Berlalu
Setahun
berlalu angin masih sama seperti harapan berawal
Dua
tahun berlalu anginpun masih kearah yang sama berhembus
Tiga
tahun yang mulai hilangpun angin masih bergerak menerpa arah yang sama
Dan
kini anginpun masih ada dengan arah sama tapi derasnya yang mulai samar
Semua itu dengan landasan cinta yang berselimuti
kesucian
Semua
itu berdasarkan kesucian hati yang murni
Semua
itu berawal dari kemurnian hati yang
kokoh
Dan
semuapun terbangun oleh kekokohan niat yang satu
Angin
tahun pertama membuat hati ini tak
tergoyahkan bahkan itu menjadi alasan yang tekat mengapa jiwa ini masih menungguh,
seolah jiwa ini seperti terpatahi oleh niat keyakinan cinta. Tahun pertama
berlalu harapan barupun mulai bertumbuh dengan asa cinta yang lebih berkalbu.
Angin
kedua tahunpun berlahan tapi pasti melewati niat baik ini yang lagi-lagi
berlawanan dengan keinginan yang
diharapkan. Jiwa ini mulai mengerucut pilu tapi hati ini seperti buta
apa yang dirasakan jiwa sehingga jiwa ini tetap bangkit dengan napsu cinta yang murni.
Menungguh
demi menunggu dan terus menunggu sampai akhirnya tahun ketiga menunggupun
menghampiri dengan seberkas lamaran suci hati ini, tapi sudah seperti yang
tebayangkan anganpun seakan melayang, seakan tak bertanggung jawab dengan apa yang
didambahkan dulu.
Apabila
ada tahun keempat jiwa dan hati ini sepertinya sudah mengibarankan benderah
kekalahanya, tapi tubuh ini percaya cinta itu tanpa pamrih yang berartikan
boleh memberikan cinta tapi tak harus mendapatkan balasan cinta pula.
Kesucian
kini kuharapakan biar jadi kesucuian abadi
Kemurnian
kini kuharapkanpun jadi kemurnian abadi
Begitupun
kekokohan niat pun kubiarkan tertanam abadi
Hingga
angin bisa mencabutnya.