by. selamat permono
Terik lagu kupetikan lewai senar
penyambung kalbu
Niat terbiat teriakan makna kata cinta bertuturkan
naluri
Asa tertutup dan terhapus oleh napsu
Rasapun telah kebal oleh secarik gambar
indah nan tusukan kalbu
Bintang
kini berjatuhan berbarengan November pengantar hujan
Awan terang
dan lagit biru telah mengkilap lesu berganti samar gemuruh
Benih-benih
asa dulu telah mati berganti kesekian
kali
Samar dan
terus semakin temaram sekian setiap penghujung terang
Kita memang tak ditemukan oleh keberuntungan
Kita
tak juga harus terhalang oleh nasib dari tuhan
Kita
memang tak berakhir dengan tercucuran keindahan
Kita
tak perlu juga berpantun sedih lewat kesalah pekaan
Mentari
memang telah menjadi senja yg akan terbenam
Bulanpun
akan berakhir dengan datangnya fajar penjelang siang.
Biar
begitu adanya asal jangan begitu apa adanya
Biar
begitu sedih awalnya jangan pulah begitu pilu di akhirnya.
ia memang mati asa tapi tidak untuk mati rasa
ia
memang mati ilusi tapi belum harus kehilangan naluri
yang
hilang akan berganti seiring hari
dan
yang pergi akan tau kemana ia akan kembali.
"teruntukmu bait semu pengantar rindu"