itu beb kenalin aku andi langsung kujulurkan tangan aku tama, virna banyak cerita tentang kamu tam kata virna kamu orangnya baik, selalu ad buat dia kalau lagi bete terimakasihya udah menjadi sahabat baik virna (kata kekasih virna. Ngak apa kok ndi sekarang giliran kamu jagain baik-baik virna hehe(aku berusaha menghibur diri). Cuacapun mendung dan kami saling berpamitan.

"Bertapa hancur perasaanku bersama dengan gemuru sore ini gadis yang selalu aku idamkan akan menjadi penyemangatku teryata menjadi pemilu hatiku, gadis yang kukira akan memiliki rasa sama sepertiku teryata hanyalah mimpi bagiku. Kini semua berubah tubuhku seperti tak ditungguhi lagi. Perasaanku tak tentu rasa... aku ....aku dan aku tak tau apa yang harus aku teruskan dalam hidup ini. Ia telah mematikan rasaku.
Hujan turun begitu deras aku masih ditempat tadi bersembunyi di baling-baling payung ini terdiam lesu dan gulana. Pikirku hanya satu untuk menerusi hidup ini aku harus lari dari sini dan memulai suasana baru dan itu akan kumulai, biarlah mimpi disini berlalu untuk gadis pelangi senja itu terimakasih kini pelangi senjamu telah terhapus hujan yang lebih deras kepadaku.

Satu yang kuketahui...


Dirimu disana hilang..

Mengacuhkanku yang telah memendam perasaan. Yang bahkan telah perlahan ku arahkan..


Menunggumu disini..

Menunggu hilangnya sepi..

Kucoba mengganti arah..

Ternyata kau tetap disana, tak tergugah..


Semua yang kuketahui. Kucoba acuhkan demi mengabaikan perih. Meski itu tak membuatku berhenti, untuk menyukai dirimu..


Akhirnya segala usaha kuhentikan. Kubekukan dalam memori waktu. Karena kau juga perlahan berubah. Tak sebaik dahulu. Inikah balasannya selama ini? Dari menyukai hingga mencintai yang telah seseorang memiliki?


Beribu usaha dan upayapun kurasa itu hanya akan meninggalkan perih.

Ingin bermimpi memiliki tapi ditakdirkan kehilangan


Putuslah harapan yang tergantung padanya. Yang telah kupercayakan padanya. Betapa Bodohnya aku, mempercayai orang yang hanya dapat menghancurkanku.


Mungkin aku akan melupakanmu. Dalam waktu yang begitu lama. Agar tak kurasa lagi perih di lubuk rasa.







Created by. Selamat permono