be a good moeslim and dies as suhada

Date

Thursday, 13 November 2014

puisi



 Tuhan inilah Permintaanku……..
By. Selamamat permono
Tuhanku yang maha tahu dariku aku telah menerima ujianmu, tantanganmu, dan anugrahmu
Tuhanku….
Rasa kurangku, rendahku, lemahku telah aku rasakan  dan karena aku tau engkau punya alasan untuk itu , akupun telah menjadikan itu semua ujianmu bahkan aku merasakan kelebihan ketika engkau mengigatku dengan cara itu.
Tuhanku….
Tantangan hidup yang seakan naik dan turun darimu telah ku alami dan itu pun telah kuanggap tantangan mu , karena tantangan itu aku percaya engkau mempercayaiku untu menyelsaikan nya karena sekali lagi melalui ini aku berterimah kasih karena engkau telah membesarkan ku.
Tuhanku….
Anugrahmu yang meng agungkan ku saat ini telah aku rasakan dari sejak aku kemuka bumi ini, maka apa bila ini juga ujian darimu aku mohon berikan nasihatmu kepadaku jika ku salah, dan apabilah aku telah tersesat berikanlah aku cobaanmu supayah aku sadar.
Dan tuhanku
Pesan terakhirku apabila engkau telah menganggapku jadi manusia yang penuh pengabdiaan kepadamu saat itu aku minta engkau cabutlah nyawaku karena aku sudah cukup merasakan jadi hambah mu dibumi ini dan aku sangat merinduhkanmu di akhirat sana. itulah sebabku mengapa aku ingin kau cepat jemputku.
                                                                             Create by. Selamat permono


Tuesday, 28 October 2014

sumpah pemudah 2014

Karawang-Bekasi
karya: Chairil Anwar



Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Chairil Anwar (1948)
bung sharir,bung karno, bung hatta

Monday, 22 September 2014

di kemulaan fajar

Di kemulaan fajar
Jika malam ini telah di telanjangi oleh seindah-indahnya pagi , dikalah rembulan merona tak kalah telah mengalah oleh ke cerahan mentari disaat itu auk tersukur dan terpuruk semangat oleh pagi-pagi pengairah jiwa.
aku Tak memandang keatas ataupu kebawah yang selalu ku hadap adalah ke lurusan cahaya mentari pembuka pagi ,disana tempatnya pertama mengatakan kebenaran terangnya dan disana tempat ia mengatakan pertama kebenaran piluh gelapnya.
Jiak ku terteku iman yang benar maka kebenaran kehendak yang ku terima dan bila ku terpuruk iman maka ke gagalan kehendak yang ku kan capai dan mengakhiriku, terelung derita tanpa nestapa mungkin itulah ke indahan yang akan di janjikanya jiaka ku terteku iman dan telemah  gairah terencana keburukan mungkin itu nasipku jika ku terengah dengan kelalaian.
Demi gairah demi mimpi dan demi keanggunan nasihat ilahi adalah mukjijat, demi napsu demi kehendak maka kata-kata ibu adalah racun penyemagat paling mustajab.

Terbiasalah dengan awan maka engkau akan meningmati ke agungan permainan pelangi dan kebenaran warnanya. Biru ketika cerah, putih ketika mengairah dan abu-abu ketiaka melemah jiwahnya